Chapter fifteen ~~

10.5K 991 30
                                    

"Presdir.. manager keuangan terus melapor jika seseorang membobol sistem keamanan kita.. sudah 4 kali uang perusahaan diambil dengan jumlah yang sangat banyak.."

Pria tua yang dipanggil Presdir menatap bawahannya dengan tajam. "Kita memiliki banyak hacker hebat, bung! hanya satu sampah saja apa sangat sulit menangkapnya?" Tanya pria tua itu tak percaya.

Asisten pria tua itu menggeleng. "Bahkan lebih sulit menangkapnya daripada buronan polisi yang telah kabur 15 tahun lalu, Presdir." Balasnya berlebihan.

Pria tua itu memijat pangkal hidungnya. "Kita kembali kesana. Siapkan jet pribadi sekarang, Troy!"

"Baik Presdir!" Asisten pria tua itu segera berbalik dan keluar dari ruangannya.

'Bajingan kaparat!'

***

Rui menatap nyalang ayah nya. Dia selalu saja seperti ini.. pilih kasih! Padahal Rui adalah anak bungsu, yang mana logika mengatakan bahwa dia yang harusnya di manja dan disayang. Bukan si sulung seperti Leta yang harusnya disayang sebegitu besarnya oleh sang ayah.

"Rui nggak pernah nyakitin dia, ayah!"

Galang Mahatama- Ayah Rui menatap anak bungsunya datar.

"Jangan mengelak saat bukti sudah sangat jelas, Rui" ujar Galang marah.

Rui menatap ayahnya tak percaya. "Jelas apanya ayah? disini cuman ada aku sama dia. Jadi nggak ada bukti kuat bahwa aku salah disini.. Dan aku.. juga nggak pernah bohong sama ayah.. ayah coba inget-inget ya? siapa yang lebih banyak bohong sama ayah selama ini.. jangan nutup mata ayah, sama aku ayah terus nutup mata, tapi kali ini aja, tolong gunain mata dan hati ayah.. aku juga.. anak ayah. Aku anak kandung ayah, yang lahir dari rahim bunda. Aku anak bungsu Mahatama.. sedangkan dia-"

Rui menunjuk Leta yang tengah menangis histeris.

"Dia kakak aku ayah.. tapi kenapa dia selalu nangis dan nyalahin aku? dia juga udah ambil apa yang aku punya.. ayah, aku ini adiknya.. tapi kenapa dia nggak pernah nyoba ngalah buat adiknya?.. asal ayah tau, bungsu nya itu aku.. bukan kak Leta. Leta memang perempuan, aku bisa lindungi dia kalo dia mau.. tapi dia, sama sekali nggak hargain aku sebagai adiknya, dia lebih sayang temen-temennya dan lupain aku yang adik kandungnya. Apa aku nggak boleh marah? aku nakal dan deketin kak Leta karna aku mau deket sama kak Leta, ayah.."

Ucapan panjang Rui membuat Galang menatap Rui iba. Dia memang salah selama ini, dia pikir perempuan adalah mahluk yang lemah dan rapuh. Alasan Itulah yang membuag Galang lebih memprioritaskan Leta, anak pertamanya.

Untuk Rui, Galang percaya anak itu kuat. Buktinya sudah berulang kali Galang memberi hukuman cambuk, Rui tetap sehat dan riang seperti biasanya.

Sedangkan Leta? hanya jatuh tersandung saja menangis histeris seperti itu..

Jadi Galang bahkan tidak akan ragu memarahi Rui padahal dirinya tau Rui tidak bersalah.

Selain karna desakan sang istri, Galang juga tidak bisa melihat seorang perempuan menangis karna masa lalunya.

Galang sadar bahwa dia salah, tapi dia bimbang untuk memulai kembalinya bagaimana.

Galang sudah bertindak selalu jauh.

"Rui.. pergi ke kamarmu" titah Galang datar

Rui segera mengangguk dan berjalan dengan ekspresi sedih dan kecewa.

Setelah masuk ke kamar, Rui merubah ekspresinya menjadi ceria dan melompat dengan girang.

"Yuhhu! Nggak sia-sia gue belajar acting.. huhu, coba tadi gue ngotot nyalahin Leta.. pasti ayah bakal hukum cambuk gue digudang.. Lebih baik gini deh, jadi sok tersakiti tapi aman yekan.." monolog Rui sambil tersenyum puas.

RigalaWhere stories live. Discover now