Bab 21. Malam Pertama 🔞

25K 636 3
                                    

"Riana..!"

Panggil buk Verni membuat langkahku terhenti, aku berbalik ke arah nya.

"Bagaimana? Pak Vand suka kuenya?"

"Tidak" jawabku singkat berterus terang.

"Hah! Kenapa?"

"Katanya kuenya kemanisan"

"Kue seperti itu umumnya memang lebih manis dari kue biasanya"

"Kenapa juga ibu ngasih pak Vand kue seperti itu? Kalau pak Vand diabetes bagaimana?"

"Aduh, iya juga yah,. Kamu tahu makanan favoritnya yang lain?"

"Ibu tanya saja langsung yah, saya mau ke kelas"

Aku segera berlari meninggalkannya. "Enak saja mau menarik perhatian suamiku" gerutuku kesal duduk di bangkuku.

"Rin!!" panggil Rika mengejutkan

"Ish apa!?"

"Biasa saja"

"Kamu yang biasa saja! Ada apa sih?"

"Aku sudah dapat pekerjaan untuk mu di tempat tanteku"

"Hah Serius?! Kerja apa?"

Rika mendekatkan mulutnya ke telingaku, membisik kan pekerjaan yang ia maksud. Mataku terbuka lebar mendengar tawaran pekerjaan darinya.

"Ta-tapi..

"Aku jamin aman kok, aku juga sudah bilang ke tanteku kalau kamu temanku, bagaimana?"

"Hmm...

"Kamu tidak akan tahu kalau kamu tidak coba dulu, bagaimana?"

"Iya deh, boleh"

"Ok, nanti pulang ngampus aku kasih tahu tanteku"

"Iya"

Kami kembali melakukan tugas sebagai seorang pelajar sebelum berpisah pulang ke kediaman masing-masing.

Seperti kegiatanku setiap harinya,. Ku pungut jemuran, menyetrika, dan melipatnya lalu membuat makan malam.

"Riana..!"

Ku tinggalkan dapur mendengar pak Vand memanggil ku sekeras itu,. Ia menghampiriku dengan langkah tergesa-gesa.

"Pak Vand kenapa?"

"Saya lupa ada acara reunian jam enam" katanya terlihat panik.

"Loh, ini kan sudah jam enam pak"

"Saya mau mandi dulu,. Set jas yang navy sudah kamu cuci kan?" aku mengangguk. "Saya ingin pakai yang itu"

"Baiklah saya ambilkan dulu"

Ku pastikan sekali lagi kerapihan jas yang akan beliau kenakan sebelum memberikan padanya.

Tok! Tok! Tok!

"Pak,.."

Panggilku di depan pintu kamar nya. Ia membuka pintu hanya dengan lilitan handuk di pinggulnya memperlihatkan tubuhnya yang atletis nan kencang, tak tampak jika ia telah memasuki kepala 4.

"A! Pak!" segera ku tutup wajahku dengan set jas milik nya yang ada di tanganku.

"Maaf, maaf, tetap tutup matamu" aku menurut menutup mata rapat-rapat. Begitu set jas itu berpindah tangan, ku tinggalkan kamarnya masih dengan menutup mata hingga ke ruang tengah. Selama sebulan menikah baru kali ini ku lihat tubuh suamiku sendiri.

Aku duduk di sofa mengingat kembali kejadian barusan. Aku ingat bahunya tegap, kedua lengannya berotot, perutnya memiliki sixpack dengan tinggi badan 180cm membuat ia terlihat sempurna.

Istri Tersembunyi Pak DosenWhere stories live. Discover now