Bab 37. Aku Kecewa

17.1K 569 5
                                    

Aku berusaha untuk mendapatkan hatinya kembali dengan menyiapkan makan malam kesukaan beliau. Tak lupa ku buatkan kue sebagai pencuci mulut untuk menemani di ruang kerjanya nanti.

Mendengar suara kendaraan milik nya memasuki halaman rumah, aku segera membuka pintu menyambutnya. Ku torehkan senyum menatapnya penuh cinta, lalu ku raih tangannya dan mencium punggung tangannya, tapi beliau tak membalas mengecup dahiku, malah melewati ku begitu saja.

Aku masih bisa sabar menerima beliau bersikap cuek dan dingin seperti itu padaku.

"Makan malam sudah siap pak" seruku mengekori beliau yang hendak masuk ke kamar nya.

"Hum"

Hanya itu jawabannya tanpa menoleh kearah ku lalu menutup pintunya.
Sebenarnya siapa yang terlalu membesar-besarkan, aku atau dia?.

"Pak Vand,.." panggilku di depan pintu kamarnya.

"Iya"

Akhirnya aku mendengar suaranya setelah hampir seharian mendiamkan ku.

"Mau saya buatkan teh?"

"Saya bisa buat sendiri"

Tak biasanya beliau menolak ku buatkan teh, bahkan beliau pernah mengatakan menyukai teh buatanku, katanya teh buatanku yang terenak baginya.

Tapi aku masih berusaha bersikap tenang memutuskan menunggunya di meja makan. Satu jam kemudian beliau muncul.

"Mau saya panaskan dulu pak?"

Ia hanya menggeleng lalu duduk di kursinya yang biasa. Segera aku ke sampingnya melayaninya dengan baik seperti yang selalu ku lakukan, lalu aku kembali duduk ke kursiku. Tapi lagi sikap diam yang ku terima darinya sebagai balasan, lalu lagi beliau mencuci wadah yang sehabis di gunakannya dan berlalu ke kamarnya tanpa pernah berbicara padaku apa lagi menatapku.

Aku menangis kecil di tempat ku, sangat menyakitkan rasanya menerima sikapnya yang seperti itu. Aku hanya bersikap tegas melindungi pernikahan kami beliau justru mendiamkan ku.

Hingga sikap diamnya bertahan selama tiga hari, aku tak tahan lagi, aku menginginkan suamiku yang dulu, aku membutuhkan suamiku yang penuh kasih sayang padaku.
Ku putuskan menunggunya yang belum pulang semenjak berangkat mengajar. Aku akan meminta maaf bahkan memohon maaf sekalipun asal pernikahan kami kembali baik.

Jam menunjukkan pukul 9 malam, beliau belum juga pulang, tak biasanya seperti itu, jika ada janji beliau pasti memberitahuku terlebih dahulu, setidaknya ia pulang mengganti pakaiannya.

Tak tenang aku mencari tahu kemana perginya. Bahkan aku mendatangi kediaman milik orang tuanya, memerhatikan dari luar tapi tak menunjukkan tanda-tanda beliau ada.
Lalu aku teringat dengan satu nama yang selalu mengusik pikiranku akhir-akhir ini, yah itu Emilia. Nama itu menjadi malapetaka di pernikahanku.

Ku kirim pesan pada Ivanka bertanya sosial media milik Emilia dengan alasan aku mengagumi sosoknya dan ingin mengikutinya. Ivanka pun mengirimkan nama akun sosial media milik Emilia tanpa bertanya banyak, dan aku pun menemukan sosial media milik nya, segera ku lihat-lihat isi beranda miliknya, dan aku mendapati sebuah foto yang baru di unggah beberapa menit yang lalu,. Sebuah foto meja dengan dua porsi makanan di salah satu cafe, ku cari tahu lokasinya dan segera ke lokasi tersebut.

Tak butuh waktu lama aku pun tiba, segera aku mencari tahu di mana posisinya, aku justru mendapatinya sedang menikmati makan malam sembari berbagi tawa dengan pak Vand suamiku. Apa ini yang namanya selingkuh? Apa suamiku selingkuh? Ingin rasanya aku memporak-porandakan meja mereka lalu menjambak rambut mantan istrinya itu hingga menyeret nya.

Istri Tersembunyi Pak DosenWhere stories live. Discover now