Chapter 024

5K 278 0
                                    

Suara motor beriringan dijalan, semua kendaraan menepi dan memberi jalan untuk The Boys.

Devi yang sedari tadi hanya diam, dia merasakan bingung dengan arah motor Afan.

"Fan, kita mau kemana?" tanya Devi sedikit berteriak.

"Rumah" jawab Afan juga berteriak.

"Ngapain?" tanyanya lagi.

"Mama nyuruh gue ajak lo makan siang dirumah" jawab Afan.

Devi pun mengerti. Afan menarik tangan Devi untuk m3m3luk tubuhnya. "Pegangan, biar gak jatoh" seru Afan.

Devi pun mempererat p3lukannya.

Sedangkan The Boys, mereka kini sudah berpencar arah.

****

Tak butuh waktu lama sampai dirumah Afan. Terlihat mobil hitam terparkir di depan rumahnya.

"Papa gak kerja" gumamnya membuka helm.

Devi pun turun dari motor Afan. "Ini rumah lo?" tanyanya.

"Iyh, yuk masuk pasti mereka udah nunggu" ujar Afan.

"Eh eh tunggu dulu" Afan menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanya Devi.

"Emm lo sembunyiin luka lo yah" seru Afan.

"Emangnya kenapa?" tanya Devi lagi.

"Pokoknya lo sembunyiin deh" jawab Afan.

"Iyh iyh" Devi pun menyembunyikan tangan kirinya ke belakang.

Setelah berdiskusi, mereka pun masuk. Disana sudah ada Linda dan Aditya yang menunggu kedatangan Devi.

"Halo cantik" sapa Linda.

"Halo Tante" Devi menyalami tangan Linda.

"Kenapa kamu lama sekali membawanya kerumah?!" tanya Aditya.

"Ck. Afan udah usahain cepat Pa" jawab Afan.

"Ayo sayang duduk" ajak Linda.

Devi pun duduk disamping Afan. Tetapi Afan kembali berdiri.

"Afan ganti baju dulu gerah" ucapnya.

"Sekalian ganti muka" sahut Aditya.

Afan berjalan kearah tangga. "Iyh nanti pakai mukanya Papa" jawab Afan.

"Kurang ajar!"

"Mas, sudah ah. Godain anaknya terus, nanti dia marah baru tau rasa kamu" ucap Linda.

"Dia tidak akan marah, kalau pun marah dia tau akibatnya apa" balas Aditya.

Devi terkekeh melihat tingkah anak dan Papa ini. Selera humornya sangat tinggi.

"Dev, kamu tidak mau mandi dulu? Pakai baju tante, tante punya baju yang kekecilan" tawar Linda.

"Gakpapa tante, gak usah" tolak Devi.

"Gimana sekolah mu?" tanya Aditya.

"Alhamdulillah baik Om" jawab Devi.

"Afan tidak menjahili kamu kan?" tanya Aditya lagi.

Devi terkekeh. "Enggak kok Om, Afan gak pernah jahilin Devi"

"Tadi pagi Afan tidak menjemputmu?" lagi, Aditya bertanya.

"Iyh Om, katanya sih kesiangan"

"Gitu, biar nanti Om kasih dia hukuman"

"Hukum aja hukum" sahut Afan yang tiba tiba turun dari tangga.

"Gak perlu Om, Afan gak perlu dihukum" tolak Devi.

"Tuh dengerin" Afan duduk disamping Devi tapi tanpa sengaja tangannya menyenggol luka di tangan Devi.

"Awashh" ringis Devi mengeluarkan tangannya yang dia sembunyikan dari tadi.

"Si4lan! M4t! Gue" gumam Afan seakan sudah tau apa yang akan terjadi.

"Devi, tangan kamu kenapa?" tanya Linda.

Devi melihat Afan dengan raut wajah melas. "Emm ini tante" Devi terbata bata.

"Afan! Kenapa tangan Devi!" tanya Aditya tegas.

"Gak kenapa kenapa Pa" jawab Afan.

"Gak kenapa kenapa kamu bilang?! Diperban kayak gini kamu bilang gak kenapa kenapa? Mata kamu mau Papa c0l0k, terus Papa jual mau kamu?!!" geram Aditya.

"Pa. Papa apaan sih, becandanya" seru Linda.

"Lihat anak kamu, sudah mulai bohong" ucap Aditya.

Devi dia tertegun, tak menyangka akan seperti ini karena tangannya yang terluka itu.

"Nanti malem Papa mau bicara sama kamu" seru Aditya.

"Ya Pa" Afan hanya pasrah, dia tau Papanya akan menghukumnya karena hal ini.

"Sudah sudah, sekarang kita makan aja" ucap Linda.

"Ayo sayang" lanjut Linda mengajak Devi.

Mereka semua pun makan siang. Setelah selesai, Devi pamit untuk pulang karena ada tugas yang harus ia kerjakan.

****

Didepan rumah, Afan memasangkan helm ke kepala Devi atas perintah Aditya.

"Fan" panggil Devi.

"Hemm" jawab Afan yang sibuk memasang helm dikepala Devi.

"Jangan pulang dulu bisa?" tanya Devi.

"Emangnya mau kemana?" tanya Afan balik dari bersandar di motornya setelah selesai memakaikan helm ke Devi.

"Gue mau ngomong penting sama lo" jawab Devi.

"Oke, tapi kemana?"

"Terserah lo"

Afan mengangguk dan naik keatas motor lalu diikuti oleh Devi. Afan pun menyalakan motornya dan menancapkan gasnya ke tempat yang sering ia datangi jika ada masalah.

......

TYPO BERTEBARAN
DIMANA-MANA!!!

GENGSTER BUCIN (DEFAN) [SELESAI]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu