Bab 15. Bekal

17.8K 629 9
                                    

Cahaya matahari beranjak naik mengendap masuk kedalam kamarku,. Aku bergeming akan cahaya yang menyilaukan mata. Aku bangun membasuh wajah, menyikat gigi lalu keluar kamar melakukan kegiatanku seperti pagi-pagi sebelumnya.

Di tengah aku sibuk bergelut di dapur, terdengar bunyi grasak-grusuk dari ruang depan. Aku bergerak menghampiri asal sumber suara itu. Dan aku mendapati pak Vand terlihat kalang kabut.

"Pak Vand kenapa?"

"Saya lupa saya ada rapat dosen"

"Tapi pak Vand belum sarapan"

"Nanti makan siang saja, maaf yah kamu harus naik taksi"

"Iya tidak apa-apa"

"Ini untuk ongkosmu, saya pergi yah"

Segera beliau berbalik pergi, sangking kalang kabutnya beliau bahkan tak mengendong ranselnya tapi menentengnya.

"Tunggu pak,!"

Beliau berhenti menoleh kearah ku.

"Iya, ada apa?"

"Kunci mobil pak Vand" ku berikan kunci mobilnya yang tertinggal di atas meja

"Oh ya ampun, makasih yah" kembali beliau berjalan kearah pintu.

"Pak!"

Lagi beliau berhenti lalu menoleh

"Kenapa?"

"Kancing kemeja pak Vand tidak sesuai urutan, terus dasi pak Vand juga belum rapih itu"

"Aduh,! Kenapa harus sekarang" kesalnya, sudah telat malah mengalami hal itu.

"Sini biar saya bantu"

Ku bantu ia memasangkan ulang dasinya sembari ia membenarkan posisi kancing kemejanya. Dan sekali lagi aku memastikan seluruh kerapihan jas yang ia kenakan.

"Ok siap" seruku

"Saya tidak tahu saya akan seperti apa pagi ini jika tanpa kamu"

Pujiannya membuatku tersanjung, ku antar beliau hingga ke mobilnya, lalu ia pun pergi melakukan tugasnya, dan aku kembali masuk kedalam rumah meneruskan masakan ku.

"Kalau pak Vand tidak sarapan untuk apa saya masak,. Eh, tapi kalau tidak sarapan pak Vand nanti sakit perut, diakan terbiasa sarapan"

Kembali ku lanjutkan masakanku dan mengemasnya kedalam kotak bekal untuk ku berikan nanti padanya di kampus.

Selesai memasak aku pun membersihkan diri bersiap-siap menunggu taksi pesananku untuk berangkat ke kampus.

"Pagi..!" sapaku pada Mini dan Rika yang ku temui di koridor.

"Eh katanya ada rapat dosen yah?" tanya Rika

"Iya,. Ke kelas yuk" ajak Mini

"Kalian duluan saja saya mau ke toilet dulu"

Sebenarnya aku berbohong, aku ingin menemui pak Vand terlebih untuk memberinya bekal. Sembunyi-sembunyi ku hubungi beliau melalui pesan.

"Pak"

"Saya masih rapat, kenapa?"

"Oh, maaf, ya sudah di lanjut saja, saya tunggu pak Vand di depan ruang rapat"

"Ada hal yang penting?"

"Bagi saya penting, tapi di lanjut saja rapatnya, saya tunggu di depan"

"Iya, sebentar lagi kok"

Aku masih setia menunggu beliau di tempat ku, sembari merapihkan pakaian juga rambut ku. Tak lamanya beberapa dosen berhamburan keluar.

Istri Tersembunyi Pak DosenWhere stories live. Discover now