41. Musuh Mendekat

7.6K 1.1K 84
                                    

Haii!!

Selamat lebaran semuanya. Pak Ndaru sama Mbak Shana mau minal-minul dulu karena updatenya jarang-jarang, tapi lumayan lah ya update satu kali seminggu di wattpad sama karyakarsa 🤣

Btw chapter 42-50 sudah tersedia di karyakarsa viallynn ya. Yang mau baca duluan bisa ke sana, yang mau nunggu bisa stay di sini ajahh ❤️

Selamat membaca ❤️

***

Acara lelang amal yang dibuat oleh Nurdin Hasan bertema pesta topeng. Meski mendadak, Shana tak perlu kebingungan. Seperti yang sudah ia duga sebelumnya, koleksi butik Gadis Amora akan datang ke rumah beserta dua pegawainya. Satu untuk dirinya dan satu untuk Ndaru.

Kali ini Shana memilih dengan tak lagi melihat harga. Toh, Ndaru yang akan mengeluarkan uang untuk pakaiannya. Shana pun memilih model pakaian yang ia suka. Tentunya juga sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Gaun berwarna hitam menjadi pilihan Shana. Panjang hingga mata kaki, tetapi ada belahan yang berhenti di atas lututnya. Menampilkan kaki jenjangnya yang selama ini ia tutupi rapat. Selain itu, gaun itu juga menampilkan lengan bersihnya. Warna gaun yang hitam begitu kontras dengan warna kulitnya. Untuk topeng, Shana memilih topeng bulu berwarna putih. Tema yang ia pilih malam ini adalah black swan.

"Sudah selesai. Bu Shana cantik sekali malam ini," ucap pegawai yang juga membantu merias wajahnya.

Setuju.

Senyum manis Shana menjadi bukti bahwa dia cukup puas dengan penampilannya. Dia tampak seperti puteri dongeng malam ini.

"Terima kasih. Saya selalu suka dengan hasil kerja Butik Amora."

"Sama-sama, Bu Shana. Kalau begitu Ibu bisa keluar. Sepertinya Pak Ndaru juga sudah selesai."

Sebelum keluar, Shana sekali lagi menyemprotkan parfum ke lehernya. Entah kenapa dia mendadak genit malam ini. Secara perlahan gaya hidup mewah Handaru Atmadjiwo mempengaruhinya. Tentu Shana tidak akan menyia-nyiakan kesempatanyannya menjadi Nyonya Atmadjiwo.

Meski dia juga memiliki uang, tetapi Shana tak akan rela menghamburkan uangnya sendiri untuk hal remeh seperti ini. Dia hanya berpikir realistis.

Dari belakang, Shana bisa melihat Ndaru yang duduk di ruang tengah. Tampak memainkan ponselnya sambil menunggu dirinya selesai.

"Pak Ndaru, Bu Shana sudah selesai," ucap pegawai butik yang membantu Shana dengan gaunnya.

Mendengar itu, Ndaru mengangkat kepalanya. Dia menatap Shana dengan lekat. Mulai dari atas hingga bawah dan kembali ke atas lagi. Sampai akhirnya tatapan mata mereka pun bertemu.

Berdetak kencang, jantung Shana kembali berulah. Gadis itu menelan ludahnya berulang kali. Tidak ada satu kata pun dari bibir Ndaru yang keluar. Membuatnya semakin penasaran dengan isi kepala pria itu.

"Bagaimana, Pak? Bu Shana cantik, kan?"

Ndaru berdiri dan berjalan mendekat sampai berdiri di depan Shana. "Cantik," ucapnya lalu beralih pada pegawai wanita di samping Shana. "Terima kasih. Kamu boleh pulang sekarang."

"Baik, Pak Ndaru. Terima kasih kembali."

Begitu para pegawai dari Butik Amora pergi, tatapan Ndaru kembali tertuju pada Shana. Dia kembali menatap penampilan gadis itu dari atas ke bawah. Tak lama kerutan di dahinya pun muncul.

"Kenapa, Pak?" tanya Shana ikut melihat penampilannya. "Ada yang salah?"

Ndaru memiringkan kepalanya sambil berpikir. "Apa tidak terlalu terbuka?"

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now