35. Hilang Kendali

8.9K 1.2K 74
                                    

Ada yang masih bangun jam segini?

Chapter 36-37 sudah update di karyakarsa ya ❤️

Btw semangat besok senin 🙈

***

Tepat jam sepuluh malam, Shana sudah berada di depan rumahnya. Sambil menunggu pagar besar itu terbuka, dia menarik napas dalam. Mempersiapkan diri akan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi setelah ini.

Sejak melarikan diri tadi siang, Shana memang belum kembali. Bahkan dia mematikan ponselnya, sengaja tak ingin diganggu. Begitu juga dengan Mala. Setelah mengantar Mala pulang, ia langsung menyalakan ponselnya. Benar saja, banyak panggilan tak terjawab dan pesan yang masuk. Bahkan ada nomor baru yang tak dikenal.

"Kamu culik anak saya ke mana? Angkat telepon saya!"

Shana meringis membaca pesan itu. Meskipun tanpa identitas, tetapi Shana tahu jika Guna yang mengirimkan pesan dari sembilan jam yang lalu itu.

Tak ingin berlarut-larut, Shana kembali melajukan mobilnya begitu pagar rumah telah terbuka sempurna. Suasana begitu sepi. Hanya terdapat dua satpam yang berjaga ditemani kopi dan gorengan.

"Bu Shana sudah pulang?" sapa salah satu satpam sambil membuka pintu mobil untuknya.

Shana hanya tersenyum tipis dengan anggukan. Memang jawaban apa yang harus ia beri?

"Pak Nanang mana, Pak? Saya mau balikin kunci mobil," ucap Shana sambil meraih tasnya.

Saat tak mendengar jawaban, gadis itu pun menoleh. Menatap satpam yang tampak menunduk sambil mengusap lehernya.

"Kenapa, Pak?"

"Anu, Bu... itu...,"

"Ada apa?"

"Pak Nanang udah nggak kerja di sini lagi."

Bingung. Kerutan di dahi Shana menunjukkan ekspresi bertanya-tanya.

"Maksudnya?"

"Pak Nanang dipecat, Mbak."

"Kok bisa?" tanya Shana pelan. Seketika dia teringat dengan apa yang terjadi tadi siang. "Pak, jangan bilang karena saya...," Shana tak sanggup untuk melanjutkan ucapannya.

"Iya, Mbak. Saya denger Pak Nanang dimarahin Pak Harris sama Pak Ndaru tadi siang. Habis itu saya nggak liat dia lagi."

"Astaga!" Shana mengusap wajahnya kasar. "Kalau gitu saya masuk dulu, Pak. Permisi."

Langkah Shana begitu cepat. Dia pikir setelah pulang dia bisa beristirahat dengan tenang. Namun lihat, emosinya justru dimainkan. Hanya karena hal sepele Ndaru sampai memecat Pak Nanang.

Keterlauan.

Lampu ruang tengah yang masih menyala membuat langkah Shana melambat. Apa lagi saat ia melihat punggung tegap yang tengah duduk di sofa dengan buku di tangannya.

Melihat Ndaru seketika menyiutkan nyali Shana. Apa mereka akan berdebat malam ini?

"Kenapa pulang?" tanya Ndaru tanpa menoleh.

Kali ini Shana benar-benar menghentikan langkahnya. Tangannya terkepal dengan erat.

"Saya nggak boleh pulang?" jawabnya tanpa takut.

Kali ini Ndaru menoleh, menatap gadis yang membuatnya pusing hari ini. Shana berulah, di depan keluarganya. Menculik Mala yang menjadi bintang utama hari ini adalah kesalahan fatal. Biar bagaimana pun Mala tidak boleh pergi sampai acara selesai.

"Saya pikir kamu masih punya malu untuk kembali."

"Saya lagi nggak mood berantem, Pak." Shana memutar matanya kesal.

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now