Chapter 045

4.4K 239 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 22.00 malam. Aditya dan Linda mereka saat ini tengah berada di rumah Devi. Begitu juga dengan The Boys, mereka bersama Basmalah dan Violeta.

Hari sudah semakin larut, tetapi tidak ada tanda tanda Devi pulang. Mereka semua merencanakan untuk mencari Devi hingga ketemu.

"Jadi sekarang kita harus gimana Om?" tanya Rakha.

"Kita harus cari Devi malam ini meskipun kita harus mencarinya sampai pagi" jawab Aditya.

"Tidak usah Ditya, ini sudah malam. Kita lanjutkan pencariannya besok aja, kasihan anak anak pasti mereka capek" tolak Gabriel.

"Gak bisa gitu Briel! Ini menyangkut nyawa Devi, aku tidak mau menantu aku kenapa kenapa" ucap Aditya membuat semua orang melongo.

Aldi ingin menimpali ucapan Aditya tapi dengan sigap Arya menutup mulutnya. Karena dia tau, kalau Aditya sedang serius tidak bisa diajak becanda.

"Aku tau Ditya, aku Papanya aku juga khawatir sama dia. Tapi ini masih malam, kita lanjut pencariannya besok pagi aja" balas Aditya.

"Briel bener mas, kamu juga butuh istirahat supaya besok ada tenaga untuk mencari Devi" ucap Linda menenangkan suaminya.

"Iyh Mas, aku tidak apa apa. Kita lanjutkan besok lagi cari Devi nya" lanjut Maria.

"Om Tante, kita berdua boleh nginep sini gak? Sekalian besok kita juga ikut nyari" ujar Basmalah.

"Boleh Mala, kalian berdua tidur dikamar Devi aja" jawab Maria.

Mereka berdua pun pergi ke kamar Devi. Linda berdiri dan duduk di samping Maria.

"Ria. Kamu harus istirahat, jangan terlalu memikirkan Devi, insyaallah Devi besok akan ketemu" ucap Linda.

Maria mengangguk. "Makasih yah Mbak"

"Ayo istirahat di kamar" Linda memapah tubuh Maria menuju kamarnya.

Sedangkan di ruang tamu tersisa para laki laki saja disana. Afan duduk di samping Papanya.

"Pa, Afan izin cari Devi malam ini" izinnya.

"Jangan Afan, ini sudah malem. Om takut nanti kamu juga kenapa kenapa" tolak Gabriel.

"Tapi Om-"

"Om Gabriel bener Fan, lo harus istirahat agar tenaga lo kuat besok pagi nanti" potong Eby.

Aditya menepuk punda Afan. "Papa tau kamu khawatir, Papa juga sayang. Tapi kita harus mentingin diri kita sendiri dulu, kalau terjadi apa apa dijalan nanti yang repot bukan kita tapi mereka semua"

Afan mengangguk mengerti, semuanya berjaga jaga disana. Mereka masih berharap Devi bisa pulang malam ini tanpa harus di cari. Afan terus memandangi pintu rumah, berharap ada yang membukanya. Tetapi nihil, tidak ada yang buka sama sekali hingga akhirnya dia terlelap dalam tidurnya.

****

Disisi lain, seorang gadis terikat di kursi tua dan mulut yang ditutupi penutup hitam. Matanya terbuka, dia melihat sekitar tempatnya yang sudah tua dan usang itu. Dia juga melihat dirinya sendiri yang terikat oleh tali putih yang mengelilingi tubuhnya.

"Ehmmmmm!!" ucapnya karena susah akibat penutup hitam itu.

Dia menggoyang goyangkan kursi itu hingga membuat ke berisikan di ruangan itu.

"Ehmmmmm!!!"

Tok

Tok

Tok

Suara langkah sepatu menuju kearahgadis itu dengan perlahan. Dia mamakai setelan baju warna hitam dan penutup mulut.

Prok

Prok

Prok

Saat tersisa bebarapa langkah, dia bertepuk tangan dan tersenyum dari balik penutup mulutnya.

"Ehmmmmm!!!" gadis itu kembali menggoyang goyangkan kursinya.

Orang itu berjalan dan membuka penutup hitam gadis yang ia culik itu.

"Lepasin!! Lepasin gue!" teriaknya.

"Tolonggg! Lepasinnn!!"

"TERIAK! Teriak sekencengnya!" teriak orang itu dan mencengkram dagu gadis yang ia culik.

"Gak akan ada yang denger suara lo DEVI!!" tegasnya dan melepaskan cengkramannya hingga membuat bekas kukunya disana.

Yah Devi, gadis itu adalah Devi. Dan seseorang yang menculiknya adalah seorang perempuan.

"Siapa lo? Kenapa lo culik gue? Apa salah gue?!" teriak Devi.

"Salah lo apa? Iyh? SALAH LO APA?!" orang itu berteriak dan berjalan kearah Devi lalu kembali mencengkram dagu Devi.

"Salah lo, karna lo udah datang ke kehidupan gue!" bisiknya ditelinga Devi.

Orang itu mencengkram dagu Devi kuat hingga membuat sedikit darah keluar akibat kukunya.

"Lo udah ngerebut kebahagiaan GUE!!" orang itu menghentakkan dagu Devi dengan kasar.

Air mata Devi menetes, dia menahan rasa sakit di dagunya yang sudah muncul banyak darah akibat kuku orang itu.

"Sebenarnya lo siapa sih ha?!" tanya Devi.

"Lo mau tau gue siapa?" tanyanya.

Dia membuka penutup hitamnya dan menunjukkan wajahnya. Dia tersenyum licik, tetapi Devi terkejut melihat itu.

"Lisa" seru Devi.

Yah orang itu adalah Lisa, inilah rencana yang ia rencanakan bersama Kevin. Menculik Devi!

"Iyh, ini gue Lisa. Kenapa? Kaget? Iyh?"

"Kenapa lo lakuin ini Lis? Kenapa? Salah gue apa?" tanya Devi.

"LO NANYA SALAH LO APA?!" teriak Lisa membuat ruangan itu menggema.

"Lo itu udah rebut Afan dari gueeee" lanjut Lisa.

"Gue gak pernah rebut Afan dari lo, lo salah Lis"

Lisa tersenyum dan berjalan lalu mencengkram kembali dagu Devi dengan kuat.

"Gak pernah lo bilang? Loh lihat sekarang, dia lebih milih lo daripada gueee!!"

"Tawpi guwe gak mintaw Afan untuk milih guwe" jawab Devi yang masih di cengkram oleh Lisa.

Lisa menghentakkan dagu Devi dengan kuat. "Cuih! Basi tau gak!"

"Pliss Lis, lepasin gue, gue mau pulang" ucap Devi.

"Lepasin lo begitu aja? Oh tentau tidak, ini adalah cara terakhir gue supaya Afan jauhin lo dan deket sama gue" tolak Lisa.

"Lis gue mohon, lepasin gue"

Lisa menghiraukan ucapan Devi, dia pergi meninggalkan Devi disana sendiri.

"Lis Lisa, lepasin gue!!" teriak Devi.

"Hiks, Mama Papa, tolong Devi" tangisnya.

Darah sudah bercucuran dibaju Devi, dia meringis menahan sakit di dagunya.

"Ya allah bantu Devi, selamatkan Devi, Devi mohon"

..........

TYPO BERTEBARAN
DIMANA-MANA!!!

GENGSTER BUCIN (DEFAN) [SELESAI]Where stories live. Discover now