Chapter sixteen ~~

10K 1K 33
                                    

Rui menatap Alvin yang tengah memakan jajanan miliknya dengan nikmat. Sesekali terkekeh kecil saat melihat ekspresi Alvin yang sedang kepedasan atau keasinan karna makanannya.

Namun beberapa waktu kemudian, Rui teringat sesuatu.

"Sat, lo kenapa bisa punya masalah sama kakak gue?" Tanya nya penasaran.

"Siapa kakak lo?" Balas Alvin bingung.

"Leta"

Alvin mendelik, jajajan yang berada ditangannya sampai ia lempar ke samping. "Si cengeng itu ternyata kakak lo?!" serunya kaget

Rui mengangguk sambil menggaruk tengkuknya. "Iya kakak gue.. walaupun gue ogah ngakuin sih"

Alvin menyerngit. "Kenapa?"

"Ya gitu.. cengeng. Dia juga buat gue dihukum terus sama ayah gue!" Dengus Rui kesal.

Alvin tertawa. "Hahaha... Sama kaya gue dong jing? bedanya kalo gue mulai dijauhin sama sahabat gue karna kakak lo"

Ucapan Alvin membuat Rui menatapnya bingung.

"Siapa sahabat lo?"

"Si kembar, Revan sama Revin"

Rui menganggukkan kepalanya. "Gue baru tau.."

"Lo kan murid baru" ujar Alvin datar.

"I-iya sih.. terus bisa ceritain yang tadi nggak? persahabatan lo sama sikembar plus Leta yang bikin lo dijauhin mereka"

Alvin mengangguk. "Dari mana nih?"

Rui mengangkat bahunya acuh. "Nggak tau gue"

Alvin mengelus dagunya. Lalu mulai menceritakan cerita itu. "Jadi, dulu itu gue sahabatan sama sikembar. Tepatnya waktu SMP. kita juga janji bakal masuk SMA bareng-bareng waktu itu.. tapi nggak lama setelah kita keterima jadi siswa SMA, salah satu dari si kembar ngebawa Leta di persahabatan kita.. gue awalnya nerima dia karna dia keliatan anak baik-baik, tapi lama-lama gue sadar, si Leta ini ngadu domba gue sama si kembar tanpa gue tau alasannya apa. Dia sering nuduh gue ngebully dia, juga ngomong sama sikembar, kalo gue nggak suka kehadiran dia karna ngerusak persahabatan gue sama sikembar. Padahal nyatanya gue nggak pernah sekalipun ngebully atau nggak suka sama kehadiran dia.. ya bisa dibilang, dia itu cewek yang paling nggak tau diri menurut gue. Udah diterima dengan baik malah bikin ancur semuanya. Tapi karna gue anaknya baik dan sangat pengertian, gue akhirnya beneran ngebully dia deh sampe mampus.. dan ya.. sikembar yang ngeliat gue bully Leta, sekarang secara terang-terangan musuhin gue. Tapi ya udah lah, Toh sekarang gue nggak butuh mereka lagi. Udah ada bang Rigal disamping gue"

Penjelasan dan kalimat terakhir Alvin membuat Rui yang semula memasang raut serius dan kasihan menjadi sinis penuh permusuhan.

"Rigal di samping lo?! mimpi ya?!" Seru Rui tak terima.

Alvin menatap Rui songong. "Wah, lo nggak tau ya? tadi bang Rigal belain gue di depan keluarga angkat gue.. bang Rigal bilang, kalo mereka masih gangguin gue, bang Rigal bakal ratain mereka" Ujar Alvin sombong

Rui melotot. "Boong! nggak mungkin Rigal belain lo!"

Alvin menatap Rui jengkel. "Gue beneran, nggak boong! nih kalo nggak percaya- Alvin membuka histori teleponnya dengan Rigal dan menunjukkan nya pada Rui

Liat nih!"

Melihat itu Rui segera membuka teleponnya. "Nih! Rigal juga pernah nyelamatin gue dimansion, waktu gue dihukum cambuk sama ayah gue!"

Kini giliran Alvin yang melotot. "LO?!"

Rui tersenyum puas. "Wle!" Lalu berlari menjauh dari Alvin.

"SIALAN LO!" Jujur saja, Alvin cemburu. Ternyata bukan dia satu-satunya...

RigalaWhere stories live. Discover now