Chapter fifty seven ~~

2.8K 425 76
                                    

"Lion, ya" gumam Kai sambil terus berlari menuju satu geng lagi. Untuk Elo, pemuda itu ia titipkan kepada temannya dihutan.

Sebagai saksi, Elo akan sangat berguna.

Sampai di markas UL, Kai segera masuk. Kai lalu terdiam sesaat melihat mereka semua sedang menangis. Keadaan mereka, jelas sangat baik.

Maksud Kai adalah keadaan fisik mereka yang utuh.

"Hiks.. b-bang Tristan hiks.. bang Delano hiks.. k-kenapa mereka ninggalin kita cepet banget hiks.."

Kai mengerti. Pasti dua bocah yang disebut bocah-bocah itu adalah korban yang berada di rumah sakit. Tapi untuk rasa penasaran Kai, dia mendekat dan langsung bertanya.

"Siapa Lion?"

Mereka semua berdiri sambil menatap Kai terkejut.

"L-lion?" Beo Andra.

"Bang Lion?" Celo berdiri dengan sigap.

"Kenapa sama Lion?" Tanya Arseno yang matanya masih memerah.

"Dia membantai Aretha" ujar Kai mengejutkan mereka.

Pembantaian?!

"Nggak mungkin!!" Sangkal Celo langsung.

"Dia benar-benar membunuh mereka! sial! dimana dia tinggal?!" Kai mendekati Arseno dengan langkah berat. Mencengkram erat pundak ketua UL itu, sambil menatapnya lurus.

Sementara Arseno terdiam mematung. "Lion.. dia udah nggak disini. Dia udah dikeluarin sama Mada dan sampe sekarang dia nggak pernah ada kabar. Kita udah nggak tau dimana dia tinggal"

Mendengar itu, Kai berlari cepat meninggalkan UL yang lagi-lagi merasa nanar. Apa lagi ini?! kenapa masalah datang bertubi-tubi? dimulai dari hilangnya Mada, perkelahian dengan begitu banyak pasukan, kematian beberapa inti dan anggota, dan sekarang terjadi pembantaian Aretha karna Lion. Mantan inti, mereka.

Ada apa dengan hidup mereka sekarang?!

"Berantakan! cih" Gumam Ares sebelum berjalan menjauh dari sana.

***

"Apa karna dia mantan anggota UL, sehingga dia tidak membunuh mereka?" Gumam Kai sambil terus berjalan tegas diatas aspal. Pikirannya melayang pada semua permasalahan yang terjadi disekitar tuannya.

Kai sesungguhnya lebih baik menemani tuannya berburu beruang kutub dipulau es daripada menyelesaikan banyak teka-teki yang ada sekarang.

Itu sangat menguras otak dan tenaganya.

Ayolah, Kai itu tidak sepintar tuannya.

Kai hanya shadow yang pandai mencari informasi samar dan bertarung.

"Sial. Kemana lagi sekarang?" Gumam Kai sebelum matanya menangkap satu kelinci kecil di pinggir jalan.

Dia lantas berbinar cerah sambil menatap kelincinya itu lapar.

Kai lupa mengisi perutnya dengan daging segar karna sudah terbiasa makan makanan matang seperti apa yang tuannya makan. Kai sampai lupa merasakan sensasi segar dalam mulutnya, karna itu.

Sekarang Kai akan merasakannya lagi. Sehingga dia dengan tergesa berlari cepat menuju kelinci itu dan menangkapnya. Bergegas ke sungai untuk membersihkan bulu-bulunya, dan mengeluarkan semua kotorannya, sebelum memakannya dengan lahap.

Grrhhhhh

"Akhirnya.. perutku akhirnya terisi" gumam Kai sebelum melanjutkan perjalanannya mencari Rigal.

Tak sadar dua orang pria dewasa melihatnya dari awal dan sukses dibuat gemetar karnanya.

"Astaga! aku hanya pemburu hantu, bukan pemburu siluman serigala" Kata pria itu sambil menelan ludahnya.

RigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang