Bab 7 - Kebangkitan Ay-Khanoum

2.1K 230 19
                                    

Setelah pertemuan resmi dengan Nahida dan para dekan dari semua fakultas, Kaveh resmi diangkat sebagai pemimpin utama proyek pemugaran aset-aset di gurun. Nama resmi proyek itu adalah:

Kebangkitan Ay-Khanoum

Ay-Khanoum adalah nama kerajaan kuno yang dipimpin oleh Raja Deshret, Nabu Malikata, dan Rukkhadevata di masa lalu sebelum akhirnya Nabu Malikata meninggal dan Rukkhadevata memutuskan untuk berpisah dan membangun peradabannya sendiri di timur Sumeru.

Itu adalah kerajaan yang hebat. Meski yang tersisa kini hanyalah puing-puing semata, tapi warisannya tak lekang oleh waktu di hati warga Sumeru.

Pemimpin utama proyek Kebangkitan Ay-Khanoum adalah Kaveh dan wakilnya adalah Alhaitham. Ketika Alhaitham tahu Kaveh tidak akan pernah mau mundur dari proyek, ia mengajukan diri untuk mendampinginya dalam proyek tersebut. Karena tidak ada siapapun yang keberatan, Kaveh dan Alhaitham resmi menjadi tonggak kesuksesan proyek tersebut.

Satu minggu kemudian, rapat pertama Kebangkitan Ay-Khanoum diadakan.

Di hadapan semua orang, Kaveh dengan percaya diri mendeklarasikan, "Aku akan membuat wilayah Ay-Khanoum menjadi permukiman."

Semua orang membelalakkan mata mereka.

Cyno sang Mahamatra bertanya, "Apa maksudmu? Bukan tempat wisata, bukan juga cagar budaya yang dilindungi, tapi kau menjadikannya sebagai permukiman?"

Kaveh mengangguk. "Yup. Selama ini orang mengira Sumeru hanya berisi Akademiya, tapi melupakan kalau gurun juga bagian dari kita. Menurut kalian kenapa?"

Cyno menjawab, "Karena Akademiya bisa dibilang yang memimpin Sumeru?"

"Ya, memang benar Akademiya memimpin Sumeru, tapi bukan itu jawabannya. Gurun tersingkirkan karena kita, pimpinan Sumeru yang kau maksud, sengaja menyingkirkannya."

Seorang dekan yang duduk di sudut meja lalu bertanya, "Tapi jika kau ingin merangkul gurun dan menjadikannya permukiman, apa tidak sulit? Untuk menumbuhkan lobak di pasir tandus itu saja nyaris mustahil."

Seolah tahu kalau para hadirin akan menanyakan itu, Kaveh segera menjawab tanpa ragu. "Apa kalian lupa salah satu julukan Raja Deshret di masa lalu?"

"Apa?"

Kaveh dengan bangga menjawab, "Ahli holtikultura. Alasan rakyatnya bisa hidup berabad-abad di gurun tandus itu karena ia berhasil menciptakan sistem irigasi yang mampu menghidupi peradabannya."

Alhaitham tidak mengubah ekspresi wajahnya saat ia mendengar Kaveh mengutarakan kelebihannya di masa lalu, tapi ia tersenyum dalam hati.

Kaveh kemudian mengambil Mehrak yang sedari tadi ia letakkan di atas meja dan mengontrol tabletnya itu menyorotkan peta gurun di udara melalui cahaya hologramnya.

"Aku sudah mengumpulkan banyak penelitian terkait Ay-Khanoum. Memperbaiki puing-puing kota kuno tidaklah susah. Selama kita berhasil membangun sistem penopang hidup di sana, orang akan dengan sendirinya bermukim di sana dan membantu kita membangkitkan kembali Ay-Khanoum."

Selagi ia menjelaskan rencananya, ia menunjuk satu per satu wilayah gurun dan rencananya di masa depan. Ia juga mengatakan akan butuh waktu lama untuk menyelesaikan proyek Kebangkitan Ay-Khanoum, tapi dalam satu tahun ke depan ia yakin bisa menjadikan Eye of The Sands, tempat yang diperkirakan sebagai istana Raja Deshret di mana lalu, sebagai pusat permukiman Ay-Khanoum di masa depan.

Mendengar itu, Alhaitham yang sedari tadi diam pun bertanya, "Apa kau sungguh-sungguh menginginkan itu?"

Itu adalah pertanyaan yang aneh. Di saat yang lain bertanya tentang teknis atau jadwal pembangunan yang Kaveh rencanakan, Alhaitham justru menanyakan perasaan Kaveh seolah itulah yang terpenting dalam proyek ini.

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now