Penobatan Maharaja & Ratu

203 9 5
                                    

Bindusara kini berada diruangan kamar nya, dan kini ia sedang menunggu kedatangan seseorang yang sudah ia perintahkan untuk menunggu dirinya di ruangan kamarnya tetapi seseorang itu tidak berada disana saat Bindusara datang.

"Apa kau mencariku pangeran ..."tanya Dharma yang tiba tiba masuk kedalam ruangan kamar Bindusara

"Dharma kau dari mana saja,, bukankah aku sudah menyuruhmu pergi keruangan kamarku,, sudah dua kali kau tidak mendengarkan ucapan ku, Dharma ..."ucap Bindusara

"Maaf,, aku tidak mendengar jika kau mengatakan itu pangeran,, tetapi sekarang kenapa kau menyuruhku ke ruangan kamarmu ..."tanya Dharma

Bindusara hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya, percuma jika ia melayani ucapan Dharma, perdebatan mereka akan dimulai dan akan terjadi hingga tidak ada ujung nya.

"Ada apa,, apa kau tidak suka berada diruangan kamar ini ..."tanya Bindusara

Dharma lalu melihat sekeliling ruangan kamar itu, tidak ada yang berubah sedikit saja, semua masih sama, tata letak semua nya masih sama seperti 12 tahun yang lalu sebelum Dharma pergi dari istana Magadha. Dharma juga mengingat semua kenangan yang ada didalam ruangan kamar itu, mulai dari pahitnya perdebatan mereka , betapa manis nya saat saat romantis mereka dan betapa lucu nya jika mereka sedang bercanda bersama, disetiap sisi ruangan itu terdapat semua kenangan mereka bersama, Dharma tersenyum saat ingatan itu kembali kedalam fikiran nya.

"Apa yang kau pikirkan Dharma,, apa kau mulai mengingat setiap sesuatu yang terjadi didalam ruangan kamar ini,, apa kau mengingat semua kenangan kita disini,, apa yang kau ingat Dharma,, apakah saat malam itu ..."tanya Bindusara dengan senyum manisnya

Dharma menatap Bindusara dan tiba tiba saja nafas nya menjadi tidak teratur, pipi nya terasa panas, saat melihat wajah tampan dan manis nya suami tercinta nya itu. Dengan cepat Dharma berusaha mencari sesuatu untuk alasan dirinya dan merubah topik pembicaraan mereka.

"Di,disini,, baju,, baju ku tidak ada disini pangeran,, semua baju ku berada diruangan kamarku,, aku akan bersiap siap disana saja ..."ucap Dharma

Bindusara dengan cepat memegang tangan kanan Dharma sebelum istrinya itu berlalu pergi, lalu Bindusara menarik Dharma kedalam pelukan.

"Pipi merah ini,, pipi yang selalu aku rindukan Dharma ..."ucap Bindusara mengusap lembut pipi Dharma

Tentu itu membuat Dharma semakin merasa gelisah atas dirinya sendiri, nafas nya tersengal sengal, Bindusara bisa merasakan kegelisahan Dharma tetapi ia terus saja menggoda dan mengusap pipi kiri Dharma.

"Ayahhh ..."panggil Ashoka yang tiba tiba masuk kedalam ruangan kamar Bindusara.

Ashoka terkejut saat melihat Dharma berada didalam pelukan Bindusara lalu dengan cepat ia berbalik badan untuk tidak melihat kedua orang tua nya. Begitu juga dengan sepasang orang itu juga dengan cepat melepaskan pelukan nya dan menatap punggung Ashoka.

"Ashoka ..."ucap kedua nya

"Ma,ma,ma,maafkan aku ayah, ibu,, aku tidak tau,, maafkan aku ..."ucap Ashoka yang masih memalingkan wajah nya.

"Tidak apa apa Ashoka .."ucap Bindusara

"Ayah, aku tadi kesini untuk memberitahu ayah jika aku belum bisa menemukan ibu,, tetapi ternyata ibu sudah bersama dengan ayah disini,, aku pergi dulu ayah, ibu,, salam ..."ucap Ashoka tanpa melihat kedua orang tuanya dan berlari keluar ruangan kamar Bindusara.

"Ashoka tunggu nak ..."ucap Dharma

Menahan tangan Dharma "Sudahlah Dharma,, biarkan saja putra kita pergi ..."ucap Bindusara tersenyum

Bindusara Dharma - ChandraNandiniWhere stories live. Discover now