8. Sebuah Kesepakatan

6.9K 899 97
                                    

Gila, rutin sekali ya viallynn ini 🤣

Btw ini cerita fiksi yang penuh kehaluan ya kawan, jangan disamakan sama kehidupan nyata. Anggap aja Mas Ndaru sama Mbak Shana ini hidup di konoha 🤣

***

Sebagai kepala keluarga, tentu Harris Atmadjiwo tidak bisa tenang. Hatinya dikuasai rasa bimbang. Kematian anak tengahnya sudah cukup membuatnya terguncang. Lalu sekarang anak bungsunya kembali datang dengan masalah yang menantang.

Seharusnya di usianya yang menginjak 71 tahun ini, Harris sudah bisa bersantai di hari tuanya. Kehidupan serta karir anak-anaknya juga sudah bagus dan menjanjikan. Namun siapa sangka jika dia tetap turun tangan saat ada permasalahan yang menyangkut nama Atmadjiwo.

Bukan usaha yang mudah untuknya membangun kerajaan bisnis hingga seperti ini. Harris percaya jika nama baik akan memberikan banyak keuntungan. Mulai dari kepercayaan rekan bisnis hingga kepercayaan masyarakat. Meski ada juga yang membenci, tetapi suara mereka tidak terlalu vokal.

Lalu sekarang, setelah bertahun-tahun hidup tenang, keluarganya terguncang dengan satu skandal. Skandal yang untuk pertama kalinya sulit mereka atasi. Sekali lagi, nama baik Atmadjiwo sangat penting untuknya. Harris bisa seperti ini juga karena citra positif yang ia bentuk sejak awal.

Apa lagi dia harus mengubah tatanan yang ada setelah kematian Arya. Semua akan menjadi sulit ketika skandal ini masih dibicarakan dan terus berkembang tanpa bisa dikontrol.

"Kita nggak bisa gini terus, Mas," ucap Darma, salah satu pemilik saham Atmadjiwo yang juga merupakan besan Harris, pembisnis sukses dari Kalimantan Timur yang juga Ayah dari Putri Asmadi, istri Haryadi.

"Kamu nggak bisa bujuk mereka dulu, Dar? Kita masih berkabung kalau kamu lupa."

"Tentu, Mas. Saya juga masih sedih karena kehilangan menantu." Darma menghela napas kasar. "Saya sudah minta mereka untuk sabar dan menunggu. Tapi mereka terus mendesak karena harga saham terus turun."

"Kita sedang mencari jalan keluar."

"Maaf, Mas." Darma berdeham sebentar. "Tapi apa benar kalau Ndaru jadi selingkuhan?"

Harris menatap Darma tajam. "Anak saya nggak seperti itu. Kayak nggak ada perempuan lain aja," gerutunya.

"Terus kenapa ada narasi seperti itu di media, Mas? Itu yang bikin panas. Nama keluarga Mas jadi buruk."

"Ya, ulah siapa lagi? Musuh Atmadjiwo kan banyak, ditambah Mas Guna juga mau nyaleg."

Darma berdecak. "Saya nggak bisa tahan mereka terlalu lama, Mas. Segera minta Ndaru untuk selesaikan masalah ini, apapun caranya. Karena biar bagaimana pun skandal ini sangat berdampak untuk semua bisnis kita."

Harris mengangguk. "Sebentar lagi, minta mereka untuk sabar menunggu sebentar lagi."

"Untuk kasus Benasaka. Jadinya gimana, apa ada informasi?" tanya Darma teringat dengan kasus yang ditangani oleh almarhum menantunya.

"Yang saya dengar akan diganti hakim lain. Pemeriksaan akan diulang dari awal lagi."

Darma mengusap wajahnya kasar. "Arya... Arya... saya masih nggak nyangka, Mas. Putri juga masih sering nangis."

"Wajar, jangan ganggu Putri dulu. Dia masih sedih."

Darma mengangguk dan mulai berdiri. "Kalau gitu saya harus kembali ke kantor. Sekali lagi saya mohon, Mas. Minta Ndaru untuk segera selesaikan masalah ini. Kalau enggak, jangan harap yang lain setuju kalau Ndaru yang ambil alih perusahaan."

Setelah berjabat tangan, Darma berlalu pergi. Meninggalkan Harris yang kembali menarik napas dalam.

"Ingin minum, Pak?" tawar Iqbal.

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now