Chapter forty nine ~~

2.6K 474 56
                                    

Pawai berjalan dengan sangat lancar. Mereka mengelilingi kota dengan gembira, walau sedikit di bumbui sedikit masalah dengan para warga yang merasa terganggu dengan kebisingan mereka.

Mereka sebenarnya melewati jalan raya, dan tidak mendekati pemukiman yang akan menganggu kenyamanan mereka.

Juga Aretha begitu mematuhi peraturan lalu lintas. Tidak melanggar dan begitu tertib, dan tidak membuat suatu keributan apapun. Mereka hanya berjalan lurus dengan aura anggun khas Aretha.

Tetapi mengapa orang merasa terganggu dan tidak menyukai mereka?

Berbicara tentang masyarakat, mereka sepertinya akan selalu salah dimata mereka ketika menjadi anak geng motor!

Meski kesal, mereka hanya membalas cibiran orang dengan senyum menawan dibalik helm. Rigal akan marah ketika mereka meladeni ucapan tidak penting para masyarakat.

Justru ketika mendapat cibiran Rigal berkata bahwa tunggu sampai besok, Aretha akan dicari. Sedangkan anggota saja tidak paham apa yang Rigal maksud.

Pikiran Rigal berbeda dengan pikiran mereka. Mereka secara alami tidak bisa menjangkau seseorang yang jenius hanya dengan mendengar perkataannya.

Untuk itu, para anggota hanya bisa menunggu kejutan apa yang akan terjadi esok hari.

"Kembali ke markas" Perintah Rigal segera dipatuhi oleh mereka. Jam menunjukkan pukul dini hari, yang artinya beberapa jam lagi matahari akan terbit.

Rigal tidak mau anggotanya akan kelelahan esok harinya. Jadi pawai dihentikan dan mereka berbondong-bondong kembali ke markas dengan hati senang.

Walau hanya berkeliling beberapa jam, mereka menunjukkan raut bahagia. Membuat Rigal puas.

Rigal kembali menjalankan motornya berniat pulang ke mansion. Tangannya kebas, namun raut wajahnya tetap tegas seperti biasa.

Dia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Namun sesaat sampai di perempatan jalan, mata Rigal terbelalak melihat mobil yang tak asing menyergapnya dari depan.

Rigal menggeram rendah. Lalu tak lama,

Brakk

Rigal terguling-guling jatuh dari motornya.

Boom!

Duar!!

Srett

Mobil meledak dengan sangat keras. Membuat Rigal terpental ke depan dengan hebat. Wajahnya masih tidak menunjukkan ekspresi, tetapi nafasnya memberat karna retaknya semua tulang.

Rigal menatap sayu mobil yang masih berkobar hebat didepan sana.

"A-adinata. H-harusnya.. gue.. ugh.. b-bunuh mereka" gumam Rigal sebelum kesadarannya terenggut.

Tak lama menutup mata, para polisi berdatangan. Para warga berkumpul mengerumuni lokasi. Sedangkan motor Rigal, jauh dari letaknya jatuh karna ledakan mobil terakhir.

Tak lama menutup mata, seseorang datang dengan tatapan dingin. Dia membopong tubuh Rigal dengan susah payah, dan pergi diam-diam.

***

Sementara dimarkas Aretha, pada anggota menjadi heboh dan panik setelah Ibra menuturkan berita kecelakaan di perempatan jalan yang tak jauh dari markas mereka.

Niat istirahat mereka pupus karna rasa khawatir.

"BANG GAWAT!! ABANG ABANG BANGUN BANG!! KETUA KECELAKAAN!" Teriakan Ibra membuat anggota yang hampir tertidur kembali membuka mata dengan terkejut.

"SEGERA KESANA!!" Alex yang paling panik! dia adalah ibu bagi Aretha, yang mana hatinya paling sensitif dengan kata kecelakaan dan kehilangan.

Dia dengan mata memerah siap tumpah berseru dengan tak sabar.

RigalaWhere stories live. Discover now