Bab 46 - Pertempuran

714 113 12
                                    

Itu adalah pertempuran berdarah. Alhaitham tidak ada ampun dalam menumpas habis yang berdosa. Dalam satu ledakan energi, mayat-mayat prajurit Fatui berjatuhan dan menggenangi pasir dengan darah mereka.

Satu lambaian tangan Alhaitham, bumi terbalik.

Dua lambaian tangan Alhaitham, monster kuno yang terlelap di bawah pasir ribuan tahun lamanya bangkit untuk menghancurkan formasi pertarungan.

Satu lawan ratusan. Bagi Alhaitham, Fatui hanyalah semut yang dapat mati dalam satu injakan.

Dalam sekejap, semuanya musnah. Kini yang tersisa hanyalah pasukan elit Fatui yang memiliki Delusion di tubuh mereka. Pasukan itulah yang akan menjadi lawan setimpal bagi Alhaitham. Meski begitu, Sang Dewa yakin ia yang akan menang hari ini.

Bagaimanapun juga, Raja Deshret adalah Dewa asli. Manusia sombong yang hanya bermodalkan keserakahan mana bisa mengalahkan dia.

Dari atas langit, Alhaitham dapat melihat empat dari sebelas petinggi Fatui sedang menatapnya dengan ekspresi yang tidak mampu digambarkan.

Selain Pierro dan Dottore, rupanya Fatui membawa dua petinggi lain untuk melawan Alhaitham. Mungkin karena mereka adalah Kartu As Pierro, sedari tadi mereka bersembunyi untuk menunggu waktu yang tepat dalam menampakkan diri. Baru ketika semua prajurit lemah dikalahkan, mereka akhirnya menyapa sang raja.

Yang pertama adalah pria jangkung berambut coklat yang memiliki keceriaan palsu menjijikkan di wajahnya. Ia bernama Tartaglia Childe yang terkenal ahli dalam menggunakan senjata. Alhaitham dapat melihat berbagai macam senjata berkekuatan Dewa di tubuhnya. Pistol jarak jauh di punggungnya, pistol beracun di sabuknya, belati pertahanan terakhir memenuhi betisnya, dan pedang dengan pendar ungu Delusion di tangannya.

Yang kedua adalah pemuda berwajah masam yang mengenakan topi tradisional khas Inazuma. Ia juga menggunakan kimono yang sudah mendapatkan modernisasi.

Namanya adalah Scaramouche dan ia nampak kesal selama pertarungan. Ia duduk dengan acuh tak acuh di atas mobil pengangkut barang yang dilapisi energi Dewa yang kuat. Entah apa isinya, Alhaitham mendapatkan perasaan yang tidak enak.

Scaramouche tidak memiliki Delusion, tapi ia yang berusia ratusan tahun itu sebenarnya adalah boneka yang dibuang oleh Archon dari Inazuma. Kekuatannya juga tidak bisa diremehkan.

Melihat kehadiran dua rekannya yang lain, Dottore merasa percaya diri. Ia menyeringai pada Alhaitham untuk menantang. "Kami memiliki empat manusia yang kekuatannya tak berbeda dengan Dewa-Dewi Celestia. Kau hanya sendirian. Hentikan kesombonganmu, Ahmar kecilku. Aku masih memberimu kesempatan untuk menyerahkan buku itu pada kami."

Sebenarnya Alhaitham tidak merasa terintimidasi dengan para Fatui di hadapannya. Tapi ketika ia ingin unjuk kekuatan untuk menyakiti harga diri Dottore, ia merasakan dua energi yang tidak dikenalnya berada di sampingnya.

Ketika Alhaitham menoleh, dua orang yang dipercaya tengah bergabung bersamanya di medan perang. Dua orang itu adalah Diluc dan Cyno.

Alhaitham terkejut dengan keputusan rekan barunya dari Mondstadt itu. Agar bisa melawan Fatui, Diluc menggunakan Delusion milik ayahnya. Energi dari sarung tangannya itu mengalir ke saber yang telah melindungi seluruh keturunan Klan Ragnvindr. Kini saber diselimuti nyala api yang dapat membakar medan perang.

Sementara itu, Cyno. Pria itu tidak memiliki Delusion, tapi sekujur tubuhnya diselimuti listrik ungu. Ia membawa tombak di tangan dan Alhaitham dapat melihat siluet jakal berenergi listrik di belakang tubuh sang Mahamatra.

Dalam hal ini, Alhaitham tidak terkejut. Ia telah mendapatkan pengetahuan dari Irmisul dan ia tahu Cyno telah memiliki kekuatan sihir sejak dulu berkat Tighnari yang mengajarinya. Cyno tidak pernah menunjukkannya karena ia tidak merasakan urgensinya.

Your Professor is Mine [Haikaveh]Where stories live. Discover now