Bab 33 - Alhaitham vs Kaeya

1K 131 29
                                    

Setelah melewati malam yang panjang, tibalah Alhaitham dan Diluc di Angel's Share. Karena Diluc tidak mau para pelanggan melihat sabernya, ia masuk ke dalam bar lewat pintu belakang. Sementara itu Alhaitham, ia keluar mobil dengan santai layaknya pengunjung biasa.

Hanya saja, ketenangannya tidak bisa bertahan lama. Begitu ia melihat motor Kaveh terparkir di depan bar, bola matanya nyaris keluar dari kelopak.

Alhaitham benar-benar lupa dengan pasangannya itu. Ia ingat saat di Khaj-Nisut Kaveh entah bagaimana berhasil mengirim pesan ke benaknya. Pria itu nampaknya baru tiba dari Liyue dan sedang menunggunya pulang.

Karena Alhaitham sibuk, ia menyuruh Kaveh untuk makan malam sendiri dan tidur. Ia tidak menyangka kalau pasangannya itu justru berada di Angel's Share pada pukul 2 dini hari.

Segera saja Alhaitham masuk ke dalam bar. Ia memindai seisi ruangan dan segera menghampiri meja di mana ada pria berambut pirang yang tengah meneguk sebotol penuh anggur merah. Itu adalah anggur terkuat yang dijual di Sumeru. Kaveh yang memiliki toleransi alkohol rendah tentu saja segera kehilangan akalnya.

"Ahahahaha! Memang paling benar aku menghabiskan waktuku di sini. Si rambut perak menyebalkan itu tidak akan memarahiku atau membuat kekacauan di rumahku."

Seisi bar mendengar keluh kesah pasangannya. Sebagai seorang suami yang sedang dibicarakan, Alhaitham malu.

"Kaeya, Kaeya! Dengarkan aku! Tadi aku sudah pakai pakaian seksi. Kau tahu, seksi! Sangat tipis. Dia sangat suka dengan pakaian tidurku itu dulu. Aku mengenakannya untuk menyambutnya pulang, tapi ia tidak ada!"

Sebenarnya, Kaveh secara harfiah sedang mengenakan pakaian seksi itu. Atasannya dibuat dari kain sutra putih lembut yang memeluk otot-otot tubuhnya yang ringan. Tulang belikatnya nampak dan tidak ada kerah yang menutupi leher jenjangnya.

Untuk celana, Kaveh mengenakan celana pendek berbahan sama. Celana itu hanya menutupi paha atasnya saja dan menampakkan begitu banyak kulit pada bagian lain sebagai efeknya.

Pelipis Alhaitham berkedut ketika mengetahui asetnya dipertontonkan ke semua orang seperti itu. Ia dapat merasakan tatapan haus dari seluruh meja. Setelah dilihat-lihat, Alhaitham merasa tamu pria malam itu jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Sepertinya berada di bar semalaman mengundanh banyak ngengat busuk. Begitu Kaveh berhasil dibawanya pulang, ia bersumpah untuk mencongkel semua mata yang melihat keindahan Kaveh malam itu.

Tak berhenti sampai di situ, Kaveh melanjutkan, "Kaeya, sepertinya kau benar. Kemalanganmu di Liyue kemarin adalah ulah seorang Dewa yang iri padamu. Kau mungkin tidak tahu siapa Dewa itu, tapi aku tahu. Dewa itu pasti SI KUTU BUKU SIALAN yang sangat tidak berperasaan itu!"

Ketika Kaveh berteriak, ia berdiri dari kursi dengan oleng sembari mengangkat tinggi-tinggi botol anggurnya. Karena Kaeya takut Kaveh tiba-tiba jatuh, pria itu turut berdiri untuk menstabilkan tubuh Kaveh. Ia memegang pinggang sang arsitek yang hanya dipisahkan kain setebal 1 mm, ia megang lengan seputih salju Kaveh, ia juga berbisik di telinga pria yang mabuk itu.

Habis sudah kesabaran Alhaitham. Matanya menyala hijau saat ia berjalan penuh amarah menghampiri pusat kekacauan di bar.

Dengan suara dewatanya yang dalam, Alhaitham memanggil, "Kaveh."

Yang dipanggil seketika merinding.

"Apa kau panggil-panggil?! Lewat telepati lagi. Kalau mau panggil aku, panggil dari hadapanku. Cepat! Aku menunggumu!"

Alhaitham mengepalkan buku-buku jarinya. Dengan sabar, ia menjelaskan. "Kaveh, bagaimana kalau kau menoleh ke arahku? Mungkin kau jadi tahu dari mana aku memanggilmu sekarang."

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now