43. Kembali terulang

8.1K 1.2K 114
                                    

Hai,

Chapter 53-54 sudah update di karyakarsa ya ❤️

Btw chapter ini agak dag dig dug dikit, selamat membaca ❤️

***

Pagi ini Shana bangun lebih pagi. Tidak lagi bermalas-malasan seperti hari sebelumnya. Hari ini ia akan melakukan kunjungan rutin ke lokasi syuting. Kebetulan lokasi syuting juga tidak dilakukan di luar kota sehingga Shana bisa datang untuk sekedar melihat mahakaryanya.

Ada rasa enggan sebenarnya. Tentu saja karena Dito, mantan kekasih gilanya. Namun setelah Ndaru meminta Shana mengganti nomor ponsel, Dito tak lagi berulah. Namun justru itu membuat Shana takut. Entah apa lagi yang akan pria itu lakukan saat mereka bertemu nanti.

"Pagi, Bi," sapa Shana memasuki ruang makan.

"Selamat pagi, Bu," balas Bibi Lasmi yang tengah menyiapkan makanan.

Shana menatap ke sekitar dengan bingung. Keheningan yang ada membuatnya bertanya-tanya. Ke mana perginya semua penghuni rumah?

"Kok sepi, Bi? Mas Juna belum bangun?"

"Kayaknya belum, Bu. Semalem agak rewel mau nunggu Bapak sama Ibu pulang tapi akhirnya ketiduran juga meskipun udah malem banget."

Shana meringis. Meski pulang lebih awal dari acara, tetapi mereka sampai rumah jam 11 malam. Jalanan ibu kota yang macet benar-benar tak bisa diprediksi.

"Kalau Bapak ke mana?" tanya Shana hati-hati. Dia melirik sekitar dengan waspada. Bukannya apa, tetapi semalam Ndaru membuatnya kesal setengah mati.

"Bapak pergi, Mbak. Tadi habis subuh langsung berangkat."

Hebat, hingga saat ini pun Ndaru masih menghindarinya.

*Flashback On*

Selama perjalanan pulang dari acara lelang Nurdin Hasan, Ndaru tak membuka mulut sedikit pun. Kemacetan juga semakin memperparah suasana yang ada. Shana tidak menyukai ini. Setidaknya Ndaru harus memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa tiba-tiba kita pulang, Pak?" Shana bertanya. Ada nada tak suka dari kalimatnya. Sebenarnya Shana masih ingin berada di acara itu. Apa lagi saat melihat kehadiran Nendra Hasan.

Ndaru tidak menjawab. Dia hanya memainkan ponselnya dengan santai. Hal itu mengundang dengkusan kesal dari Shana.

"Pak Ndaru kenapa, sih? Kenapa jadi aneh? Katanya tadi nggak ada barang yang menarik, tapi kenapa tiba-tiba beli batu berlian 10 miliar?"

Lagi-lagi Ndaru tak menjawab. Shana yang kesal berusaha meraih lengan Ndaru dan menariknya. Tak peduli jika perdebatan mereka bisa didengar oleh Nanang, supir mereka malam ini.

"Lepas." Ndaru menarik lengannya.

"Bapak kenapa? Saya salah apa?" Kali ini Shana benar-benar bingung.

"Saya capek, mau tidur. Jangan bicara terus, kepala saya pusing." Setelah itu Ndaru mematikan ponselnya dan mulai bersandar dengan nyaman. Matanya mulai terpejam menandakan jika ia akan tidur dan tak ingin diganggu.

Jika sudah seperti itu, Shana akan menutup mulut. Dia tidak akan lagi memohon seperti orang yang menyedihkan. Ndaru berhasil membuatnya kesal malam ini.

*Flashback Off*

Shana duduk di meja makan dan mulai meraih buah pisang. Dia melirik ke arah di mana Ndaru biasa duduk. Tidak ada siapa pun di sana. Sialnya, Shana mulai merasa aneh. Seperti tidak terbiasa.

Duda Incaran ShanaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora