Bab 14 - Oasis

1.5K 195 15
                                    

Dua hari yang lalu

Gempa dan badai itu sangat buruk.

Suara hembusan angin memekakkan telinga. Guncangan bumi membuat debu dan pasir berjatuhan dari reruntuhan Dar al-Syifa. Sebagai seorang arsitek, Kaveh takut bangunan yang kaya akan sejarah di sekelilingnya runtuh. Jika rumah sakit itu hancur, tak ada lagi yang tersisa dari sejarah penyakit eleazar yang menyerang warga gurun ribuan tahun silam.

Meski begitu, keselamatan jiwa adalah yang utama. Kaveh segera menyuruh Rana dan Kaeya yang sedari tadi berada di sisinya untuk keluar.

"Cepat, cepat! Kita harus segera keluar!" teriak Kaveh sembari memeluk Rana. Ia merasa bertanggung jawab atas keselamatan mahasiswanya itu sehingga lebih baik ia yang tertimpa pasir dan kerikil dari langit-langit dari pada Rana.

Kaeya juga ingin membantu. Ia berjalan lebih dulu di depan untuk menahan angin kencang agar memudahkan langkah Kaveh dan Rana.

Hanya saja, Kaveh menyuruhnya, "Kaeya, cari Alhaitham, Cyno, dan Azariq. Pastikan mereka selamat."

Sembari berusaha menjaga matanya tetap terbuka, Kaeya menjawab, "Tidak. Mereka memiliki satu sama lain. Tanpa diawasi juga mereka akan mencari cara sendiri untuk menyelamatkan diri."

Kaveh mengutuk dalam hati. Seharusnya ia tidak menyarankan rombongan mereka untuk berpencar. Awalnya ia pikir akan sesak jika setiap bangsal rumah sakit dijejali enam orang. Sekarang ia jadi khawatir jika terjadi sesuatu pada suaminya.

Tak lama kemudian, Kaveh, Rana, dan Kaeya tiba di lobi Dar al-Syifa. Angin semakin ribut dan debu pasir membuat mereka kesulitan untuk melihat apapun di radius lima meter.

"Di luar lebih berbahaya. Sebaiknya kita menunggu di dalam," saran Kaeya sembari mengawasi sekeliling.

Tapi Kaveh menggeleng. "Bagaimana dengan gempanya? Bangunan ini berguncang dan sewaktu-waktu bisa runtuh." Ia kemudian mengeluh penuh kekhawatiran. "Hh, di mana pula Alhaitham? Kaeya, tolong jaga Rana. Aku harus mencarinya."

Sebelum Kaeya sempat melarangnya, Kaveh sudah lebih dulu masuk ke dalam bangsal di sisi lain Dar al-Syifa. Sesekali ia harus berhenti untuk bertumpu pada dinding agar ia tidak terjatuh, tapi kembali melangkah dengan segera agar bisa bertemu suaminya.

"Haitham! Di mana kau?" teriak Kaveh panik. "ALHAITHAM!"

Tidak ada jawaban dan ia jadi harus masuk lebih dalam.

"Al—"

"Aku di sini," jawab sebuah suara yang membuat Kaveh segera berbalik. Wajahnya sudah penuh kelegaan mengira ia akan berhadapan dengan Alhaitham namun rupanya yang datang adalah Azariq.

Wajah penuh kelegaannya pun segera berakhir ketika mengetahui orang yang dicarinya sedari tadi tergolek lemas di lengan sang pemandu gurun dan Cyno.

"Ha-Haitham? A-apa yang terjadi?!" Kaveh buru-buru meraih tubuh Alhaitham dan menarik suaminya itu ke sisinya. Ia tahun Azariq dan Cyno lebih kuat darinya, tapi perasaan ketika seseorang memeluk orang yang dicintanya sendiri membuat Kaveh merasa lebih tenang.

Azariq tidak segera menjelaskan. Ia membantu Kaveh membawa Alhaitham ke lobi Dar al-Syifa untuk bergabung dengan yang lain sebelum menjelaskan, "Dia meledak."

"HAH?" tak hanya Kaveh yang terkejut, tapi juga Kaeya dan Rana.

Kaeya mengerutkan keningnya kebingungan. "Apa maksudmu?"

"Saat kutemukan, dia sedang meracau, berteriak tidak jelas, dan menyebut beberapa nama. Tubuhnya pun panas dan keringat mengucur deras. Kalian bisa melihatnya dengan mata kepala kalian."

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now