Bab 29. Sempat Cemburu

18.7K 590 2
                                    

Aku harap pak Vand segera sampai. Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa di depan kedua mertuaku. Aku takut salah tingkah atau salah berbicara sehingga mereka tak menyukai ku.

"Nak,."

Panggil ibu dari pak Vand. Segera aku kembali ke ruang tamu.

"Iya buk, ibu perlu sesuatu?"

"Tidak, kami tadi mencari mu, nama mu siapa?"

"Riana buk"

"Oh Riana,. Saya Gina,. Kok pintu kamar yang satu itu tidak bisa terbuka" pasti yang beliau maksud pintu kamarku.

"Pintunya macet buk"

"Yah, padahal saya sama ayahnya Ivand ingin istirahat"

"Istirahat di kamar tamu saja dulu yah buk, saya bereskan sebentar"

Untungnya beliau mau dan tak banyak neko-neko.

"Kamu bekerja jam berapa?"

tanya nya sembari ku pasang sprei.

"Pagi-pagi sekali buk, dan saya kembali lagi di sore hari"

"Loh kenapa?"

"Siangnya saya kuliah buk"

"Hebat, saya suka dengan semangatmu bekerja sambil belajar, good"

Meski mamah mertuaku memujiku tanpa tahu aku ini menantunya, tetap saja aku merasa senang.

"Kamu cuma beres-beres saja?"

"Saya juga memasak untuk pak Vand"

"Oh bagus lah, ternyata dia makan dengan baik selama ini"

"Mah..! Pah..!" panggil pak Vand keras, tiba-tiba muncul di ambang pintu  dengan nafas terengah-engah. "Mamah sama papah kenapa tidak bilang dulu jika ingin datang" ucapnya panik.

"Kalau mamah bilang kamu pasti banyak alasan"

"Bukan begitu mah, bagaimana kalau saya lagi tidak ada dirumah"

"Kan ada Riana, iya kan Riana?"

"I-iya buk"

"Tapi mah..

"Sudah tidak apa, Riana melayani kami dengan baik, kehadirannya benar-benar membuat kami serasa menjadi orang tua jompo" candanya

"Tidak buk, saya tidak bermaksud seperti itu"

"Ibu hanya bercanda, kamu pintar menemukan pengurus rumah Vand, Riana ini tidak hanya rajin dan rapih dia juga pekerja keras, mamah salut sama dia" puji mertuaku membuat pak Vand mengerjap menatap ku heran

"Apa mah!? Pengurus rumah?"

Terlihat jelas keterkejutan di wajah pak Vand mendengar ucapan mamah nya barusan yang mengatakan kau pengurus rumah.

"Iya, maksud mamah sebagai seorang pengurus rumah kerjaan Riana bagus"

Pak Vand mengusap wajahnya kasar, melirik ku sekejap dengan mengerutkan keningnya menatap ku iba.

"Mamah sama papah istirahat dulu yah, saya mau bicara sama Riana, ayo Riana"

Ku ekori beliau ke teras belakang.

"Kenapa kamu bilang kamu pengurus rumah!?" tanyanya terdengar marah sesaat berbalik padaku.

"Saya bingung mau bilang apa,
pak Vand juga tidak pernah memberi tahu saya harus mengatakan apa jika bertemu dengan orang tua pak Vand"

"Tapi kenapa harus pengurus rumah,"

Setelah tadi ia marah, kini ia terdengar lesu.

"Pak Vand kan pernah bilang agar menyembunyikan pernikahan kita karena takut orang tua pak Vand nanti syok"

Istri Tersembunyi Pak DosenDonde viven las historias. Descúbrelo ahora