19. Fakta Berbicara

7.6K 984 132
                                    

Duh, maaf telat. Harusnya udpate kemarin. Tapi aku ada training jadi nggak bisa update. Maap yakk ❤️

***

Sejak kemarin, Ndaru sudah menempati ruangan kerja Guna di kantor utama. Meski belum resmi menggantikan posisinya, tetapi dia sudah mulai bekerja di sana. Selagi menunggu waktu Guna kosong untuk serah terima jabatan, Ndaru akan belajar beradaptasi.

Menjadi pemimpin tidak serta-merta membuatnya bersikap arogan. Biar bagaimana pun Ndaru tetaplah orang baru yang harus menyesuaikan diri dengan budaya kerja yang ada. Seperti saat ini, Ndaru tidak hanya memiliki Gilang yang membantunya. Melainkan ada sekretaris Guna di kantor yang akan bekerja untuknya.

Namanya Fajar, sudah bekerja cukup lama untuk kakaknya. Mendengar bagaimana kinerja Fajar dari mulut Guna, Ndaru memutuskan untuk tetap mempekerjakan pria itu.

"Ini laporan keuangan yang Bapak minta untuk dua bulan terakhir," ujar Fajar.

"Terima kasih." Ndaru mulai membacanya. Kemampuan analisisnya cukup bagus, membuatnya bisa mencari titik lemah yang harus diperhatikan. "Ada keluhan dari para pemilik saham? Saya lihat grafik saham mulai naik hari ini."

"Pagi ini belum ada, Pak. Tapi sepertinya akan ada laporan baru nanti siang."

"Siapa yang lebih sering mengeluh akhir-akhir ini?" tanya Ndaru menutup mapnya. Dia akan melanjutkannya nanti.

"Pak Darma, Pak. Beliau aktif menghubungi Pak Guna untuk membicarakan krisis ini."

"Darma?" Kening Ndaru berkerut. Sedikit heran karena pria itu terlihat santai-santai saja selama ini. Mungkin juga karena desakan dari yang lain.

Ketukan pintu membuat Ndaru dan Fajar menoleh. Gilang masuk dan mengangguk pelan pada Ndaru.

"Kamu boleh keluar, Jar," perintah Ndaru pada Fajar. "Terima kasih," lanjutnya.

Begitu Fajar keluar, Gilang mendekat dengan benda kecil di tangannya.

"Ini yang Bapak minta semalam." Gilang memberikan sebuah flashdisk.

Benar, Ndaru tidak pernah main-main dengan ucapannya. Begitu mendengar keluhan Shana tentang Shella, dia dibuat tidak tenang. Rasa tidak percaya masih menyelimutinya.

"Apa yang kamu temukan?" tanya Ndaru sambil memasang flashdisk itu pada laptonya.

"Saya tidak melihat Mbak Shella, Pak."

Ndaru menghela napas kasar. Dia sudah yakin jika Shana hanya membual. Melihat bagaimana sepak terjang gadis itu, membuat Ndaru tak heran.

Baginya, Shana tidak sebaik yang orang-orang kira. Begitu banyak sikap jelek yang gadis itu sembunyikan dari media.

"Dito aktif datang ke Atma Hotel tiga bulan terakhir. Tehitung sudah enam kali dia datang bersama wanita. Saya juga sudah mengecek satu-persatu wanita yang bersama Dito, tapi saya tidak melihat Mbak Shella."

Ndaru mulai memutar video yang ada. Meski Gilang sudah memastikan, tetapi dia harus mengeceknya kembali. Sekali lagi, Ndaru selalu berhati-hati dalam mengambil langkah.

"Jadi dia beneran selingkuh." Ndaru menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Semenyebalkan apapun Shana, tidak ada manusia yang berhak dikhianati seperti ini.

"Siapa dia?" tanya Ndaru menghentikan video yang berputar. Tangannya menunjuk seorang wanita yang berjalan di belakmg Dito dengan hoodie besar.

Gilang mendekat dan meringis. "Dia satu-satunya wanita yang tidak saya ketahui identitasnya, Pak."

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now