Chapter 027

5K 285 0
                                    

Matahari sudah sedikit tinggi, jam menunjukkan pukul 06.30 pagi. Afan duduk disofa, dia menunggu Devi turun dari kamarnya.

"Sory yah lama, tadi gue habis nyari buku MTK gue keselip" seru Devi menuruni tangga dan berjalan kearah Afan.

Afan berdiri dari duduknya. "Gakpapa, santai aja. Yuk jalan" Afan memegang tangan kanan Devi.

Degh

Jantung Devi berdegup sepuluh lebih kencang. Matanya melihat fokus ke mata Afan.

"Ya ampun kenapa nih jantung" gumam Devi dalam hati.

"Ayok, malah bengong lagi nanti telat mau lo" ujar Afan membuyarkan lamunan Devi.

"Ha? Apa? Oh iyh ayok" jawab Devi.

Mereka berdua pun keluar rumah.

"Gue belum ijin sama Mama" ujar Devi.

"Udah, tadi udah bilang" balas Afan.

Devi mengambil helmnya tetapi susah untuk dipakai.

"Sini gue bantu" seru Afan.

Mata mereka beradu, hanya sisa satu jengkal saja antara mata Afan dan Devi. Setelah lima menit bertatapan, Afan membuyarkan lamunannya dan lalu naik ke motornya.

"Naik Dev" suruhnya.

Devi pun menurut dan naik di jok motor Afan.

Setelah Devi naik, Afan menarik kedua tangannya kedepan. "Pegangan biar gak jatoh" serunya.

Devi hanya membalas senyumnya. Afan pun menyalakan mesin motornya dan menarik gasnya menuju sekolah.

****

Jam istirahat pun tiba, di kelas hanya ada Devi karena dia menyelesaikan tugas yang diberi guru tadi. Sedangkan Basmalah dan Violeta mereka berdua lebih dulu ke kantin lalu Afan dia pergi ke markasnya karena di panggil Rakha.

Satu siswi masuk ke kelas Devi. "Dev, lo dipanggil Mala ke halaman belakang" serunya.

"Halaman belakang? Ngapain kesana?" tanya Devi bingung.

"Gue gak tau, tapi cuma disuruh kesana" jawab siswi itu.

"Yah udah kalau gitu, makasih yaa" balas Devi dan siswi itu pun pergi.

Devi membereskan buku bukunya kedalam tas. "Ngapain yah Mala manggil ke halaman belakang" gumamnya.

Setelah selesai, Devi pun pergi ke halaman belakang. Disana tidak ada siapa siapa, Violeta dan Mala pun tidak ada disana.

"Mal" panggil Devi.

"Mala gak ada, adanya gue" suara itu berasal dari arah belakang Devi.

Devi pun menoleh, betapa terkejutnya saat Lisa yang ada di belakangnya bukan Basmalah.

"Li-lisa" tutur Devi.

"Akhirnya kita bisa bicara empat mata seperti ini" ucap Lisa.

"Apa mau lo?" tanya Devi.

Lisa tersenyum miring. "Mau gue gak banyak, gue cuma mau lo jauhi Afan"

"Kalau gue gak mau?" tanya Devi.

Lisa terkekeh. "Lo gak mau jauhin dia? Lo berurusan sama gue!"

"Gue gak mau berurusan sama lo" sahut Devi.

"Yah udah tinggal lo jauhin Afan aja, gampang kan" sambung Lisa.

"Emangnya lo siapa sih minta gue jauhin Afan? Pacar aja bukan?!" ujar Devi.

"Lo gak kenal siapa gue?! Cuihhh, cupu!!"

"Gue gak ada waktu buat kenal orang kayak lo" ucap Devi.

"Songong banget ya lo" balas Lisa.

"Sory gue mau pergi, gue gak ada waktu bicara sama lo" Devi ingin pergi dari hadapan Lisa tapi dicegat oleh tangan Lisa.

"Eitsss. Sabar dong dulu, gue masih belum selesai" seru Lisa.

"Apa lagi? Lo mau minta gue jauhin Afan? Iyh? Jawabannya gue gak bisa, puas lo!" jawab Devi.

"Uhhh ada yang sok suhu" Lisa mencengakram tangan kanan Devi.

"Lo mau tangan kanan lo sama kayak tangan kiri lo" lanjutnya.

"Lepasin gue Lisa!" ucap Devi.

"Gue akan lepasin lo! Tapi lo jauhin Afan!" teriak Lisa.

"Lo percuma maksa gue buat jauhin dia, dia aja gak mau jauhin gue!" balas Devi menahan sakit ditangannya.

Lisa tersenyum miring. "Dia akan jauhin lo, kalau lo gak ganjen sama dia!" gertak Lisa.

"Lo gak ada hak buat larang gue deket sama Afan!" teriak Devi.

Lisa lebih mencengkram tangan Devi. "Kalau gitu lo berurusan sama gue!"

Tangan kiri Lisa menarik rambut Devi kuat.

"Awwwsshh sakit Lisa" ringis Devi.

"Gue minta lo jauhin Afan!" teriaknya yang masih menarik rambut Devi.

"Awwww. Gue gak maksa dia buat deket sama gue, dia sendiri yang deket sama gue" jawab Devi.

"Gue gak mau tau! Yang penting lo jauhin Afan" Lisa lebih menarik lagi rambut Devi.

"Sakit Lisa lepasin!"

"Gue gak akan lepasin lo, sebelum lo bilang kalau lo akan jauhin Afan"

"Sakit Lisa" ringis Devi.

"LISA!!" teriak Afan dari arah barat, dia berlari menghampiri dua orang itu.

"Lepasin Devi" lanjutnya setelah sampai dan mencoba melepaskan tangan Lisa dari rambut Devi.

"Gue gak akan lepasin kalau lo gak jauhin nih cewek" balas Lisa.

"Lo gila ya? Ha? Lepasin tangan lo dari rambut Devi" Afan memaksa tangan Lisa lepas dari rambut dan akhirnya tangan itu terlepas.

Afan pun langsung m3m3luk Devi dan mengelus rambutnya. "Lo gakpapa? Sakit ya?" tuturnya bergetar.

Devi melepas pelukan Afan. "Gue gakpapa"

Tangan Lisa terangkat ingin menampar Devi, tapi dengan cepat dihentikan oleh tangan Afan.

"Lo berani nyentuh Devi, habis lo sama gue!" gertak Afan dan menghentakkan tangan Lisa kebawah.

"Kenapa lo lebih milih dia?!" tanya Lisa.

"Gak ada urusannya dengan lo kalau gue milih Devi!" balas Afan.

"Dasar PHO!!" Lisa ingin menjambak rambut Devi lagi tetapi dihalang oleh Afan, sedangkan Devi dia bersembunyi dibelakang Afan.

"LISA! SEKALI LAGI LO NYENTUH DEVI, HABIS LO DITANGAN GUE!!" teriak Afan tegas.

"Kenapa lo belain dia? Kenapa?!"

"Karna dia pantas buat di belain! Gak kayak elo!" geram Afan.

"Sampai gue lihat lo nyakitin Devi lagi, gue pastiin lo akan keluar dari sekolah ini!" lanjut Afan dan menarik tangan Devi untuk pergi dari sana.

"AWAS YAH LO CEWE GENIT! LO GAK AKAN HIDUP TENANG!!" teriak Lisa saat Afan dan Devi sudah menjauh.

"AARRRGGGHHH!!"

Lisa frustasi, dia dikelilingi oleh amarahnya. Emosinya sudah membeludak, dia tidak terima Afan lebih milih Devi dibanding dirinya.

Lisa mengepalkan kedua tangannya. "Gue akan jauhin lo dengan Afan, apapun itu caranya meskipun gue harus keluar dari sekolah ini!"

........

TYPO BERTEBARAN
DIMANA-MANA!!!

GENGSTER BUCIN (DEFAN) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang