17. Kehidupan Baru

7.1K 957 87
                                    

Maaf agak lambat 🙏🏽

***

Pernikahan memang suci. Bisa ada karena rasa cinta yang memiliki. Mengikat dua manusia yang saling mencintai. Berharap akan masa depan yang saling melengkapi.

Namun, kadang kala permasalahan hidup tak bisa dihindari. Datang tanpa diminta silih berganti. Membuat manusia hanya bisa menyerahkan diri. Mencari jalan keluar tanpa berpikir dengan jernih.

Termasuk dengan mempermainkan pernikahan. Shana tahu jika apa yang ia lakukan adalah perbuatan yang tidak baik. Namun hanya ini satu-satunya jalan untuk menyelamatkan semuanya. Mengatasi semua masalah-masalah yang datang karena aksi nekatnya.

Bahkan Shana harus menunda proses produksi sequel film-nya karena berita menghebohkan itu. Tentu kerugian harus dihindari. Apa lagi hubungannya dengan sutradara Dito Alamsyah sangat tidak baik. Ingatkan Shana untuk meminta pergantian sutradara nanti.

"Selamat datang, Bu."

Lamunan Shana buyar ketika Gilang berbicara. Pria itu membuka lebar pintu rumah yang baru pertama kali Shana kunjungi.

Rumahnya dan Ndaru untuk satu tahun ke depan.

"Terima kasih," ucap Shana saat beberapa pria yang ia yakini sebagai pengawal Ndaru mulai membawa empat koper miliknya ke dalam rumah.

"Silakan, Bu," ajak Gilang pada Shana untuk masuk ke dalam rumah.

Keadaan rumah benar-benar hening. Seperti tidak berpenghuni. Abaikan perabotan lengkap yang tersedia. Pada kenyataannya, rumah ini begitu sunyi.

"Mau keliling dulu atau langsung ke kamar, Bu?"

Shana yang masih berdiri sambil memperhatikan keadaan rumah mulai menoleh. Dia tersenyum sebelum berbicara. "Langsung ke kamar aja, Mas. Saya masih capek habis salaman sama 3000 undangan."

Gilang mengangguk dan berlalu ke lantai dua. Shana mengikutinya sambil menatap liar ke segala arah. Mencoba mencari sumber kehidupan yang belum ia temukan.

"Ini kamar Bu Shana." Gilang membuka pintu kayu berwarna coklat di hadapannya.

"Ini kamar saya?" Shana menggeleng pelan. "Maksud saya, kamar pribadi saya?"

"Benar. Untuk kamar Pak Ndaru ada di depan kamar Ibu." Tunjuk Gilang pada pintu kamar di belakangnya.

Shana menghela napas lega. Sejak menginjakkan kaki di rumah ini dia dibuat khawatir dengan tempat pribadinya. Beruntung Ndaru menepati janjinya dalam kontrak.

"Rumahnya kok sepi, Mas?"

"Pak Ndaru berada di kantor."

Shana tahu. Setelah pesawat pribadi yang mereka naiki mendarat di Jakarta, Ndaru langsung memisahkan diri. Pria itu pergi dengan mobil lainnya meninggalkan Shana bersama Gilang dan beberapa pengawalnya.

Jangan harap ada bulan madu. Begitu acara pernikahan selesai, esok paginya semua anggota keluarga langsung kembali ke Jakarta. Kembali ke rutinitas masing-masing seolah tidak ada pernikahan mewah yang terjadi.

Hebat.

"Mas Juna nggak tinggal di sini?" tanya Shana ragu.

"Mas Juna masih di rumah Pak Harris, Bu. Mungkin nanti malam baru pulang."

Shana mengangguk. Dia mengerti sekarang. Tak akan ada pertanyaan lagi dari bibirnya. Sepertinya Ndaru sengaja menjaga jarak di sini.

"Ada yang Bu Shana butuhkan sebelum saya pergi menyusul
Pak Ndaru?"

Shana menggeleng. "Nggak ada, Mas. Terima kasih."

"Kalau begitu saya pergi dulu. Untuk barang-barang Bu Shana jangan khawatir, nanti asisten rumah tangga dari rumah Pak Harris akan datang membantu merapikan."

Duda Incaran ShanaWhere stories live. Discover now