Kejutan Dari Bindusara

237 6 4
                                    

Dua pelayan menghampiri Dharma yang ada diruangan kamarnya, mereka diperintahkan oleh pangeran mahkota Magadha untuk memanggil Dharma dan menyuruhnya untuk segera datang keruangan kamarnya. Dharma menganggukan kepalanya, lalu ia melangkahkan kaki nya menuju ruangan kamar Bindusara.

Dharma masuk kedalam ruangan kamar Bindusara, sesaat setelah ia masuk, Dharma merasa ada bau yang berbeda didalam ruangan kamar itu, ia berjalan menuju tengah ruangan kamar dan melihat jika disekelilingnya, tepatnya di atas semua meja terdapat vas bunga mawar dengan berbagai warna dan keharuman yang sangat segar dan harum tercipta dari bunga bunga mawar disana.

"Pangeran,, apa ini semua ..."tanya Dharma tersenyum tipis

Tersenyum "Apa kau suka Dharma ..."tanya Bindusara lalu memberikan beberapa tangkai bunga mawar kepada Dharma

Mengambil bunga mawar "Kau yang melakukan semua ini pangeran ..."tanya Dharma

"Iya tentu saja, siapa lagi kalau bukan aku,, aku ingin membuatmu nyaman disini Dharma,, tidak ada lagi bau minyak kemiri yang membuatmu tidak nyaman berada disini,, aku ingin ruangan kamar ini menjadi harum seperti kesukaanmu,, jadi apa kau suka Dharma ..."ucap Bindusara

Tersenyum manis "Aku sangat suka pangeran,, terima kasih ..."ucap Dharma

"Tidak Dharma,, ini hanyalah hal kecil yang bisa aku lakukan untuk membuatmu bahagia,, untuk membuat ibu dari calon anakku merasa nyaman dan senang berada disini,, (memegang kedua pipi Dharma), sedangkan apa yang kau berikan kepadaku sekarang dan nanti itu jauh lebih besar untuk kebahagian ku Dharma,, cintamu, perhatianmu dan juga calon bayi kita,, itu pemberian yang sangat besar untukku Dharma ..."ucap Bindusara

Dharma tersenyum manis dengan mata berkaca kaca, ia tidak menyangka jika akan berada diposisi saat ini, jauh dari bayangannya dimasa lalu, Bindusara tersenyum lalu memeluk Dharma dengan begitu erat. Sesaat kemudian Dharma teringat akan sesuatu lalu ia melepaskan pelukan nya kepada Bindusara.

"Pangeran,, apa, apa kau juga melakukan hal yang sama kepada putri Charumitra,, hal yang kau berikan kepadaku, apa kau juga memberikan kepadanya ..."tanya Dharma

"Tidak Dharma,, dan kenapa aku harus memberikan hal yang sama kepada Charumitra seperti yang aku berikan kepadamu ..."tanya Bindusara

"Pangeran,, putri Charumitra juga istrimu, istri pertamamu,, dia juga berhak mendapatkan hal yang sama seperti yang kau berikan kepadaku,, apa kau tidak ingin berbuat adil kepada kami,, apa kau akan membedakan ku dan putri Charumitra,, apa kau akan membedakan anak anakmu nantinya ..."tanya Dharma

Menggelengkan kepalanya pelan "Itu tidak akan terjadi Dharma,, aku akan menyayangi semuanya dengan adil,, aku tidak akan membedakan antara kalian semua,, aku sangat mencintaimu Dharma,, tetapi aku akan berusaha untuk adil kepadamu dan Charumitra ..."jawab Bindusara

"Ya pangeran aku percaya kau bisa berbuat adil untuk kami,, tetapi kau harus mengutamakan putri Charumitra daripada diriku pangeran,, dia sedang mengandung anak sulungmu,, jadi kau harus memperhatikan mereka terlebih dahulu daripada kami ..."ucap Dharma

"Tidak Dharma,, aku tidak setuju dengan ini,, aku sudah katakan akan berbuat adil kepada kalian berdua,, tidak akan ada yang selalu aku utamakan terlebih dahulu,, jika aku ingin memberikan mu terlebih dahulu aku akan memberikannya kepadamu,, begitu juga kepada Charumitra ..."ucap Bindusara

"Tetapi pangeran .."ucap Dharma terpotong

"Sudah Dharma,, aku tidak ingin berdebat denganmu, nanti aku akan memberikan bunga juga kepada Charumitra,, kau tenang saja,, kau tunggu disini dan jangan pergi ..."ucap Bindusara

Bindusara berlalu pergi dari hadapan Dharma, gadis itu mengikuti perintah suaminya untuk tetap tinggal diruangan kamar itu, lalu Dharma berjalan menuju vas vas bunga mawar yang ada disana, ia menghirup wanginya dan tersenyum senang.

Bindusara Dharma - ChandraNandiniWhere stories live. Discover now