21. Perubahan Dalam Semalam

7.6K 1K 53
                                    

Maaf kalau ada typo ya, selamat membaca ❤️

***

Perubahan suasana hati benar terasa. Setelah kembali dengan membawa minumannya, ekspresi wajah Shana tak lagi sama. Lirikan dingin sang mertua pun seolah tak berarti apa-apa. Karena pada nyatanya ada sesuatu yang tengah mengusik hatinya.

Setelah bertahun-tahun lamanya akhirnya mereka kembali bertemu dan saling menyapa. Kali ini dengan situasi yang berbeda. Shana tak lagi menjadi anak ingusan seperti sebelumnya. Dia sudah jauh lebih dewasa. Sampai bisa mengambil langkah besar dalam hidupnya.

Orang itu masih sama. Sangat angkuh dari balik topeng ramahnya. Orang itu juga masih sama. Menjadi tersangka utama dalam pandangan Shana. Orang itu yang harus bertanggung jawab akan kesedihan dan kekacauan yang terjadi pada keluarganya.

"Mama, mau kue," ucap Juna membuyarkan lamunan Shana.

Tidak seperti sebelumnya yang sigap, Shana menjawab dengan senyum paksa. "Minta Papa, ya, Mas."

Bukan bermaksud melibatkan anak kecil. Namun perasaan Shana sangat kacau hari ini. Setelah bertemu dengan orang yang ia anggap iblis penghancur kabahagiaan sejak kecil.

***

Sepertinya perubahan Shana disadari oleh Ndaru. Sepanjang sisa acara, dia sadar akan senyum paksa dan kecut yang Shana tampilkan. Ada yang berbeda. Sesuatu telah terjadi.

Meski begitu, Ndaru tidak berniat bertanya. Toh, itu juga bukan urusannya. Selama Shana tidak bertindak sesuka hatinya, maka Ndaru tidak akan mendebatnya.

"Mau sama Mama." Juna melepas pelukan Ndaru dan mengulurkan tangannya pada Shana.

Selama lima belas menit, keadaan mobil benar-benar hening. Shana memilih untuk menatap jendela dengan pikirannya sendiri. Mengabaikan Juna yang mulai aktif dan nyaman bersamanya.

"Sama Papa aja. Mas Juna tidur sekarang." Ndaru menahan Juna untuk tetap berada di pangkuannya.

Dia mengerti akan suasana hati Shana yang tidak baik.

"Biar sama saya aja kalau boleh, Pak."

Ndaru menoleh. "Kamu nggak apa-apa?"

Kening Shana berkerut. "Memang saya kenapa?"

"Kamu mendadak diam. Bahkan saat ayah saya mulai ajak debat kamu lebih milih diam." Ndaru memiringkan kepalanya. "Kamu sakit?"

Shana tersenyum tipis. Lagi-lagi bukan senyum lepas. Tanpa menjawab Ndaru, tangan Shana terulur untuk membawa Juna duduk di pangkuannya. Malam ini, setelah acara selesai, Juna memang memilih untuk berada satu mobil dengan mereka.

"Mas Juna tidur, ya. Sudah malam," ucap Shana lembut. Dia sadar jika Juna tidak terlibat di sini.

"Mau liat tayo, Ma."

"Tapi sudah malam, Mas. Besok aja, ya?"

Ndaru mendengkus samar. Ternyata Juna nyaman berdekatan dengan Shana karena hal itu. Gadis itu menyuapnya dengan tontonan kartun kesukaan anak-anak.

"Jangan terlalu sering kasih anak saya nonton YouTube."

"Cuma lima menit, Pak. Selebihnya saya bacain dongeng."

"Saya cuma mengingatkan."

Shana mengerutkan hidungnya dan mengalihkan pandangnnya. Dia menyandarkan kepalanya sambil menepuk punggung Juna yang mulai bersandar di pelukannya.

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now