Chapter twenty three ~~

8.7K 975 39
                                    

vote nya?

Hari sudah pagi, tapi Rigal belum juga beranjak dari tempat tidurnya. Semalam, Rigal benar-benar menginap disana.

Dan alasan Rigal belum juga beranjak karna mimpi yang menganggu. Si bodoh Rigal menyuruh Elvian kembali pada UL geng untuk dirinya.

Tapi Elvian enggan, toh saat ini juga dirinya bukan lagi bagian dari UL geng tapi masih bertanggung jawab pada semuanya kan?

Rigal 'asli' benar-benar bocah tidak tau diri. Dia sudah membawa dirinya(Elvian) hidup lagi. Menyuruhnya mengatasi masalah yang ditinggalkan, juga musuh keluarga dan geng yang berterbaran dimana-mana. Lalu sekarang?

Sial!

Padahal jika Elvian mati, dia bisa bertemu dengan ibunya di surga?

Di surga?

Entahlah, Rigal- Elvian ragu kalau dia benar-benar di terima disana. Tapi yang jelas, jika dia tidak hidup ditubuh Rigal, dia tidak akan merepotkan dirinya untuk mencari satu persatu musuh Adinata juga UL geng.

Sedang bergulat dengan pikirannya, suasana ramai tercipta diluar sana. Rigal mengerutkan keningnya, lalu menghela nafas.

Pengganggu sialan!

Beranjak dengan malas dan berjalan keluar.

Sedangkan diluar, Ares, Althan, Fei, Riku, Angga, Jun, dan Sergio tengah beradu mulut.

Mereka adalah bocah tengil diantara bocah tengil lainnya. Hanya kurang kehadiran Andra, mereka sudah pantas disebut bokem geng.

"Sialan lo Fei! jangan main curang dong anjing!" Seru Althan tak terima.

"Bener tuh! jangan curang dong!" Jun dan Sergio dengan serempak berseru membenarkan Althan.

"Heh curut! kalah mah kalah aja kali." Balas Ares sinis. Dia kelompok Fei, jadi dia harus membela Fei.

"Nggak bisa lah! Fei curang tadi.. lo kan liat sendiri, masa lo belain Fei sih!" Ujar Jun pada Ares.

Ares tersenyum lebar. "Siapa yang nggak mau makan dua porsi?" ujarnya tengil.

Sergio berdecih sinis. "Yaudah sana! makan aja tuh makanan haram.. biar perut lo sakit perut sampe melilit terus mati!"

Ares melotot. "Brengsek lo! kok ngomong nya gitu sih?!" Kesal Ares.

Sergio mengangkat bahunya acuh. "Bodoamat!"

"Gini aja deh, mending lo semua jangan makan makanan ini, nanti sakit perut. Biar gue aja yang ngabisin.. secara kan gue nggak ikutan ribut" Riku dengan bangga maju mencoba menengahi.

Plak

Plak

Plak

Plak

Plak

Ares, Althan, Fei, Jun, Angga juga Sergio menggeplak kepala Riku.

"KAMPRET LO SEMUA!" teriak Riku saat merasakan kepalanya berputar.

"Gue juga nggak ribut tuh! tapi nggak kaya lo yang mencari kesempitan dalam kesempatan!" Ujar Angga sambil bersedekap dada.

Riku mendengus. "Dasar bocah-bocah brengsek!" Umpat Riku lirih.

"NGOMONG APA LO?!" Teriak semuanya.

Riku menggeleng panik. "Nggak nggak! gue nggak ngomong apa-apa sumpah!"

Aidan, Lion, Sadeva, Zoire, dan semua anggota UL hanya menatap mereka dengan malas. Sudah menjadi rutinitas semenjak masuknya Aidan dkk ke UL.

"Brisik!" Rigal menatap mereka semua dingin. Tatapan kosong dan suram itu membuat anggota terdiam kaku ditempatnya masing-masing.

RigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang