Calon OSIS -42-

26 3 0
                                    

Kini jam istirahat tengah berlangsung, aku masih terduduk di dalam kelas menunggu Lisa yang sedang mengisi formulir pendaftaran calon anggota OSIS baru.

Ternyata virus terobsesi masuk anggota OSIS juga menyerang Lisa. Gadis satu ini begitu bersemangat saat tau anak OSIS tengah membagikan formulir pendaftaran.

Aku merai formulir milikku di atas meja yang sudah ku isi bio dataku sejak tadi pagi. Jangan heran kenapa aku sudah mengisi formulir ini dari tadi pagi, sedangkan Lisa baru mengisinya waktu istirahat. Karna aku mendapatkan formulir ini lebih dulu dari yang lainnya, dan kak Vino sendirilah yang memberikannya langsung padaku.

"Aslinya gue juga pengen masuk OSIS, tapi males aja." Sumber suara itu berasal dari Fita yang kini terduduk di bangkunya sembari memainkan ponselnya.

Sepertinya yang dimaksud gadis itu bukan malas kegiatannya, tapi mungkin karna lingkungannya. Fita ini termasuk orang yang paling malas menghadapi drama persaingan parah orang-orang yang haus pengakuan. Sedangkan di lingkungan anak OSIS, banyak dari mereka yang masuk anggota OSIS hanya ingin diakui kepintarannya. Dan tidak sedikit pula yang kadang saling menjatuhkan sesama anggota OSIS, hanya karna ingin menjadi yang terpandang. Mungkin itulah yang membuatnya malas menjadi anggota OSIS.

"Sama gue juga pengen, Ta. tapi rumah gue jauh. Takut ntar ada kegiatan OSIS bolak balik ke sekolah, malah repot," sahut Desi menaruh kepalanya di atas meja dengan lemas.

Aku tau Desi pasti sangat ingin masuk anggota OSIS, walau gadis ini introvert tapi dia tergolong murid yang aktif dengan kegiatan sekolah, dan dia juga masuk golongan murid-murid yang cerdas. Tapi sayangnya jarak rumahnya dan sekolah jauh, yang membuatnya kesulitan mengikuti banyak kegiatan sekolah.

"Udah selesai, yuk kumpulin," ujar Lisa yang sudah berdiri dari duduknya.

Terdengar helaan nafas lega dari kita bertiga, sudah hampir setengah jam kita menunggu Lisa. Bahkan waktu istirahat pun hanya tersisa sebentar lagi.

Kita bertiga berjalan di belakang Lisa yang terlihat antusias menyetorkan formulir miliknya. Sebelum ke kantin kita berempat akan menyetorkan formulir terlebih dahulu ke ruang OSIS.

Sampai di depan pintu ruang OSIS, kita berempat sempat berhenti ketika melihat ruang OSIS tampak ramai. Sepertinya mereka semua calon anggota OSIS yang tengah mengumpulkan formulir.

"Kita berdua tunggu disini aja ya," ujar Fita sembari menggandeng lengan Desi.

"Oh yaudah, kalo gitu kita masuk yuk, Lis," ajakku.

****

Di jam-jam mendekati bel masuk kelas, suasana kantin masih begitu riuh. Suara-suara obralan dan dentingan sendok, piring saling beradu di seluruh penjuru kantin.

Aku, Lisa, dan Desi terduduk di bangku pojok kantin sembari menikmati makanan kita masing-masing. Sedangkan Fita gadis itu tengah mengantri siomay dan belum juga kembali, padahal bel masuk akan berbunyi dua belas menit lagi.

"Eh, guys. Besok lusa pemilihan ketua OSIS kan, ya? Gue yakin banget pasti yang menag kak Vino. Secara kan dia idola banyak cewek-cewek di sekolah ini," ujar Lisa membuka obrolan.

"Gue juga mikirnya gitu, dan banyak juga kan, cewek-cewek yang masuk anggota OSIS biar bisa caper sama kak Vino," sahut Desi. Walaupun kelihatannya Desi sama sekali tidak tertarik dengan gosip sekolah, nyatanya gadis satu ini diam-diam mengamati semua huru-hara di sekolah ini.

"Misi-misi gue datang bawah berita hot ter hot, lebih hot dari baksonya mang Ujang." Fita yang datang dengan membawa sepiring siomay mengambil posisi duduk di sebelahku, tidak lupa dengan mulutnya yang berucap heboh.

Rumah Singgah Where stories live. Discover now