Bab 32. Pesek-Pesek Mahal

17.6K 555 13
                                    

Aku dan pak Vand terdiam kebingungan melihat Rika berlari kearah kami,.

Mengingat perkenalan pertama ku dengan Rika ia banyak tanya,. Aku yakin kami pasti akan di cecar banyak pertanyaan.

"Kalian menginap di hotel?!" pekik Amelia khas dengan suara cempreng nya, membuat beberapa orang menoleh memerhatikan kami.

"Kami bisa jelaskan..." sahut pak Vand

"Jadi benar kalian sudah menikah seperti yang dikatakan tanteku?" potong Rika. Aku menoleh pada pak Vand dan beliau yang menjawab mengakuinya. "Kapan?" tanya Rika lagi

"Sebelum aku kuliah di kampus yang sekarang, sekitar dua bulan" jawabku.

"Hah! Kok kamu tidak pernah cerita sih Rin"

"Kamu kenapa ada di sini?" sela pak Vand memotong.

"Sepupu saya bekerja di sini sebagai cleaning servis, saya di minta bawain ponselnya yang tertinggal, kalian belum jelasin ke saya..

"Kamu tidak ke kampus?" lagi pak Vand memotong.

"Ke kampus pak"

"Nanti kami jelaskan di mobil, ayo saya ada kelas"

kami bertiga berangkat ke kampus bersama-sama sembari aku menceritakan semuanya pada Rika dari awal kami bertemu hingga saat ini kami telah menikah.

"Ooh.. Jadi pernikahan kalian karena terpaksa?" tanya Rika akhirnya paham.

"Iya" jawabku

"Jadi selama dua bulan ini bagaimana hubungan kalian?"

"Maksudnya?"

"Apa kalian mempertahankan pernikahan kalian hanya karena permintaan kakekmu Rin, atau ada hal lain?"

Aku menoleh pada pak Vand yang serius menyetir. Tapi terlihat ia serius mendengarkan.

"Iya ada hal lain" sergah ku.

"Apa?" Rika makin penasaran

"Karena aku mencintai pak Vand"

Senyum seketika terukir di bibir pak Vand.

"Kalau pak Vand?" tanya Rika

"Saya juga mencintai Riana" sergah nya.

"Ooh.. Tinggal tunggu kabar bahagia dong"

Aku mengernyit bingung mendengar ucapan Rika. Kabar bahagia apa yang ia maksud?

"Kabar bahagia?" tanya pak Vand mewakili pertanyaanku.

"Bayi"

Jawaban Rika membuatku dan pak Vand saling tatap keheranan. Jujur aku belum ada pikiran untuk ke hal itu selama pernikahan kami masih tersembunyi. Aku takut jika anak kami tak di terima oleh keluarga suami ku nanti nya.

"Doakan saja" sahut pak Vand tersenyum setelah mengatakan itu, beliau terlihat bahagia setelah ucapan bayi tadi, sepertinya ia menginginkan hal itu.

"Tidak dulu Rika" tolak ku membuat pak Vand menoleh menatap ku heran.

"Loh kenapa Rin?" tanya Rika

"Tidak sebelum pernikahan kami mendapat restu"

Tak bermaksud memaksa tapi aku ingin hubungan kami jelas. Aku tak ingin selamanya hubungan kami hanya nyata di rumah saja, lagi pula kamu kini saling mencintai, ku rasa memang seharusnya pak Vand memberitahukan pada keluarga nya tentang pernikahan kami.

"Pasti di restui kok, kamu tuh menantu idaman tahu" celoteh Rika

"Bagaimana bisa mendapat restu juka pernikahan kami saja tidak di ketahui oleh mertua dan iparku"

Istri Tersembunyi Pak DosenWhere stories live. Discover now