Bab 42. Istri Pengurus Rumah

17.8K 522 6
                                    

Tin! Tun! Tin! Tun! Tin! Tun!

Kami terbangun akan suara bel mengganggu di pagi buta, terlalu pagi untuk seseorang bertamu bahkan sebelum pemilik rumah bangun.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi begini" gumam pak Vand dengan suara parau sesekali menguap.

"Biar saya saja yang buka pintu, pak Vand lanjut tidur saja"

"Makasih yah sayang"

Ku pakai pakaianku seperti semula, merapihkan rambutku juga membasuh wajah sebelum membukakan pintu.

Ku lihat melalui layar monitor siapa yang bertamu. Seketika aku terbangun sepenuhnya terkejut mendapati kedua mertua ku yang berkunjung. Ku tenang kan diri sebelum membukakan pintu

"Pagi pak, buk" sapaku sedikit membungkukkan badan, tapi mereka masuk melewati ku begitu saja.

"Ivand mana!?"" tanya mamah mertuaku ketus.

"Masih tidur buk,. Silahkan duduk dulu biar saya bangunkan pak Vand dulu" ujarku ramah.

"Tidak usah bersikap seolah-olah kamu pemilik rumah ini!" balas mamah mertuaku kasar.

"Tidak buk, saya tidak bermaksud begitu..

"Sudah cepat bangunkan Ivand sana!"

Aku menghela nafas kasar tetap tenang menerima sikap mamah mertuaku,. Segera aku kembali ke kamar bangunkan ak Vand.

"Pak,. Pak Vand,." panggilku menggoyang-goyangkan tubuhnya yang masih tidur.

"Ada apa sayang?" beliau masih memejamkan mata.

"Mamah sama papah ada di ruang tamu" beliau segera duduk menatap ku keheranan.

"Kamu serius?"

"Iya, mamah nyariin pak Vand"

"Iya, iya"

Beliau segera turun dari tempat tidur masuk kedalam kamar mandi membasuh wajahnya sebelum keluar menemui kedua orang tuanya.

"Mah,. Pah,." sapa pak Vand memeluk kedua orang tuanya. Aku lega kedua orang tuanya membalas memeluk, tampak nya mereka tak marah lagi pada pak Vand. "Tumben kemari pagi-pagi begini?" sambung pak Vand.

"Mamah sama papah akan menginap di sini untuk beberapa hari"

Pak Vand menoleh kearah ku, yang mana aku pun menoleh kearahnya. Aku tak tahu apa maksud mamah mertuaku mengatakan ingin menginap, sedangkan beliau tak menyukaiku.

"Kenapa Vand? Kamu tidak mau orang tua kamu menginap di sini sebelum Riana memberikan ijin!"

"Tidak buk, ibu sama bapak boleh kok menginap di sini, ini kan rumah kalian juga" sela ku membela diri.

"Yah, ini rumah anak kami, dan sebagai orang tuanya kami berhak tinggal di sini dari pada seseorang yang Ivand bawa dari kampung!" hardik beliau makin kasar, aku hanya mengelus dada.

"Mah,! Kenapa mamah berbicara seperti itu? Riana istri ku, menantu mamah" tegur pak Vand membelaku.

"Alah! Sudah! Mamah sama Papah mau sarapan, Riana buatkan kami sarapan" perintah beliau angkuh.

"Iya buk"

Aku segera ke dapur menyiapkan sarapan sesegera mungkin sebelum aku di marahi lagi.

"Ya ampun Riana! Seharusnya kamu masukan pakaian kotor dulu ke mesin cuci!" pekik mamah mertuaku menyusul untuk memarahiku.

"Iya buk, biasanya saya selalu melakukan itu"

Mungkin karena gugup rutinitas yang biasa ku lakukan setiap pagi jadi terlupa.

Istri Tersembunyi Pak DosenWhere stories live. Discover now