Sangat Berharga

272 6 2
                                    

"Pangeran,, apa kau memanggilku,, ada apa ..."tanya Dharma berdiri dibelakang Bindusara

"Apa kau tidak mengkhawatirkan suamimu,, apa kau tidak perduli dengan nya lagi Dharma ..."tanya Bindusara

"Apa yang kau katakan pangeran,, tentu saja aku khawatir dan perduli kepadamu ..."jawab Dharma

Berbalik badan menatap wajah Dharma "Jika seperti itu,, kenapa kau tadi pergi begitu saja dari sini Dharma, tanpa bertanya dan berkata apa apa kepadaku ..."tanya Bindusara

"Aku berfikir jika putri Charumitra yang akan menemani mu disini pangeran,, jadi aku tidak ingin menggangu kalian berdua ..."jawab Dharma

"Aku lebih ingin kau yang menemani ku disini Dharma ...."ucap Bindusara

"Duduklah pangeran,, kau jangan banyak berdiri,, lukamu belum sembuh lebih baik kau berbaring diranjang,, dan kau harus banyak istirahat untuk memulihkan tenagamu,, aku akan meminta oba ..."ucap Dharma terpotong

Memegang pipi kanan Dharma dan tersenyum manis "Aku senang kau begitu cerewet menyuruhku ini dan itu Dharma,, tapi aku masih ingin melihat mu, melihat wajahmu,, jika aku tidur, aku tidak bisa melihat wajahmu Dharma ..."ucap Bindusara

Dharma tersenyum mendengar ucapan Bindusara, ia juga sangat senang bisa kembali melihat wajah suaminya itu, tetapi Dharma juga harus memperhatikan kesembuhan dan kesehatan Bindusara saat ini.

"Kau bisa melihatku pangeran,, tetapi saat ini seharusnya kau lebih memikirkan kondisi tubuhmu,, kemarilah pangeran, kau berbaringlah diranjangmu ..."ucap Dharma memegang tangan Bindusara

"Dharma tunggu,, (membuka duppata Dharma yang menutupi leher kirinya),, luka apa ini Dharma ..."tanya Bindusara

Bindusara barusaja melihat jika ada luka yang masih terlihat merah dileher Dharma, dan Bindusara juga baru menyadari jika Dharma tidak memakai perhiasaan kalung dilehernya terkecuali kalung pernikahan mereka.

Menutup nya dengan duppatanya "Tidak,, ini tidak apa apa pangeran,, ini hanya luka kecil saja,, kau jangan khawatir,, lebih baik kau duduk saja diranjang ..."ucap Dharma

"Tidak Dharma,, itu luka apa Dharma,, itu bukan luka goresan kecil biasa,, apa kau terluka Dharma saat kau melawan penyusup itu ..."tanya Bindusara menatap dengan bertanya tanya

"Iya pangeran, hanya sedikit tergores saja,, tapi ini sudah baik baik saja,, kau jangan cemaskan aku ..."ucap Dharma

"Dharma ceritakan apa yang sebenarnya terjadi,, apa kau mendapat luka dari penyusup itu ..."tanya Bindusara

"Seperti yang ibu Nandini ceritakan pangeran,, seperti itulah kejadian sebenarnya ..."jawab Dharma

"Kau jangan bohong Dharma ..."ucap Bindusara memegang lengan kanan Dharma

Dharma tidak bisa menahan sakitnya saat lengan kanannya dipegang oleh Bindusara, reflek Dharma merintih kesakitan dan memegang tangan Bindusara yang ada dilengan kanannya.

"Sttttt,, lepaskan pangeran ..."ucap Dharma menahan sakit

Bindusara bingung dengan rintihan Dharma lalu ia dengan cepat membuka duppata yang menutupi rambut Dharma, saat itu juga Bindusara bisa melihat luka panjang yang masih merah dileher kiri Dharma dan lengan kanan Dharma yang terbalut kain putih.

"Apa ini Dharma,, kenapa kau terluka seperti ini,, siapa yang melakukan nya Dharma ..."tanya Bindusara terkejut

"A,aku,, aku terluka saat melawan prajurit Yunani pangeran,, (Dharma menceritakan secara detail versinya, berawal dari kuil hingga ia mendapat luka luka itu dan hingga prajurit itu tiada dihadapan nya),,, tetapi kau tenang saja pangeran,, aku tidak apa apa ..."ucap Dharma

Bindusara Dharma - ChandraNandiniWhere stories live. Discover now