Terluka

219 7 0
                                    

Dharma dengan cepat kembali mengambil pedang nya lalu menyerang nya dan membuat prajurit ketua menjatuhkan pedangnya dengan cepat Dharma mengarahkan pedangnya tepat didepan leher prajurit ketua. Ratu Nandini akhirnya bisa menjatuhkan bahkan membunuh kedua prajurit yang menyerangnya dan ratu Nandini melihat ke arah Dharma yang juga siap membunuh prajurit ketuanya.

"Tunggu Dharma ..."ucap ratu Nandini mendekati mereka

"Prajurit apa kau masih ingin hidup dan kembali ke Helena dengan selamat,, atau kau ingin berakhir disini seperti kedua kawanmu ..."tanya ratu Nandini

"Jika aku kembali ke ratu Helena,, aku juga tidak akan bisa selamat darinya,, jadi lebih baik aku mati disi,,ni ..."ucap Prajurit ketua lalu memajukan tubuhnya dengan cepat tentu saja pedang milik Dharma menembus leher prajurit ketua dengan mudah da menyemburkan percikan darah segar sampai mengenai tangan dan wajah Dharma yang ada dihadapannya.

Dharma sangat terkejut melihat perbuatan prajurit ketua, bukan dia yang menusukan pedang nya tetapi prajurit itu sendirilah yang sudah membunuh dirinya sendiri hingga seketika terbunuh dan jatuh dihadapan Dharma, tangan Dharma seketika bergetar saat ia melihat darah ditangan nya, ia takut karena ini kali pertamanya pedang miliknya memakan korban dihadapan nya sendiri, Dharma jatuh terduduk lemas disana dengan pandangan kosong, ratu Nandini, Chitralekha dan Charumita menghampiri Dharma yang terlihat sangat terkejut.

"Dharma kau tidak apa apa nak ..."tanya ratu Nandini cemas

Dharma hanya diam melihat jasat prajurit dihadapannya, Dharma memang ingin bisa menggunakan pedang dengan baik seperti ratu Nandini dan ia ingin bisa membantu jika ada kekacauan seperti saat ini, tetapi tidak secepat ini, Dharma merasa ia belum siap untuk membuat pedangnya itu memakan korban hingga tewas.

Ratu Nandini memeluk Dharma "Sudah nak tidak apa apa,, syukurlah kita semua selamat dan sekarang semua baik baik saja ..."ucap ratu Nandini

"Bibi sebaiknya kita pergi dari sini,, bibi dan Dharma harus segera diobati ..."ucap Chitralekha

Ratu Nandini menganggukan kepalanya, lalu menyuruh pelayan dan prajurit yang sudah kembali mendapat kesadaranya untuk membersihkan kekacauan ini. Ke empat wanita itu berjalan menuju ruangan kamar Dharma, tidak lama tabib datang lalu mengobati luka dilengan dan leher Dharma, lalu mengobati luka goresan ditangan ratu Nandini.

"Apa luka Dharma cukup parah tabib ..."tanya ratu Nandini

"Kau jangan khawatir ratu pertama Nandini,, lukanya memang cukup dalam tetapi saya sudah memberikan ramuan daun herbal yang akan bisa membuat lukanya cepat kering dan segera sembuh ..."jawab tabib

"Baiklah tabib terima kasih ..."ucap ratu Nandini

Dharma hanya diam tanpa berkata, ia melihat semua gerakan ketiga wanita yang ada disana tetapi Dharma hanya diam dengan rasa keterkejutan yang luar biasa baginya.

"Putri Charumitra,, kau beristirahatlah sekarang,, kau jangan kelelahan dan merasa tegang, itu tidak baik untuk kandungan mu,, putri Chitralekha apa kau bisa menemani putri Charumitra dahulu ..."ucap ratu Nandini

"Baiklah ibu ratu,,, aku akan beristirahat ..."ucap Charumitra

"Baiklah bibi,,, ayo Charumitra ..."ucap Chitralekha berlalu pergi

Ratu Nandini lalu memegang tangan Dharma, ia tau jika Dharma membutuhkan tempat cerita dan membutuhkan dirinya, ia mengerti perasaan putrinya itu yang sangat terkejut akan kejadian tadi.

"Katakan saja nak,, ceritakan saja apa yang kau rasakan saat ini ...."ucap ratu Nandini

"Ibu, apa aku bersalah ibu,, apa aku sudah berdosa besar karena membunuh seseorang,, aku adalah keturunan Brahmin ibu, tetapi aku sudah membunuh orang,, apa aku berdosa ibu ..."ucap Dharma meneteskan air mata

Bindusara Dharma - ChandraNandiniOù les histoires vivent. Découvrez maintenant