Taman -38-

32 4 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan, kemudian mengucek mataku yang terasa gatal. Rupanya pagi ini aku terbangun terlalu siang, terlihat dari sorot cahaya matahari yang masuk dari sela-sela gorden kamarku tampak begitu terang.

Aku melihat ke arah jam yang berada di atas nakas. Ternyata benar, Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Segeralah kusibak selimut yang menutupi tubuhku, dan merenggangkan otot-ototku sebelum beranjak dari tempat tidur.

Sekitar jam lima pagi tadi aku baru tiba di rumah, perjalanan dari Jogja ke Jakarta selama semalaman membuat badanku terasa begitu lelah.

Dengan mata yang masih terasa berat aku keluar dari kamar berjalan menuju dapur. Aku merasakan cacing-cacing di perutku sudah memberontak meminta makan.

Sampai di dapur, aku melihat Bunda tengah terduduk di depan meja makan ditemani secangkir teh hangat dan satu buah tablet yang berada di tangannya.

"Pagi Bund, Bunda nggak ngantor?" Sapaku sembari menuangkan air putih ke dalam gelas.

"Pagi sayang. Ini kan, hari minggu masa Bunda ngantor?" jawabnya yang kemudian menyeruput secangkir teh yang berada di depannya.

"Oh, iya. Ersya lupa."

Mataku menangkap beberapa kotak pizza yang tergeletak di atas meja makan. "Tumben pagi-pagi udah beli pizza, Bund."

Aku segera menyambar sepotong pizza itu lalu berniat memasukkannya ke dalam mulutku, namun ucapan Bunda membuatku mengurungkan niatku.

"Bunda nggak beli. Itu kan, punya kamu dari Rafael."

Mendengar ucapan Bunda tentu saja membuat mataku melotot hingga nyaris melompat ke luar. "Ha? Apa Bund, dari Rafael?"

"Iya dari Rafael, emangnya kamu nggak tau? Tadi Bunda pikir kamu udah tau."

"Kok bisa dari Rafael?"Aku menaruh sepotong pizza itu kembali ke tempatnya.

"Ya Bunda nggak tau, tadi pagi ada mas-mas ojol ke sini nganterin ini. Katanya ini dari mas Rafael buat mba Ersya. Tadinya Bunda mau tanya kamu dulu, tapi kamu masih tidur. Yaudah Bunda terima aja."

Segeralah aku berlari kembali masuk ke dalam kamar, aku mengobrak abrik seluruh isi kamarku mencari keberadaan ponselku yang entah aku letakkan di mana.

Ternyata ponsel itu masih berada di dalam tasku. Aku baru ingat sampai di rumah aku sama sekali belum memakai ponsel itu.

Dan benar dugaanku, saat menyalakan ponsel ada beberapa notif yang tertera di layar ponselku. Rupanya itu notif beberapa pesan dari Rafael.

Rafael

Sya

Pagi sya

Udah sampai rumah?

Aku kirim kamu sarapan ya.
pasti pulang dari Jogja capek
banget, jangan lupa makan.

Udah nyampe belum,
makanannya?

Pizza-nya dari kamu?

Iya, gimana enak?

Kok tau aku udah pulang?

Liat sg anak-anak SMA
Bunga Bangsa

Lain kali nggak perlu
kirim-kirim gitu Raf

Rumah Singgah Where stories live. Discover now