42. Aksi Handaru

7.9K 1.2K 167
                                    

Hai, aku muncul kembali 💕

Yang nungguin di karyakarsa sabar ya, kayaknya minggu depan baru bisa update. Sering-sering cek aja siapa tau tiba tiba update 😁 btw di karya karsa sudah tersedia sampai chapter 52 yes ❤️

Ini lumayan panjang, selamat membaca 💕


***

Acara lelang amal yang dibuat Nurdin Hasan berhasil menjadi trending topic di berbagai sosial media. Semua hal yang ada di dalam acara tersebut mencuri perhatian masyarakat. Mulai dari barang-barang mewah yang akan dilelang, megahnya acara, hingga sampai daftar tamu undangan yang datang. Lalu Handaru, menjadi salah satu tamu yang ramai diperbincangkan.

Bak pangeran dari negeri dongeng, banyak kata-kata pujian ditujukan untuk Ndaru. Penampilan pria itu malam ini sangat memukau. Juga ditemani istri yang seperti bidadari, seolah melengkapi kesempurnaan Ndaru malam ini.

Bagi para netizen, Handaru Atmadjiwo dan Shana Arkadewi malam ini adalah bintang utama. Jarang muncul di layar kaca dan sekali muncul mampu menggoyahkan iman di dada. Pasangan kontroversi yang lambat laun mulai disenangi oleh para pemuja sosial media.

"Saya tau lukisan ini," ucap Shana berhenti di depan lukisan abstrak, salah satu barang mewah yang akan dilelang.

Saat ini baik Ndaru dan Shana tengah melihat barang-barang mewah yang dipamerkan sebelum acara lelang dimulai. Sebenarnya bukan sekedar melihat-lihat, niat lainnya adalah Ndaru sedang malas bersosialisasi dengan tamu lain. Apa lagi sekarang pikirannya berkecambuk dan masih bertanya-tanya mengenai keakraban Shana dengan keluarga Nurdin.

"Lukisan Sandji Mahasitha, pelukis lokal?" gumam Ndaru membaca keterangan yang terpajang.

Shana mengangguk. "Ini lukisan terakhir beliau sebelum meninggal."

"Kamu pecinta seni?"

Shana menggeleng. "Nggak juga, tapi saya tau. Ini lukisan punya Pak Nurdin, saya pernah lihat di rumahnya."

Mendengar itu, reflek Ndaru menoleh pada Shana. Tangannya yang menggenggam gelas mulai mengerat.

"Sedekat apa kamu sama keluarga Nurdin?" tanya Ndaru dengan nada yang mulai berubah.

Membuat Shana merasakan aura tidak nyaman. Dia menatap Ndaru dengan kerutan di dahi. "Sudah saya bilang, saya dekat karena sering ikut kegiatan sosial yang Pak Nurdin adakan."

"Kenapa kamu nggak cerita sama saya?" Ndaru tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Gadis itu bertingkah biasa saja seolah tidak mengenal Nurdin, padahal kenyatanannya mereka begitu dekat.

Entahlah, Ndaru merasa sendiri dan dipermainkan.

"Kenapa saya harus kasih tau Pak Ndaru?" Shana mengerutkan keningnya.

Ah, Ndaru sendiri juga bingung. Dia tidak tahu harus menjawab apa.

Melepas tangan Shana yang melingkar di lengannya, Ndaru memilih untuk menjauh. "Saya ke toilet dulu."

Belum sempat Shana berbicara, Ndaru sudah berlau pergi. Shana menatap kepergian Ndaru dengan tatapan sendu. Beruntung topeng bulu berhasil menutupi ekspresi wajahnya saat ini.

"Kenapa, Pak? Mulai gelisah?" gumamnya.

***

Di toilet, Ndaru hanya mencuci tangan. Beruntung tidak ada siapa pun di sini, sehingga Ndaru bisa menjernihkan pikirannya dari segala pertanyaan yang ingin meledak dari kepala. Sialnya, dia hanya bisa memendamnya sendiri.

Pintu toilet terbuka, muncul satu pria yang membuat Ndaru mendengkus dalam hati.

"Loh, kamu di sini, Ru?" tanya pria itu sambil mencuci tangan. Saat ini mereka bertatapan melalui cermin besar di depan mereka.

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now