Chapter thirty five ~~

6.1K 836 42
                                    

Jam istirahat berbunyi. Membuat Rigal yang tengah kelaparan segera beranjak dan berjalan menuju kantin.

Sebelum keluar, Alvin dan Rui datang untuk mengajaknya ke kantin bersama. Alhasil mereka berjalan bersama dengan Rigal sebagai pemimpin jalan.

"Ekhm.. dibayarin kan bang?" Alvin berujar sambil tersenyum lebar.

Rigal menghela nafas tak menjawab.

"Iya dong~" balas Rui dengan nada dingin yang dibuat-buat.

Alvin menatap Rui sinis. "Nggak cocok lo begitu!"

"Bodoamat!" Rui melengos pergi dari hadapan Alvin sambil berlari kecil menyusul Rigal.

"Rigal~ tunggu dedek Rui" teriaknya.

Alvin dibelakangnya, bergidik ngeri. "iiuuu" lalu mengejar keduanya.

Sampai di kantin, Rigal segera memesan makanannya. Mengambil duduk disalah satu kursi yang kosong dengan tatapan dingin.

Rui dan Alvin pun mengikuti Rigal, dan duduk dengan anteng disana. Tak lama pesanan mereka datang. Rigal segera memakan makanannya, diikuti oleh Alvin dan Rui. Mereka makan dengan tenang. Sampai beberapa pemuda datang dimeja mereka dan menganggu acara makan yang tenang itu.

"Si cupu disini ternyata" ujar salah satu pemuda dari 6 pemuda yang menghampiri mereka.

Sementara yang disebut cupu segera berdiri. "Mata lo cupu! mending lo liat deh penampilan ganteng gue, gue nggak cupu tau!" Teriak Alvin keras.

Matanya melirik ke arah Rigal yang nampak tak terganggu dengan keributan yang dibuat.

"Oh? tadi dikelas, dia nggak berani teriak loh bos.."

Mendengar itu, Alvin menelan ludahnya susah payah. Memang benar, sebelumnya Alvin diam tak melawan saat mereka memanggilnya cupu, tapi disini ada Rigal, Alvin tidak ingin terlihat cupu di depan Rigal.

Alhasil dia berani berteriak menyangkal seperti tadi.

Melihat Alvin yang sedikit ketakutan, Rui segera berdiri dan membela.

"Dasar bajingan! pergi sana!" Rui menatap nyalang pemuda-pemuda itu.

"Alvin itu nggak cupu. Lebih baik kalian pergi dari sini daripada kena masalah yang lebih besar!" Lanjutnya sambil melirik ke arah Rigal.

Salah satu pemuda itu menatap Rui tajam. "Masalah? bos gue itu pemilik sekolah kali! nggak bakal ada masalah sama hal ini!"

Rui menatap Alvin sambil melotot.

'Kenapa nyari masalah sama pemilik sekolah sih?'

Alvin menatap Rui memelas.

'Mereka duluan yang gangguin gue..'

Rui menghela nafas lalu kembali melirik Rigal untuk meminta pertolongan.

Jujur saja, Rui merasa ngeri ketika berhadapan langsung dengan orang kaya.

"Ayo.. mending sekarang selesaiin ini dengan lo jadi babu gue" ujar tuan muda Wei sambil menatap Alvin dengan senyuman.

Alvin menatap sinis tuan muda Wei itu. "Ogah!" Tolaknya mentah-mentah.

Teman si tuan muda menggeram rendah karna merasa marah dengan penolakan Alvin.

"Lo harusnya bersyukur karna jadi babu tuan terhormat kaya bos Wei!" Teriaknya marah.

Tuan muda Wei mengangkat satu tangannya, kode untuk temannya diam. "Kemauan lo bakal gue turutin kalo lo jadi babu gue"

Alvin membuang muka enggan menatap tuan muda Wei, dan malah menatap Rigal yang juga tengah menatapnya datar. Alvin menyengir, lalu memasang wajah menyedihkan.

RigalaWhere stories live. Discover now