Bab 31. Ketahuan Rika 🔞

20.2K 599 5
                                    

Aku tertidur baru beberapa jam, akan tetapi tidurku terganggu oleh ketukan di jam 4 subuh, bukan waktu yang tepat untuk seseorang datang bertamu.

Dengan mata berat aku turun dari tempat tidur mendekat ke pintu. "Siapa?" suaraku parau khas baru bangun tidur.

"Suamimu"

Aku terbangun sepenuhnya mendengar suara pak Vand,. Ku tinggalkan pintu berlari kedalam kamar mandi membasuh wajahku juga berkumur-kumur secepat mungkin. Sebelum buka pintu, Ku rapihkan rambutku, tak mau suamiku melihat ku dalam keadaan berantakan.

Cklet...

"Morning" sapa beliau memiringkan sedikit kepalanya menatapku.

"Morning,"

"Ini pakaian, buku-buku dan tasmu" sahut nya meletakkan dua kantong tas ke atas meja.

"Memang tidak kepagian yah pak Vand kemari? Orang tua pak Vand bilang apa lihat pak Vand keluar subuh-subuh?"

"Orang tuamu juga sayang," tegurnya lembut ingin aku menganggap kedua orang tuanya seperti orang tuaku sendiri.

"Iya,. Jadi kita ngapain? Jam ngampus juga masih lama"

"Sebenarnya saya masih ngantuk, saya mau lanjut tidur di sini boleh?"

"Tentu boleh"

Ku rapihkan posisi bantal untuknya di sampingku, lalu ku panggil ia. Beliau naik ke atas tempat tidur berbaring di samping ku, ku selimuti ia lalu ku matikan lampu hanya menyisakan lampu temaram.

"Sini"

Ia membukakan selimut untukku. Aku masuk berbaring dengan memeluk nya, seperti apa yang ku harapkan, aku tertidur di dalam pelukannya. Dan ia membalas mendekap ku erat.

Saat-saat seperti ini aku tak ingin melewatkannya dengan tertidur.
Aku ingin terus merasakan perasaan bahagia ini dengan keadaan sadar.

"Kamu tidur?" tanyanya mengusap pundak ku.

"Tidak, saya jadi tidak ngantuk"

"Saya juga, Jadi kita tidak usah tidur?"

Ku angkat kepala ku sedikit melewati bahunya melihat jam baru menunjukkan pukul setengah 5.

"Kalau tidak tidur kita mau ngapain? Toh masih lama buat ke kampus"

"Kenapa harus berpikir jauh-jauh kalau kita berdekatan seperti ini"

Aku melonggarkan pelukan menengadah menatap nya, aku bingung apa maksud beliau? Apa yang beliau maksud sama dengan yang ku maksud?. Ahh tiba-tiba aku merasa sangat malu karena menerka-nerka.

"Riana"

"Iya pak"

Ia hening setelah memanggilku.

"Apa pak?"

Beliau menurunkan wajahnya menatap ku, mengelus pipiku. Tatapan nya itu kian lama kian dalam serasa menembus hatiku,. Entah mengapa aku seakan tahu apa yang beliau inginkan.

Ku angkat tangan ku mengelus pipi nya yang lembut tanpa sehelai jambang pun, ia memang rutin mencukur bulu di bagian wajahnya, makanya ia terlihat awet muda.

"Sudah beres menstruasi?" tanya nya membuatku sedikit terkejut tahu apa ingin nya

"I-iya"

Beliau pun menguraikan pelukan bangun menanggalkan seluruh pakaiannya, juga melepaskan jubah mandi dari tubuh ku dan membuangnya ke lantai begitu saja.
Beliau menurunkan tubuhnya menindih ku.

Dibawah selimut aku menerima banyak cinta dari nya, kembali merasakan perasaan bahagia saat pertama kali kami melakukannya di malam pernikahan kami yang entah malam ke berapa.

Aku bisa merasakan gerakannya kali ini lebih dari gerakannya yang dulu. Bunyi decitan halus dari tempat tidur seolah menjelaskan gerakannya dalam nan bergairah.

Perih yang terasa terhipnotis oleh rasa yang lagi-lagi ku rasakan hanya dari pak Vand suamiku.

"Are you ok?" tanya nya

Aku tak mengerti mengapa ia menanyakan keadaanku, yang jelas aku baik-baik saja, meski terkadang aku merintih perih, tapi aku baik-baik saja.

Ku rasa beliau masih lama menyudahi gerakannya, tapi tak apa, aku pun ingin lebih lama merasakan kedekatan kami ini. Meski ku rasa lelah aku diam membiarkan beliau melakukan apa yang ia inginkan denganku. Aku merasa bahagia melihat nya sesekali tersenyum menatap ku sayu terlihat puas.

Cukup lama menggerakkan ku, beliau memberi sesuatu yang hangat di dalam diriku sebagai penutup gerakannya. Beliau merehatkan tubuhnya yang kelelahan di atas tubuhku.

"Pak Vand berat" keluhku kesulitan bernafas, ia malah tertawa kecil dan mengecup dahiku lalu berbaring di sampingku. Ia menggerakkan lengannya menjadikannya bantal untukku berbaring. Dengan posisi itu ku pejamkan mata merasa nyaman juga bahagia.


***

Kring...!!!

Baru dua jam yang lalu kami tertidur, kami terbangun oleh alarm yang ku pasang di ponselku, kembali ku eratkan pelukan belum ingin terbangun untuk saat ini, aku masih ingin memeluknya

"Ayo bangun" ucapnya mengusap pundak ku

"Saya masih mau peluk pak Vand," sahutku manja yang keluar begitu saja, ku dengar ia tertawa kecil.

"Tapi gawat loh kalau saya balas"

Aku bingung apa maksudnya. "Gawat kenapa?" tanya ku

"Kalau saya peluk kamu berarti saya harus di atas"

Aku terdiam mencerna ucapannya.

"Ih,! Pak Vand," ku pukul dadanya pelan, tak ku sangka di balik sikapnya yang berwibawa nan lembut ternyata ia memiliki sisi mesum juga.

"Hum, mau saya peluk dari atas?" beliau makin jahil membuatku terkekeh. "Kita sarapan di sini saja yah" ucapannya ku anggukkan tak masalah selama dengannya.

Kami bangun bersama-sama, mandi juga bersama-sama, memakai pakaian pun bersama-sama.

Aku membantu memasangkan kancing kemeja juga dasi milik nya,. Setelahnya beliau membantuku mengikat rambutku sesuai yang ia inginkan dengan sesekali usil.

Selesai sarapan kami check-out. Dan bersiap ke kampus bersama dengan bergandengan tangan.

"RIANA...!!" panggil seseorang, aku dan pak Vand menoleh menanggapi panggilan. "PAK VAND...!!" pekik si pemanggil lagi, berlari cepat menghampiri kami.

"RIKA!!"

Yah itu teman ku Rika, mendapati kami baru saja keluar dari gedung hotel.

Istri Tersembunyi Pak DosenWhere stories live. Discover now