Chapter forty three ~~

4.5K 614 112
                                    

VOTE!



"Saya pulang" Rigal berjalan masuk ke mansion dengan langkah sedikit tegas.

"Rigala anak papa~" Zitto menyambut Rigal dengan  berlari kecil ke arah Rigal dan segera memeluknya. Dia memang sudah menunggu Rigal pulang sejak makan malam. Niatnya mau mengadu, dan membuat pelajaran pada Jeandra yang sudah membuatnya kesal.

Zitto tau, yang berani dengan Jeandra hanya Rigal seorang. Tentu saja karna Jeandra walau sudah tua memiliki fisik yang tegap dan menyeramkan.

Melihat wajahnya saja, semua orang mungkin akan berlari menjauh. Ditambah tekanan aura yang sama beratnya dengan Rigal, membuatnya benar-benar ditakuti.

Sejujurnya Zitto juga takut, sih. Tentu saja karna umurnya dan umur Jeandra berbeda sedikit jauh. Mungkin sekitar 9 tahun jaraknya? biar Zitto ingat, umurnya sekarang 37 tahun, sedangkan Jeandra 46 tahun.

Tentu saja jika beradu fisik, Jeandra akan jauh lebih unggul. Begitu pikiran Zitto.

"Kenapa?" Tanya Rigal datar.

"Balesin dendam papa dong sayang~ papa lagi kesel banget sama ayah kamu!" Katanya berseru.

Rigal hanya diam, membuat mata Zitto lantas memicing tajam. "Jeandra sialan itu bikin papa kesel tau! masa kamu nggak mau bantu papa sih?!" tanyanya menggebu.

Rigal hanya mengangguk dan menuntun Zitto ke arah sofa.

"Kesel?" Tanya Rigal lagi.

Zitto menganggukkan kepalanya. "Iya!"

"Sudah pulang?" Kata Jeandra yang baru saja datang dengan kopi ditangannya.

Rigal hanya mengangguk pelan mendengar pertanyaan Jeandra.

"Sana lo! ngapain kesini?!" Sewot Zitto sambil memeluk Rigal dari samping. Matanya menyorot Jeandra sinis.

Jeandra hanya menghela nafas lelah sebelum duduk disofa. "Ngapain duduk disitu?!" Zitto berseru garang.

"Maaf" kata Jeandra dengan intonasi rendah sedikit lembut.

Zitto mengabaikan ucapan Jeandra dan malah mengendus dada bidang putranya yang berlapis kemeja. "Kamu kok masih wangi banget Gal? padahal udah malem loh ini" kata Zitto sambil menatap putranya heran.

Rigal hanya berdehem sebagai jawaban.

Mendengar deheman Rigal, Zitto lantas berdecak. "Heran deh. Nggak bapaknya nggak anaknya, kenapa sama-sama jadi kulkas berjalan sih?!" Zitto menggerutu kesal.

Rigal dan Jeandra hanya diam tak membalas. Tatapan datar itu sama sekali tidak berubah.

"Maaf" Satu kata lagi dari Jeandra, membuat Zitto akhirnya menatap sang empu. "Meef" jiplaknya mengejek.

Jeandra pun menghela nafas pelan. "Sini" kata Jeandra sambil mengambil Zitto dari Rigal.

"Apaan sih! gue nggak mau, gue mau sama anak gue! lepasin bangsul!" Teriak Zitto sambil berusaha mengeratkan pelukannya pada Rigal. Jeandra yang tenaganya tak kalah kuat hampir membuat Zitto lepas, hingga Zitto akhirnya menatap Rigal memohon.

"Jangan lepasin papa please. Papa nggak mau sama bajingan ini"

Rigal menatap Jeandra datar. "Diam, ayah" Rigal mendesis dingin. Matanya menatap Jeandra penuh peringatan.

"Brisik" balas Jeandra ketus. Tak mengindahkan Rigal yang sekarang sudah menekan aura beratnya.

Srett.

RigalaWhere stories live. Discover now