Chapter fifty two ~~

3.3K 441 101
                                    

Rigal menyusuri hutan dengan santai. Tatapan matanya terfokus pada jalan yang dipijaknya, namun sesekali melihat sekeliling yang begitu sepi.

Dia berjalan jauh dari rumah Sergio. Masuk dan masuk ke dalam hutan, membuat pencahayaan menjadi minim karna rimbunnya dedaunan pohon yang menjulang tinggi.

Nafas Rigal masih beraturan, tak sedikitpun dia merasa lelah. Tetapi melihat pohon besar yang berdiri tak jauh darinya, Rigal menatap minat.

Tersenyum tipis lalu berjalan ke sana. Duduk, lalu menutup matanya karna merasa tenang.

"Gue pengen balik. Tapi sulit buat gue keluar dari ketenangan ini" gumam Rigal sebelum kesadarannya terenggut dan tertidur disana.

***

"Biar paman yang nyari Rigala.. paman janji Rigala bakal baik-baik aja. Sekarang lebih baik kalian pulang ya"

"Janji ya paman?" Alvin, Rui dan Gara menatap Zitto menuntut. Membuat Zitto lantas tersenyum manis. "Paman janji!"

Alvin, Rui dan Gara dengan kompak ikut tersenyum. Hendak membuka suara, Rui mengurungkan niatnya sesaat melihat banyak orang tiba-tiba datang dan berkumpul disekitar mereka.

"Apa tujuan kalian berkumpul disini?" Tanya Edgar yang juga masih ada dilokasi. Dia berdiri sedikit jauh dari lokasi Zitto dan ketiga bocah itu. Tetapi suaranya masih menjangkau kesana karna tegasnya suara yang dimilikinya.

"Kami mendengar kecelakaan ketua Aretha!" Kata seorang pria yang mewakili para warga yang berkumpul.

"Lalu?" Dahi Edgar berkerut bingung. Darimana mereka tau Aretha?

"Kami adalah warga yang tinggal dipinggiran kota jalan kedua dan ketiga!" Serunya membalas.

Edgar berkedip lalu tersenyum setelah mengingat mereka.

"Saya ingat!.. lalu untuk apa kalian berkumpul disini? area ini adalah area tempat berkumpulnya orang-orang yang hendak mencari ketua kami. Kalian harusnya pergi dari sini karna akan menganggu mereka!" Kata Edgar dengan tegas.

Sementara pria paruh baya segera maju dan berseru. "Kita akan ikut mencari!"

"Setuju! bagaimanapun juga, masalah kami terpecahkan karna Aretha. Kami harus membalas budi!"

"Iyain aja bang.. tapi jangan disini semua. Siapa tau ketua kepental sampe ke benua lain, mereka nyari aja disana." Langit memberi saran.

"Betul tuh.. disini udah banyak sama anggota kita. Ditambah empat bocah dari UL juga ikutan" kata Alex menimpali sambil melirik Arseno, Xion, Delano, dan Minhyuk yang berdiri tak jauh darinya. Keempatnya adalah inti UL yang berniat mencari Rigal bersama mereka.

Edgar pun akhirnya mengangguk setuju. "Boleh. Tapi jangan cari disini semua, ya. Sebagian dari kalian cari didaerah sebelah atau dibenua lain. Karna ya.. ketua kami itu kuat. Siapa tau dia punya kekuatan buat kepental sampe kesana.." Kata Edgar dengan raut bijak.

Tetapi.. polos.

"Baik! kami akan mencari ketua Aretha ke hutan daerah sana!" Sebagian segera membubarkan diri. Kini tersisa beberapa orang dan beberapa anggota Aretha juga UL, Zitto, dan ketiga curutnya.

"Kamu siapa nak?" Tanya Zitto penasaran.

Edgar menoleh menatap Zitto. "Saya Edgar. Anggota Aretha"

Zitto terdiam. Dia tidak tau Aretha.. maksud pertanyaannya adalah dia siapanya anaknya?

Tetapi ya sudahlah.

".. Begitu" Zitto menganggukkan kepalanya.

"Om sendiri siapa?" Tanya Langit sambil sesekali melirik tiga bocah yang sedang menatap bergantian mereka dengan tatapan polos.

RigalaWhere stories live. Discover now