33. Makan Malam Keluarga

12.1K 1.4K 172
                                    

WKWKWKW 🤣🤣🤣

Nggak mau ngomong banyak, baca chapter sebelumnya aja kalau lupa 🙏🏽🤣

Maaf kalau ada typo ❤️

***

Hari-hari Shana tak luput dari kejutan. Sepertinya hampir setiap hari  akan ada hal menarik yang terjadi. Shana pikir hidupnya akan terus membosankan dan monoton. Namun siapa sangka, setelah sosok Handaru Atmadjiwo muncul, hidupnya banyak mengalami perubahan.

Ternyata menjadi Nyonya Atmadjiwo tidaklah mudah. Apalagi hanya bersandiwara. Itu lebih terasa menyiksa. Senyum palsu harus selalu siap sedia. Seolah kehidupan pernikahannya berjalan luar biasa. Memang benar luar biasa, tetapi dalam konteks yang berbeda.

Apa pun yang terjadi, Shana berusaha untuk menikmatinya. Waktunya hanya satu tahun saja. Sebisa mungkin tujuannya harus terlaksana.

Baik karirnya, nama baiknya, dan juga yang lainnya.

"Mama nggak ikut?" tanya Juna mendongak menatap Shana.

Shana yang tengah merapikan rambut Juna menghentikan kegiatannya. Dari cermin, dia melirik Ndaru yang tengah bersandar di pintu kamar. Pria itu mengawasi Shana yang tengah mendampingi Juna yang mendadak rewel malam ini.

"Mama jaga rumah, Sayang," jawab Shana pada akhirnya saat Ndaru tidak membuka mulut sedikit pun.

"Papa, Mama nggak ikut?" Juna berbalik menatap ayahnya sedih.

"Mama mau jaga mainan Mas Juna di rumah." Ndaru ikut membujuk.

"Suster aja. Mama ikut." Juna meraih tangan Shana. Menggenggamnya erat dengan tatapan penuh harap.

Jika memasang wajah seperti itu, tidak ada yang percaya jika Juna adalah anak berusia dua tahun.

Lagi-lagi Shana menatap Ndaru. Meminta pria itu untuk membantunya. Namun nihil, Ndaru masih diam dengan tangan bersedekap. Kerutan di dahi menjadi bukti jika pria itu tengah berpikir. Tampak menimang apa dia harus membawa Shana pergi bersama mereka.

"Bantuin, Pak," gemas Shana.

"Kamu sibuk malam ini?" tanya Ndaru pada akhirnya. "Cuma satu jam. Setelah itu kamu boleh pulang kalau mau."

Shana mencibir dengan ekspresi mengejek. "Kalau itu harusnya nggak tercantum dalam kontrak juga, kan?"

Ndaru mendengkus dengan gedikan bahu. "Kalau nggak mau nggak masalah. Lagi pula ini acara pribadi, nggak akan ada kamera."

"Kalau Mas Juna nangis gimana?" Pertanyaan Shana berhasil membuat Ndaru melihat anaknya. Anak itu terdiam dengan ekspresi wajah memohon.

Ndaru kembali menatap Shana. "Kamu tega liat Mas Juna nangis? Kalau saya sih nggak tega."

Shana menggeleng pelan. Siapa yang mau melihat anak menggemaskan itu menangis?

"Kalau gitu kamu ikut."

Shana tersenyum sumringah dalam hati. Bisa saja dia langsung mengiyakan permintaan itu. Namun ingat, dia harus jual mahal. Ndaru yang membutuhkannya maka pria itu yang harus meminta bantuannya.

"Oke, saya siap-siap dulu."

***

Acara pribadi yang Ndaru maksud adalah makan malam bersama keluarganya. Sudah lama mereka tidak melakukan kegiatan ini setelah disibukkan dengan banyak hal. Mulai dari pemakanan Arya, kampanye politik Guna, sampai pernikahan Ndaru. Ketiga keluarga putra Atmadjiwo itu benar-benar dibuat sibuk akhir-akhir ini.

Lalu malam ini, makan malam khusus dibuat untuk perayaan ulang tahun Mala, anak Guna yang menginjak usia 17 tahun. Oleh karena itu Ndaru mengajak serta Juna. Namun sayang ternyata anaknya ingin Shana menemaninya. Dengan pernikahan kontrak yang diketahui keluarganya, aneh rasanya jika ia membawa Shana. Selain itu, hubungan keluarganya dengan Shana juga tidak terlalu baik, apalagi ayahnya. Namun sekali lagi, demi Juna, Ndaru akan melakukannya.

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now