A P i c e O f P r i s c i l l a L i f e

646 28 2
                                    

~Lacy~

Olivia Rodrigo

*

-And I despise my jealous eyes and how hard they fell for you-

*

New York City, United States of America | LaDe Café

"Maaf sudah mengganggu waktu kerjamu hanya untuk mengantarkan aku sebuah lukisan," ujar Thena kepada Apollo yang melangkah menghampiri. Thena dan Apollo memang sudah membuat janji untuk bertemu di La Café. Café mewah bernuansa Prancis kesukaan Thena yang ada di New York.

"Tidak masalah," balas Apollo. Jujur, Apollo sama sekali tidak merasa keberatan bertemu Thena di tengah-tengah kesibukannya. Apollo malah bersyukur dan senang bisa bertemu perempuan cantik berambut pirang dan bermata hijau itu.

"Terima kasih," ucap Thena sembari tersenyum senang. "Oh ya, aku sudah memesankan café au lait kesukaanmu," sambungnya dan memberikan secangkir kopi khas Prancis yang disukai Apollo. Apollo menerimanya dengan senang hati. Hatinya menghangat kala tahu Thena masih mengingat minuman Prancis kesukaannya.

"Bagaimana liburanmu?" tanya Apollo membuka topik pembicaraan.

"Menakjubkan! Eropa akan selalu menjadi tempat yang menyenangkan untukku!" jawab Thena ceria. Baru saja kembali ke New York, tapi Thena sudah merindukan Eropa. Thena suka menghabiskan waktunya di sana, terlebih bersama Alderad-suaminya.

"Aku tahu," ujar Apollo membuat raut ceria Thena menghilang. Apollo memang tahu jika dirinya mencintai Eropa. Apollo tahu banyak tentangnya. Dan jawaban Apollo tadi membuat dugaan Thena terhadap pria itu semakin jelas. Dugaan tentang Apollo yang masih mencintainya.

"Well, mana lukisan yang aku pesan, huh?" tanya Thena berusaha mengabaikan fakta jika mungkin Apollo masih mencintainya, sekaliguus mengalihkan pembicaraan tentang dirinya agar Apollo tidak lagi mengingat masa lalu.

"Here." Apollo memberikan tote bag berukuran sedang kepada Thena. Tujuan peretemuan ini adalah hanya untuk sebuah lukisan. Thena meminta Apollo untuk melukis dirinya karena ia tahu seberapa handalnya bakat adik Alderad itu.

Thena membuka tote bag hitam yang sebelumnya diberikan oleh Apollo. Saat Thena sedang melihat hasil lukisan Apollo, ponsel Apollo terus bergetar. Takut ada hal penting, Apollo langsung memeriksa ponselnya. Keningnya mengernyit bingung kala melihat notif panggilan tak terjawab yang berasal dari nomer mansion miliknya.

Saat nomer tersebut kembali menghubungi, Apollo langsung mengangkatnya dan meminta izin kepada Thena untuk menerima telepon. Thena mengangguk dan mempersilahkan Apollo untuk menjawab panggilan telepon.

YOUR fool's Gold | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang