N e w C h a p t e r ?

1.3K 52 0
                                    

~Dear Reader~

Taylor Swift

*

-Never take advice from someone who's falling apart-

*

New York City, United State of America | Present Day

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New York City, United State of America | Present Day

09:30 PM

Apollo semakin menyibukan diri mengurus perusahaan ayahnya-Sean. Hitung-hitung memantapkan dirinya untuk menggantikan posisi Sean sebagai kepala perusahaan. Mengingat Sean semakin bertambah tua, Alderad yang enggan mengambil posisi perusahaan, dan Aphrodit yang memilih untuk membangun perushaan sendiri. Tapi aksi menyibukkan diri ini bukan hanya untuk memantapkan dirinya sebagai kepala perusahaan baru, namun juga agar tidak terus memikirkan pernikahan Alderad dan Thena yang tinggal menghitung hari.

Di tengah kesibukannya pun, Apollo masih bisa merasakan rasa tidak nyaman. Tak jarang sekelebat bayangan pernikahan Alderad dan Thena muncul dalam kepalanya-mengganggu hari sibuknya. Apollo tidak tahu bagaimana jadinya kalau ia tidak menyibukkan diri. Pasti sepanjang hari otaknya akan terus memikirkan Thena tengah berjalan menuju Alderad yang berdiri di atas Altar.

Dari pada pergi ke Club malam, Apollo lebih memilih masuk ke dalam LaDe Café-kedai sederhana yang selalu ramai pengunjung. Entahlah, mungkin sudah cukup alkohol dan Club malam untuk beberapa tahun kebelakangan ini. Apollo harus bisa mengontrol dirinya. Belajar melepaskan dan mengikhlaskan Thena, walau sampai kapan pun, ia tidak akan pernah bisa melakukan hal tersebut.

Malam ini LaDe Café tidak seramai biasanya. Mungkin karena tiga puluh menit lagi mereka akan segera tutup. Apollo duduk di kursi dekat jendela, menunggu pelayan datang untuk mencatat pesanannya. Pandangan matanya tidak henti melihat keluar jendela. Menikmati jalanan kota New York yang tidak pernah sepi.

"Malam," sapa seorang pelayan. Perempuan berseragam merah gelap berdiri di hadapan Apollo sembari memegang kertas dan pulpen-siap menulis pesanan. "Ingin pesan apa?" tanyanya lembut. Senyum ramah memenuhi bibir wanita itu.

"Macchiato espresso."

"Ada lagi?"

"Itu saja."

Pelayan itu menangguk, lalu melangkah pergi meninggalkan Apollo. Tak lama, pelayan berseragam merah gelap kembali datang sembari membawa pesanannya. "Jika butuh sesuatu, panggil saja. Saya permisi," katanya, lalu kembali menghilang dari pandangan Apollo. Sepeninggalan pelayan itu, Apollo menikmati segelas Macchiato espresso.

Auristela dan Sean sudah pergi ke Italia. Apollo berpikir jika Alderad dan Thena pun sudah berada di negra Lo stivale. Apollo tidak tahu dengan Aphrodit. Tapi sepertinya saudari kembarnya itu akan menyusul satu hari sebelum acara. Apollo sendiri tidak yakin menghadiri acara sakral itu. Ia takut hatinya sesak. Tapi tidak mungkin Apollo tidak menghadiri pernikahan Alderad-kakaknya.

YOUR fool's Gold | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang