Pantai -25-

31 5 0
                                    

Hari minggu ini aku, Desi, dan Lisa pergi ke rumah Fita. Kita berempat berencana menghabiskan waktu bersama hanya untuk saling bercerita, dan menghabiskan weekend dengan menjadi kaum rebahan bersama.

Kita berempat merebahkan tubuh di gazebo dekat kolam renang rumah Fita. Sudah beberapa jam kita berempat berada sini, melakukan banyak hal. Mulai dari menonton drama korea sambil ngemil, bercerita hal-hal random, sampai me-review kelakuan orang lain.

Rasanya kurang afdol kalo kaum cewek kumpul tanpa me-review kelakuan orang lain. Tapi yang kita review itu selalu sesuai fakta yang kita lihat, bukan cuma sekadar rumor semata.

"Kok bisa, ya? orang lain pada pacaran. Terus bisa double date sama temen-temennya, lha kita satu circle jomblo semua," celetuk Fita seraya menatap langit-langit gazebo.

"Iya ya, baru sadar kalo kita satu circle jomblo semua," sahut Lisa yang juga terlentang menatap langit-langit gazebo.

"Kenapa kalian nggak nyari aja?" tanya Desi yang tengah tengkurap sembari menikmati sebungkus snack.

"Nggak segampang itu Des. kita tuh harus memilih yang bener-bener tepat, biar nggak dibikin love bombing," jawab Fita seraya mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersila.

"Terus kenapa lo nggak nyari des?" tanya Lisa sembari menoleh ke arah Desi.

"Gue mau fokus belajar aja," jawab Desi singkat padat dan jelas. Desi memang yang paling pintar di antara kita berempat, dia juga sangat ambisi dalam hal belajar.

"Bilang aja lo bucinnya ke cowok fiksi sama K-Pop, mangkanya nggak tertarik sama cowok di real life," cetus Lisa yang dibalas tatapan tajam oleh Desi.

Apa yang Lisa ucapkan sepertinya memang benar, karna Desi adalah k-popers pengagum Park Chanyeol EXO sekaligus penikmat dunia oren garis keras.

"Santai aja Des, serem amat tatapan lo" lanjut Lisa. Aku dan Fita yang melihat perdebatan mereka sontak tertawa.

"Ta, kenapa lo nggak sama Rendy aja? Kayaknya kalian cocok deh," tanyaku yang sengaja ingin menggoda Fita.

"Dih ogah banget gue sama dia, mendingan gue jomblo aja," tolak Fita sembari memperlihatkan ekspresi muka jijik. Aku, Lisa, dan Desi tertawa melihat reaksi gadis itu.

"Ih, nggak boleh gitu ta, ntar suka lo sama dia. Awas ke makan omongan sendiri." Entah kenapa saat aku melihat Fita dan Rendy, mereka terlihat cocok meskipun sering bertengkar.

"Lo sendiri gimana sama Rafael sya?" tanya Fita balik.

"Ya nggak gimana-gimana, nanti sore Rafael mau ajakin gue ke pantai," ucapku sambil bangkit dari posisi tidurku. aku sangat antusias dan tidak bisa menyembunyikan hal ini dari mereka bertiga.

"jangan-jangan Rafael mau nembak lo sya." Desi yang awalnya tengkurap kini mengubah posisinya menjadi duduk.

"Masa iya sih, des?" sela Lisa yang juga bangkit dari posisi tidurnya.

"kemarin pas gue nyuruh lo buat tanya tentang hubungan kalian, lo udah tanya sya?" Kemarin pada saat aku dan Rafael makan di warung lalapan, tiba-tiba Fita mengirim aku pesan menyuruh aku untuk tanya tentang hubungan aku dan Rafael.

Dengan cepat aku menggeleng, "belum ta, gue belum berani."

"Lo harus berani sya, biar semuanya jelas dan nggak cuma buang-buang waktu," cecer Fita dengan serius.

"Iya sya, lo harus berani," sahut Lisa yang meyakinkan aku.

"Yaudah deh, iya. gue coba," pungkasku.

****

Rumah Singgah Where stories live. Discover now