Keputusan Hukuman

202 9 9
                                    

Beberapa hari sudah berlalu, kini kondisi Dharma sudah lebih baik, Dharma sudah bisa berjalan jalan dan melakukan kegiatan nya seperti biasa, tetapi Bindusara melarang Dharma melakukan kegiatan yang berat dan pergi dari ruangan kamarnya.

Sepasang terkasih Dharma dan Bindusara saat ini berada didalam ruangan kamarnya, Dharma duduk disofa dengan mengupas buah buahan, sedangkan Bindusara tengah berolahraga disana.

"Su,suamiku ..."ucap Dharma malu

Seseorang yang dipanggil dengan sebutan suamiku itu melihat ke arah Dharma dan tersenyum manis lalu Bindusara meninggalkan kegiatan olahraganya dan menghampiri Dharma

"Ohoo,, apa sepagi ini kau sudah ingin menggoda ku Dharma ..."ucap Bindusara lalu ia duduk disamping Dharma

"Tidak,, apa kau tidak suka jika aku memanggil mu seperti itu,, baiklah baiklah,, aku tidak akan memanggilmu dengan romantis lagi ..."ucap Dharma kesal lalu ia menempatkan pisau diatas buah buahan yang berada disana

Terkekeh "Selain kau tetap banyak bicara,, kau juga tetap mudah marah ya Dharma ..."ucap Bindusara menggoda

"Apa kau bilang,, (menatap Bindusara),, tentu saja tidak,, kaulah yang mudah marah Bindusara,, aku hanya mengikuti amarahmu,, jika kau marah kepadaku aku juga akan marah kepadamu ..."ucap Dharma

"Ohya,, lalu sekarang apa ini,, kau marah tanpa sebab Dharma,, aku hanya menggoda mu saja,, tetapi kau marah kepadaku ..."ucap Bindusara

"Ya itu karena kau menggoda ku,, aku juga malu memanggilmu dengan panggilan suamiku,, kau tidak menghargai usahaku untuk mengucapkan itu ..."ucap Dharma cemberut

Tertawa kecil dan mencubit pipi Dharma "Baiklah baiklah,, ada apa istriku yang cantik ..."ucap Bindusara

Dharma hanya diam dan memalingkan tatapan nya dari Bindusara, Bindusara merasa jika dirinya saat ini mulai terancam, karena Dharma tidak akan bicara dengan nya jika sedang marah, Bindusara lalu mencari cari untuk menarik perhatian Dharma, tanpa berkata Bindusara bersandiwara jika dirinya tersedak oleh sesuatu.

"Uhuk,, uhukkk,, uhukkk... suara Bindusara terbatuk batuk

Dharma langsung melihat Bindusara, lalu ia mengambil air minum yang berada dimeja dan menyuruh Bindusara untuk segera meminum nya.

"Kau kenapa,, minumlah, minum ini ..."ucap Dharma

Lirih "Ternyata masih perhatian juga kepada suaminya ..."ucap lirih Bindusara

"Apa,, kau mengatakan apa Bindusara ..."tanya Dharma

"Tidak,, (menggelengkan kepalanya),, tidak ada,, sudahlah Dharma, kau jangan marah lagi kepadaku,, maafkan aku sudah menggoda mu,, maaf ..."ucap Bindusara

"Ya baiklah,, aku tidak akan marah lagi,, tetapi kau harus menghabiskan buah buahan ini ..."ucap Dharma memberikan buah yang sudah ia kupas sebelumnya

"Baiklah ratuku ,, hanya empat buah apel tidak masalah untuk ku ..."ucap Bindusara

Bindusara memakan buah apel itu, lalu ia menyuapi Dharma, meskipun Dharma menolaknya tetap saja Bindusara memaksa Dharma untuk memakannya juga, akhirnya kedua nya saling menyuapi buah apel secara bergantian.

"Dharma aku harus mengatakan sesuatu kepadamu,, aku waktu itu pernah berjanji kepada ayah,, jika aku akan pergi kekuil dewi setelah kau sembuh dan itu bersama denganmu,, apa kau mau membantuku untuk memenuhi janjiku itu ..."tanya Bindusara

Tersenyum manis "Tentu saja Bindusara,, itu janji yang baik,, aku pasti akan menemani mu memenuhi janji itu,, lalu kapan kita akan pergi ..."ucap Dharma

"Terima kasih Dharma,, setelah kau sembuh dan urusan hukum yang sedang berjalan ini selesai ..."ucap Bindusara

"Apa kau tidak bisa memaafkan nya Bindusara ..."tanya Dharma

Bindusara Dharma - ChandraNandiniWhere stories live. Discover now