Bab 51 - Tiga Dunia

753 119 16
                                    

Kaveh sakit kepala. Ia meremas rambutnya dan menatap refleksinya di atas danau yang dibekukan oleh waktu di bawah kakinya.

Apa yang harus ia pilih?

Apa?

Dunia? Atau Alhaitham?

Masalahnya, Alhaitham adalah segalanya, hidupnya, bahkan dunianya. Jika ia memilih untuk menyelamatkan Teyvat dan membiarkan Fatui membawa Alhaitham, Teyvat tidak lagi berarti baginya. Mungkin ia akan mati bunuh diri setelah ia menolak membuka segel buku pengetahuan terlarang.

Tapi jika ia mati, bagaimana dengan Alhaitham di Snezhnaya nanti? Suaminya itu masih tetap hidup dalam siksaan. Belum lagi anak dalam kandungannya. Jika Alhaitham tahu ia bunuh diri sekaligus membunuh anak yang sudah dinanti-nanti sang suami, Kaveh akan mati dalam keadaan tidak tenang.

Semua ini begitu kacau.

Semua ini membuatnya frustrasi.

Pecut masih di tangannya dan ia berpikir, bagaimana kalau membunuh Fatui saja? Ia bisa mendapatkan Alhaitham dan bukunya kembali.

Dengan pikiran itu, pecut di tangannya menyala. Sulur berduri itu membesar tiga kali lipat dan mulai bergerak mencari mangsa seperti ular dalam semak.

Mengetahui apa yang ada di pikiran Kaveh, Scaramouche berkata, "Kaveh, pilihannya hanya ada dua. Jika kau memilih untuk mendapatkan semuanya dengan cara membunuh kami, kau salah. Mesin yang menopang hidup Alhaitham hanya bisa dinonaktifkan olehku. Hanya aku yang tahu caranya, hanya darahku yang menjadi kuncinya, dan hanya berkah dari Tsarisa untuk mematikan barier pelindungnya. Kalau kau sudah menjadi Dewi sekarang, aku yakin kau dapat merasakan kekuatan cryo Tsarisa dalam mesin ini dan kau tidak mungkin bisa menyelamatkan Alhaitham tanpa kami."

Sebelum Kaveh sempat mempertimbangkan perkataan Scaramouche, Dori menegang. Jinni itu dengan cepat menoleh ke mulut gua dan berkata, "Ada yang datang lagi."

Semua orang menoleh ke arah Dori memandang dan mereka melihat sebuah mobil hijau masuk ke dalam Oasis Abadi. Ketika Kaveh memicingkan mata untuk mengetahui siapa yang ada di dalam mobil, ia terkejut. Tiga orang yang dikenalnya, yaitu Cyno, Tighnari, dan Diluc datang untuk menyelamatkannya.

Dalam hal ini, Kaveh tidak tahu apakah ia harus senang karena diselamatkan atau kesal karena takut Fatui membunuh teman-temannya.

Begitu mobil berhenti, Tighnari, Cyno, dan Diluc memasang badan untuk melindungi Kaveh. Mereka mengaktifkan kekuatan mereka secara serempak.

Cyno menyalakan listrik di tombaknya, Diluc menyalakan api pada sabernya, sedangkan Tighnari memanggil kekuatan alam hingga tubuhnya berpendar kehijauan.

Melihat formasi itu, Dori menjadi antusias. Ia pun ikut masuk dalam tim dan menyalakan dinding pelindung merah mudanya sebagai tameng.

Kaveh tidak tahu bagaimana harus bersikap. Masalahnya, sekarang bukan waktunya bertarung. Mereka kalah atau menang, Alhaitham tetap tidak bisa keluar dari mesin sialan itu.

Kaveh pun berkata, "Teman-teman, turunkan senjata kalian. Perlu kalian ketahui, sekarang aku diberi dua pilihan. Pilih Haitham atau Teyvat. Jika memilih Haithan, aku disuruh membuka segel buku pengetahuan terlarang. Jika tidak mau membuka segel, Haitham akan mati suri selamanya."

Cyno mengerutkan keningnya tak habis pikir. "Pilihan macam apa itu? Sekarang sudah ada aku, Tighnari, Diluc, kau, dan ... ee, siapa namamu anak merah muda?"

"DORI! Namaku Dori! Bukan anak merah muda!" ujar sang Jinni kesal.

"Ya! Sudah ada lima orang dalam tim kita. Mereka kalah jumlah. Kita bisa membunuh mereka."

Your Professor is Mine [Haikaveh]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang