Asing -48-

30 6 0
                                    

Aku berjalan memasuki lorong rak buku perpustakaan. Suasananya cukup hening, hanya terdengar suara langkah sepatuku menyusuri rak-rak buku yang tertata rapi. Langkahku terhenti di depan rak buku yang berisi jejeran buku ekonomi.

"Sya," panggil Fita, dia datang dari lorong balik rak buku.

"Kenapa?"

"Udah nemu bukunya belum?"

"Ini lagi nyari."

Kita berdua tengah mencari sebuah buku ekonomi untuk tugas sekolah. Aku membaca satu persatu judul buku yang berjejer di rak tinggi itu, kemungkinan buku yang ku cari terselip di antara jejeran buku-buku itu.

"Lisa cerita sesuatu ke lo nggak?" tanya Fita lagi.

"Lisa? Enggak, emang kenapa?"

"Kayanya tuh anak lagi dekat sama seseorang deh. Soalnya gue sering mergokin dia main HP senyum-senyum sendiri."

"Lagi baca Wattpad romansa kali, Ta." Sekilas Aku melirik ke arah Fita, gadis itu tampak berpikir.

"Tapi kemarin-kemarin enggak, baru belakangan ini aja."

"Yaudah sih, biarin aja nanti juga pasti cerita sendiri."

Tak berhasil menemukan buku yang ku cari, aku berpindah ke rak satunya. Fita masih membuntutiku.

"Gue baru ingat mau nanya sama lo." Fita mengetuk jidatnya sendiri.

"Nanya apa?"

"Lo udah nanya sama kak vino belum?"

"Ha, nanya kak Vino?" Aku mengubah posisi badanku menjadi menghadap Fita. "Nanya soal apa?"

"Nanya soal lo kekunci di kamar mandi lah, Sya. Jangan bilang lo lupa soal itu karna terlalu mikirin Rafael yang tiba-tiba ngilang terus tiba-tiba posting foto cewek lain."

Seketika aku kembali teringat momen beberapa hari yang lalu, kala itu Lisa menunjukkan sebuah foto cewek yang menghiasi story whatsaap Rafael. Aku tidak tau siapa gadis itu, yang pasti Rafael tidak akan asal memasukan foto seorang gadis di story-nya.

Kali ini kita kembali asing, tanpa ku tau apa penyebabnya. Apa karena aku lupa membalas pesan darinya yang pada akhirnya membuat dia berpikir aku tidak menghargainya, lalu mencari gadis lain. Atau karna memang gadis incarannya sudah berhasil dia dapatkan, maka dari itu dia menjauhiku lebih tepatnya membuangku.

Selama ini aku selalu mencoba bertahan walau kadang terabaikan, tersakiti, dan tak jarang pula isi hati dan isi kepalaku berdebat tentang hubungan tanpa kepastian ini.

Aku selalu berpikir bahwa hubungan kita akan naik level lebih dari sekedar teman suatu saat nanti. Tapi nyatanya berakhir dengan aku yang terbuang. Sungguh miris, bukan?

Capek, itu yang aku rasa. Berulang kali mengulang hal yang sama dengan orang yang sama, tapi anehnya perasaan ini masih sama dan tak pernah hilang.

"Sya, ini bukunya udah ketemu." Buku yang kita cari sudah berhasil Fita temukan.

"Yaudah balik yuk." Aku melengos pergi mendahului Fita.

****

Keluar dari perpustakaan kita pasti akan melewati ruang OSIS yang letaknya berada persis di sebelah perpustakaan.

"Sya." Fita mencekal lenganku otomatis langkahku terhenti. "Itu mumpung kak Vino lagi sendirian di ruang OSIS, mending lo samperin terus tanya soal kejadian lo terkunci."

"Enggak ah, Ta."

"Kok enggak sih, emang lo nggak penasaran siapa pelakunya? Gue yakin kak Vino pasti cari tau siapa pelakunya dan dia pasti sekarang udah tau."

Rumah Singgah Where stories live. Discover now