Pergi Dari Istana

222 9 8
                                    

"Dharma kau tenang lah,, kau tahanlah,, tabib akan segera datang ..."ucap Bindusara lalu memegang perut Dharma

Bindusara merasakan jika perut Dharma sangat keras tidak seperti biasanya, Bindusara berfikir jika Dharma akan melahirkan hari ini. Tidak lama tabib datang dan memeriksanya. Lalu meminta pelayan membawakan air hangat dan sebuah kain untuk menempatkan kain hangat itu diatas perut buncit Dharma

"Putri Dharma, bagimana rasa nya sekarang perutnya,, apa masih terasa sakit ... "tanya Tabib

Menggeleng pelan "Sudah lebih baik tabib,, tidak terasa kencang dan sakit seperti sebelumnya..."jawab Dharma yang terus mengusap usap perut nya

"Tabib apa Dharma akan melahirkan... "tanya Bindusara sangat cemas

"Tidak pangeran mahkota,, belum waktu nya putri Dharma untuk melahirkan,, tadi putri Dharma mengalami kram atau penegangan otot perut,, itu terjadi karena putri Dharma banyak fikiran dan membuat tubuhnya tegang,, jadi saya berharap putri Dharma tidak lagi banyak fikiran dan tegang,, itu bisa membahayakan kandungan putri Dharma dan janin putri yang belum waktunya untuk dilahirkan ... "ucap tabib

"Baiklah tabib terima kasih ..."ucap Bindusara

Tabib menganggukan kepalanya dan pergi dari ruangan kamar, Bindusara berjalan dan duduk di samping kiri tubuh Dharma dengan tatapan sedih.

"Kau dengar itu Dharma,, kau tidak boleh merasa tegang dan banyak fikiran,, kali ini aku benar benar memohon kepadamu Dharma, kau jangan melanggar perintah ku,, lakukan untuk anak kita Dharma dan untuk ku ..." ucap Bindusara menyatuhkan kedua tangan nya di depan dada

Dharma lalu memegang tangan Bindusara dan menggelengkan kepala nya "Jangan pangeran,, kau tidak perluh memohon dan meminta kepaku seperti ini,, jangan membuat diriku rendah dengan kau meminta permohonan seperti ini pangeran,, aku yang seharus nya minta maaf,, aku yang bersalah,, aku bersalah atas segalanya yang terjadi saat ini,, mohon maafkan aku pangeran ..."ucap Dharma yang menyatuhkan kedua tangan nya

"Dharma sudah cukup,, kau jangan seperti ini,, sudah cukup ..."ucap Bindusara lembut

Lalu Bindusara mendekati Dharma menari nya kedalam pelukannya memeluknya dengan erat dan mencium puncuk kepala Dharma.

"Dharma,, Dharma ..."panggil seseorang panik dan langsung saja masuk kedalam ruangan kamar Dharma

Seketika Bindusara dan Dharma melepaskan pelukan nya dan Dharma menghapus air mata nya saat melihat Chitralekha dan Badraketu masuk kedalam ruangan kamarnya.

"Maaf,, mohon maafkan aku pangeran Bindusara, Dharma,, aku tidak tau jika kalian sedang berdua disini ..."ucap Chitralekha

"Jika kami menggangu, kami akan pergi dahulu,, nanti kami akan kembali ..."tambah Badraketu

"Tidak Badra, tidak,, (berdiri dari duduknya),, kalian tidak menggangu,, aku juga akan pergi untuk mencari Sushima,, Badraketu apa kau mau menemani ku mencari Sushima malam ini ..."tanya Bindusara

"Tentu saja Bindusara,, tanpa perluh kau tanya, aku pasti akan menemani dan membantumu mencari bayi Sushima ..."ucap Badraketu

"Chitralekha, aku mohon kau temani Dharma disini,, jangan biarkan dia tegang dan banyak fikiran,, dan jangan biarkan dia pergi dari ruangan kamarnya ..."ucap Bindusara

"Tentu pangeran Bindusara,, aku akan menemani dan menjaga Dharma,, pergi lah,, aku berdoa untuk bayi Sushima, semoga bayi itu segera ditemukan dan kembali keistana Magadha ..."ucap Chitralekha

Bindusara dan Badraketu pergi dari ruangan kamar Dharma dan saat ini dirungan kamar itu hanya ada Dharma dan Chitralekha berdua. Tentu saja Chitralekha langsung menanyakan semua nya dan Dharma menjelaskan semua nya dengan sangat detail

Bindusara Dharma - ChandraNandiniWhere stories live. Discover now