Bab 39 - Rencana

832 113 0
                                    

Angel's Share di siang hari tidak seramai di malam hari. Bar cabang dari Mondstadt itu terkenal dengan minuman keras dengan kadar alkohol tinggi dan orang-orang Sumeru hanya minum itu di malam hari. Ketika Alhaitham tiba di bar tersebut, ia dapat berjalan dengan santai tanpa takut gerak-geriknya diamati. Segera saja ia ke lantai dua di mana ruang kerja Diluc berada dan menemui rekan barunya itu.

Di dalam ruangan, Diluc duduk di kursinya sembari mengamati peta gurun yang terpampang di layar hologram. Ada berbagai simbol yang Alhaitham tidak mengerti di atasnya. Mulai dari yang berwarna merah, biru, dan lain sebagainya.

Setelah Diluc mempersilakannya duduk, Alhaitham bertanya, "Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"

Diluc menarik napas panjang sebelum menjawab, "Banyak. Sangat banyak. Intinya ada di peta ini."

Alhaitham menolehkan kepala ke arah dinding di mana Diluc memancarkan hologram dan membiarkan Diluc menjelaskannya.

Di Teyvat, wilayah gurun terbagi menjadi dua. Satu di utara, satu di selatan.

Gurun yang selama ini Kaveh survei bersama anggota timnya adalah gurun bagian selatan. Di sana ada istana, makam, dan bangunan-bangunan penting lainnya. Bisa dibilang, gurun bagian selatan adalah pusat pemerintahan di masa lalu.

Mengapa di selatan? Karena wilayah tersebut lebih layak huni dibanding wilayah utara.

Ada Gunung Damavand yang berdiri di tengah-tengah wilayah utara dan badai pasir bertiup nyaris sepanjang tahun di sana. Jika tidak terbiasa tinggal di gurun dan mengetahui celah bertahan hidup di sana, orang akan mati dengan mudah.

Pada peta yang Diluc tunjukkan, simbol-simbolnya banyak tersebar di wilayah utara, khususnya yang berwarna merah.

Diluc berkata, "Sepulang kita dari Khaj-Nisut, aku menyuruh semua informanku berkumpul untuk melaporkan seluruh pengamatan mereka di gurun. Ini adalah hasilnya dan aku yakin kau tidak suka membacanya."

Diluc kemudian mengeluarkan buku dan menyuruh Alhaitham membacanya. Di sana juga ada peta yang sama dengan yang ada di hologram namun memiliki keterangan yang lebih lengkap.

Sembari Alhaitham membaca, Diluc menerangkan, "Fatui sepertinya sedang mempersiapkan sebuah pergerakan besar. Sepertinya rumor kebangkitan Raja Deshret dan Nabu Malikata telah sampai ke telinga mereka. Titik-titik merah ini adalah perkemahan mereka yang tersebar di gurun. Yang berada di utara Gunung Damavand sudah mencapai puluhan. Selagi kita bicara, mereka berjalan ke selatan dan menggabungkan kekuatan dengan anggota lainnya."

Sembari membolak-balik buku catatan, Alhaitham berkata, "Hmm, pantas saja Rukkha dan aku merasakan kekuatan besar di utara. Sudah kuduga. Kekuatan itu berasal dari mereka."

Diluc tidak kaget jika Alhaitham sudah tahu lebih dulu sebelum Sang Dewa mengamati lapangan secara langsung. Hanya saja, ia tak mengerti satu hal. Ia bertanya, "Kekuatan? Hanya perasaanku saja atau kekuatan yang kau maksud itu memang kekuatan seperti kekuatan supranatural?"

Alhaitham telah selesai membaca seluruh informasi di dalam buku dan meletakkannya di atas meja saat menjawab, "Itu benar. Kekuatan yang kumaksud adalah kekuatan supranatural atau kekuatan Dewa."

"Bagaimana bisa? Kudengar Fatui diberkahi oleh Archon mereka. Apa Archon Snezhnaya ada di sana?"

"Tidak. Sebenarnya, itulah yang ingin kudiskusikan denganmu hari ini. Setelah kuamati lebih teliti, sepertinya setiap anggota Fatui memiliki sedikit kekuatan Dewa yang melindungi mereka dari mengawasan Dewa lain. Kau sudah bertahun-tahun mengawasi mereka. Tahukah kau akan kekuatan itu? Mungkin mereka memiliki senjata suci, atau jimat, atau apapun."

Seketika Diluc mengerti apa yang Alhaitham ingin ketahui. Ia segera beranjak dari kursinya dan mencari sesuatu di lemarinya. Ia mengotak-atik sebuah mekanisme terlebih dahulu sebelum sebuah laci rahasia terbuka dari samping lemari. Diluc mengambil sesuatu dari dalamnya dan menunjukkannya pada Alhaitham di atas meja.

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now