Chapter 013

5.3K 282 0
                                    

Devi tiba dimana Rani berdiri sekarang, diapun menghampirinya.

"Ran, lo di panggil temen temen lo kesana. Katanya sih disana banyak kayu bakar, kita kesana sekarang" ucap Devi kepada Rani.

"Tapi Dev, tadi gue lihat dihutan sebelah sana banyak juga, gue takut kesana sendirian" ujar Rani menunjuk hutan yang cukup lebat.

"Tapi Ran, kita gak boleh kesana kan udah dilarang" tolak Devi.

"Lo mau pulang gak bawa kayu bakar terus ditanyain sama Pak Lian?"

"Udahlah yuk kesana" lanjut Rani.

"Tapi Ran-"

"Yah udah gue sendirian aja" Rani ingin pergi lebih dulu namun tangannya ditarik oleh Devi.

"Eh eh tunggu Ran" panggil Devi.

"Apaan? Lo mau ikut? Ayok cepetan, habis itu kita susul Mala sama temen temen gue" jawab Rani.

"Yah udah ayok" Devi pun ikut bersama Rani pergi kehutan itu.

Devi dan Rani sudah memasuki hutan terlarang itu. Rani tersenyum licik karena rencananya berhasil untuk mengajak Devi ke hutan ini.

"Dev lo cari kesana deh, kayaknya disana banyak biar gue yang cari disekitar sini" Rani menunjuk ke arah dalam hutan itu.

"Yah udah gue kesana yah, tapi lo jangan kemana mana tunggu sini" balas Devi.

"Iyh ah sana bawell banget sih lo" ujar Rani mendorong Devi untuk masuk dan tidak sengaja membuat gelang pemberian Afan terjatuh.

Devi pun masuk ke hutan terdalam dengan perlahan. Sedangkan Rani dia menyunggingkan senyum bahagia.

"Akhirnya dia masuk juga. Lo senang senang dulu yah didalam, anggap aja ini permainan peta umpet. Gue yang ngumpet lo yang nyari, tapi bedanya lo nyari jalan pulang" ucap Rani tersenyum licik dan berjalan ke arah panah dan mencopotnya lalu membuangnya. Setelah itu dia pergi dari sana dan meninggalkan Devi didalam hutan itu.

****

Devi berjalan sembari memungut beberapa ranting kering ditangannya.

"Ternyata bener apa kata Rani disini banyak banget, soalnya ada pohon gede disini" tuturnya.

Devi terus berjalan kedalam mencari beberapa lagi kayu bakar untuk dia bawa kembali ke tenda.

"Kayaknya udah banyak deh, gue balik aja Rani pasti udah nunggu lama" serasa ranting ditangannya sudah penuh, Devi pun berniat kembali keluar dari hutan itu.

Devi berjalan langkah demi langkah, sampai ia berada dibawah pohon yang ia lewati tadi selama dua kali.

"Lo? Kok? Ini? Pohonnya sama kayak yang tadi?" tanyanya bingung kepada diri sendiri.

Devi mengelilingi pohon besar itu. "Bener, ini sama kayak pohon yang gue lewati pertama" gumamnya.

Devi menggelengkan kepalanya, ia mencoba untuk berfikir positif. Dia kembali berjalan melangkah menyusuri jalan yang berbeda dari yang pertama dan kedua. Tetapi sayangnya, dia kembali lagi dan lagi ke pohon besar itu.

Brukkk

Ranting pohon yang sudah Devi kumpulin itu jatuh dari pegangannya.

"Gak, ini pasti cuma hayalan gue aja" gumam Devi mengucek matanya.

"Gak mungkin, gue mungkin nyasar kan?"

Devi melihat sekeliling dimana hanya ada pohon pohon rindang dan suara suara yang sedikit menyeramkan.

"Gak, gak gue harus bisa cari jalan keluar dari sini" Devi berlari ke arah yang berbeda dari ke tiga jalan tadi.

"Hughh hughh" Devi ngos-ngosan karena berlari.

Dan....

"Pohon ini lagi?" tanya Devi.

Yah, Devi kembali ke pohon besar tadi.

"Enggakk gue gak mau nyasar!" rengeknya.

"Ranii, tolongin gue" teriak Devi namun tak ada jawaban dari siapa siapa hanya suara suara burung yang berkicauan.

Devi mencoba jalan satu lagi, tetapi sayangnya ternyata jalan itu malah menuju ke hutan paling dalam.

"Ranii lo dimana? Tolongin gue Ran" teriak Devi.

"Ranii, Malaa"

"Tolooongg siapapun disini tolong gueee"

Devi masih menyusuri jalan yang entah ujungnya kemana.

"Tolonggg, ada oraaaangg tolonginn gueee gue tersesat" teriaknya lagi yang mulai mengecil karena kebanyakan berteriak.

Devi masih mencari jalan entah kemana, langkahnya mulai lunglai karena sudah hampir 20 menit dia berjalan mencari jalan keluar.

"Toloongg tolongin gue, gue ada disini. Siapapun tolongin gue" teriaknya sedikit lemas.

Devi terduduk dipohon yang sedikit menutupi dirinya dari matahari.

"Capek banget" ujarnya.

"Tolonggg, siapapun tolongin gueee" teriak Devi lagi.

Grruughhhhh

Suara guntur dan petirnya, hari mulai gelap karena awan hitam yang menutupi matahari. Sepertinya akan terjadi hujan malam ini.

"Aaaa" teriak Devi menutup telinganya.

"Mendung? Kayaknya bakalan hujan" gumamnya sedikit bergetar.

Devi berdiri dari duduknya. "Enggak. Gue harus keluar sebelum hujan dan malam, gue gak mau bermalam disini" Devi memulai perjalanannya lagi.

"Tolong siapapun, tolongin guee"

Gruuuggghhhhh

"Aaaaa" Devi kembali berteriak dan menutup telinganya karena geledeknya begitu keras.

"Mama Devi takutt" gumamnya.

Devi kembali duduk di pohon. Air matanya kini mulai mengalir, sebentar lagi malam akan datang dan dirinya masih saja belum menemukan jalan keluar.

"Mala tolongin gue hikss" ucapnya sembari menangis.

"Tolonggg siapapun, tolongin gue, gue gak mau disini hiks tolongin gue" Devi semakin menangis dan ketakutan karena sudah banyak suara suara aneh yang mulai keluar.

"Mama Papa Devi takut hikss, Devi mau pulang hikss" tangisnya.

Devi masih mencoba berteriak siapa tau ada yang mendengar suaranya, tetapi nihil malah suaranya yang hilang perlahan karena berteriak terus.

......

TYPO BERTEBARAN
DIMANA-MANA!!

GENGSTER BUCIN (DEFAN) [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora