12. Berusaha Meyakinkan

6K 817 28
                                    

Maaf kalau ada typo 🙏🏽 btw kalian harus hafal nama-nama tokohnya ya biar nggak tersesat wkwk

Selamat membaca ❤️

***

Erina tidak tahu apa tujuan Shana menculiknya. Saat ia memutuskan untuk bersantai di rumah, tiba-tiba adiknya memaksanya untuk ikut dengannya. Terpaksa Erina harus meminta Fathur yang akan datang berkunjung untuk putar balik. Karena Shana tidak akan membiarkannya berada di rumah malam ini.

"Ngapain kita ke sini?" tanya Erina menatap bangunan khas di depannya dengan wajah tak suka.

Djiwo Resto adalah salah satu pesaingnya di dunia kuliner. Erina kesal saat harus mengingat jika restorannya selalu berada di bawah peringkat Djiwo Resto.

"Makan malem. Gue yang traktir."

"Nggak mau!" Erina berniat untuk menghentikan taksi, tetapi Shana lebih dulu menariknya.

"Kenapa, sih, Mbak? Nurut aja buat malam ini."

"Lo ngapain bawa gue ke sini? Kalau mau traktir makan bisa di restoran lain. Atau enggak di warung tenda pinggir jalan. Mending di situ dari pada di sini," gerutunya.

Shana meringis menyadari kekesalan Erina. Gadis itu memang sangat sensitif akhir-akhir ini jika berhubungan dengan nama Atmadjiwo. Shana juga tidak bodoh. Dia tahu jika Djiwo Resto adalah pesaing restoran milik Erina. Mereka sama-sama unggul di masakan nusantara. Tak heran jika kakaknya menatap sinis bangunan tak bersalah di hadapannya.

"Sekali-kali, Kak. Nanti habis gue nikah, kita bisa makan sepuasnya di sini dan gratis."

"Ogah!" Erina masih berusaha melepaskan genggaman Shana.

"Oke-oke, kalau lo nggak mau makan terserah. Pokoknya kita harus masuk sekarang. Jangan cemberut, meskipun wartawan udah nggak ikutin kita, tapi mereka masih punya banyak mata-mata. Gue yakin foto kita kembali muncul di X besok."

Erina menghentakkan kakinya dan menyerah. Dia mengikuti Shana masuk degan wajah angkuh. Hampir semua orang mengenalnya. Siapa yang tidak? Erina memiliki reputasi yang bagus sebagai koki selebriti.

"Mbak Erina, boleh minta foto nggak?" tanya salah satu koki yang tiba-tiba keluar dari dapur. "Saya nge-fans banget sama Mbak."

Mendengar itu, bibir Erina sedikit berkedut menahan senyum. Setidaknya ada hal positif dari restoran ini, yaitu penggemarnya.

"Mbak Shana, selamat datang." Gilang muncul membuat senyum Erina pudar.

"Sebentar, Mas. Kakak saya mau foto dulu." Shana berucap santai tanpa sadar jika raut wajah Erina mulai berubah datar.

Batinnya bertanya-tanya. Kenapa ada asisten Handaru Atmadjiwo di sini? Erina yakin jika makan malam ini bukan hanya makan malam biasa.

"Silakan ikuti saya."

Shana dan Erina berjalan mengikuti Gilang. Menuju lorong sepi ke arah ruang privasi. Erina menyenggol bahu adiknya.

"Ada yang gue nggak tau?" bisiknya.

Shana hanya tersenyum canggung. Dia tahu kakaknya akan marah setelah ini. Namun Shana harus melaluinya.

"Pak Ndaru sudah di dalam, Mbak. Silakan masuk," ujar Gilang.

"Terima kasih, Mas."

"Lo gila?!" geram Erina tertahan. Dia menatap Shana tajam. "Ngapain lo bawa gue ketemu dia?"

"Please, Mbak. Malam ini aja turuti kemauan gue." Shana mulai memohon. Menunjukkan wajah memelas dari balik kaca mata besarnya.

"Gue habisin lo setelah ini," marah Erina berusaha tenang.

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now