I t' s N o t Y o u

764 32 0
                                    

~Lonely Eyes~

Lauv

*

-There's things in myself that I see in you-

*

New York City, USA | New York Presbyterian Weill Cornell Medical Center

Priscilla mendengar sayu-suyu suara obrolan. Perlahan, Priscilla membuka matanya. Dan hal pertama yang mata coklatnya lihat adalah Auristela dan Athena yang sedang terduduk santai di atas sofa sembari berbincang.

Mata coklatnya bergerak memandang sekitar. Ini bukan kamarnya bersama Apollo. Bahkan aromanya juga berbeda. Ini seperti aroma Rumah Sakit. Priscilla berusaha bangun dari tidurnya, namun rasa nyeri sangat terasa di sekujur tubuhnya. Bahkan kepalanya juga terasa pening dan berkedut.

"Dia sudah bangun, Auristela," ujar Athena memberi tahu.

Auristela menoleh ke arah Priscilla yang sedang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Auristela bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Priscilla yang terlihat kesakitan dan bingung. Athena ikut menyusul di belakang Auristela.

"Kenapa aku ada di Rumah Sakit?" tanya Priscilla kepada Auristela. Auristela dan Athena terdiam. Keduanya bingung harus menjelaskan dari mana. Melihat raut wajah kekhawatir membuat pikiran Priscilla berputar mengingat hal terakhir yang dirinya ingat.

Priscilla ingat. Saat itu ia terbangun resah akibat mimpi buruk. Kakinya melangkah keluar mencari Anna. Ia berdiri di atas anak tangga yang panjang sembari memanggil Anna. Kakinya melangkah menghampiri Anna, lalu terjatuh, dan setelah itu.... semua menggelap.

"Bayinya tidak apa-apa kan?" tanya Priscilla cepat kepada Auristela dan Athena. Kedua wanita seumuran itu tetap bungkam. Namun raut wajah Auristela sudah bisa menjelaskan semua. Perlahan, buliran air mata turun dari mata coklatnya.

"Priscilla," ujar Auristela serak. Tangannya mengelus lembut kepala Priscilla. Mata birunya ikut berkaca-kaca. Auristela adalah seorang Ibu. Ia paham bagaimana perasaan Priscilla saat ini. Kehilangan adalah rasa terberat dalam hidup.

"Tidak apa sayang. Aku tahu rasanya berat, tapi kau harus tetap kuat," sambung Auristela sembari menghapus air mata yang keluar di ujung matanya. Priscilla tidak menanggapi ucapan mertuanya. Priscilla hanya ingin menangis untuk saat ini. Mengeluarkan rasa sakit yang mencekik hatinya.

Entah apa yang lebih membuat sedih. Kehilangan bayi yang dikandungnya atau kehilangan Apollo. Pernikahan yang terjadi antara dirinya dan Apollo bukan karena cinta, namun karena bayi yang ada di kandungannya. Yang tadinya ada. Bukankah ini artinya Priscilla akan kehilangan Apollo juga?

Auristela mencium kening Priscilla. Tangan lembutnya menghapus air mata yang terus-terusan menetes. "Aku akan menyusul Apollo untuk segera kembali," ujarnya, lalu berjalan menjauh. "Athena, aku titip Priscilla," lanjutnya sebelum keluar meninggalkan ruang inap.

YOUR fool's Gold | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang