Chapter seventeen ~~

10.3K 1.1K 58
                                    

(Don't forget to vote and comment, readers! And sorry for typo)

Satu minggu sudah terlewat sejak dimana Rigal melihat bocah tawuran. Hidupnya selama satu minggu ini juga sangat damai karna hanya berdiam diri di apartemen. Alasannya dirinya hanya berdiam diri karna sekolah mendadak diliburkan satu minggu penuh karna suatu kasus yang bisa dibilang dirahasiakan oleh pihak sekolah.

Rumor mengatakan, tidak terjadi apa-apa sewaktu terakhir kali. Dan jika tidak terjadi apa-apa, kenapa pihak sekolah menutup sekolah dalam waktu lama, dengan alasan kasus yang bahkan tidak diketahui oleh satu pihak pun?

Rigal menghela nafas, sebenarnya ia malas mencari tau. Tapi karna penasaran dirinya membobol semua cctv disekolah dihari terakhir sebelum ada pengumuman libur.

Deretan huruf dan angka Rigal pencet dengan cepat hingga rekamannya benar-benar keluar.

Disana sorang siswi dibunuh tepat di lorong gedung IPA oleh seorang siswa yang familiar dimatanya.

Rigal menatap datar rekaman itu. Bocah itu ternyata seorang pembunuh?

Biar Rigal dengar apa percakapan terakhir mereka.

"A-aku hamil Jav.."

"Geana.. asal lo tau.. malam itu, gue nggak sengaja lakuin itu"

Siswi itu- Geana menunduk mendengar penuturan siswa didepannya.

"T-tapi ini anak kamu Jav.. darah daging kamu.." Air mata Geana berjatuhan sambil menatap siswa - Jav dengan sedih.

"Maaf.. aku belum siap, Geana."

Mendengar itu, Geana menatap siswa itu dengan tatapan marah. "Bajingan! Kemarin kamu bilang dan janji kalo aku hamil kamu bakal tanggung jawab!! sekarang apa?! pengecut! kamu ingkarin janji itu, JAVI! Brengsek! aku bakal bilang sama papa dan mamah kamu kalo aku lagi mengandung anak kamu!" Seru Geana dengan mata memerah.

Javi menatap Geana datar. "Sorry Gea, tapi lo nggak bakal bisa ngomong sama mereka"

Geana menatap Javi benci. "Kenapa nggak?! sekarang juga aku bisa-AKHHHHHHHHH!"

"Nggak bisa. Karna lo bakal mati hari ini juga.."

Geana berlutut memegangi perutnya yang ditusuk oleh Javi. Rasa menyesal dan kecewa menggerogoti hatinya.

"K-kamu.. bakal dapet karma karna udah lakuin ini ke aku dan anak yang ada dikandungan aku, Javi.. a-ku sumpahin kamu nggak bakal bisa punya anak lagi setelah kamu bunuh janin ini!" Ucap Geana dengan lirih sebelum menutup mata selamanya.

Javi menatap datar mayat Geana, kekasihnya. Lalu mengambil ponsel dan menelepon seseorang.

"Bereskan kekacauan ini disekolah. Hilangkan barang bukti dan sogok pihak sekolah untuk tidak mencari tau. Apa kalian paham?!"

Setelah nya Javi pergi dengan santai.

Tangan Rigal terkepal erat. Rigal memang acuh terhadap wanita, dan dia tidak peduli dengan itu. Namun entah kenapa melihat janin itu melebur kembali dan hilang membuat dirinya marah.

Segera ia mengambil setelan outfit serba hitam dan berlalu pergi dengan dengan aura suram.

Bodoh! kenapa baru mencari tau?! Batin Rigal geram pada dirinya sendiri.

Sampai didepan mansion besar, Rigal dengan cekatan masuk tanpa diketahui bodyguard atau penjaga satupun.

Masuk dengan hati-hati, dan berjalan ke arah ruangan yang ia yakini kamar si brengsek.

RigalaWhere stories live. Discover now