Chapter thirty nine ~~

5.5K 697 61
                                    

Maaf, disini sedikit banyak umpatan. Jadi kalian boleh lompatin kata-kata kasar dan jangan baca itu.

Sebelum itu tolong vote, komen dan follow sebagai apresiasi buat aku.

Thanks, happy reading..




"Perkenalkan nama saya Bryan Carles, biasa dipanggil Bryan. Saya pindahan dari DHS, hobi saya mengoleksi lego. Makanan kesukaan saya bakso, dan minuman kesukaan saya semua minuman yang terbuat dari coklat. Alasan saya pindah karna saya ngikutin besti saya ini. Mohon bantuannya ya"

Beberapa siswa-siswi hanya bisa melongo mendengar perkenalan cukup unik Bryan. Meski aneh, mereka tetap membalas Bryan dengan senyum.

"Cepet bro" Bryan tersenyum ke arah teman-teman barunya, tapi mulutnya berbisik ke arah Gara yang masih diam mengerjap ditempatnya.

"Perkenalkan nama saya Garaga Adinata. Teman-teman bisa memanggil saya Gara, dan mohon bantuannya ya"

Bryan tersenyum bangga melihat Gara memperkenalkan diri. Sementara pemuda yang duduk di bangku belakang dengan kepala dilungkupkan ke meja itu segera mendongak menatap Gara terkejut.

Matanya melotot horor ke arah Gara yang sekarang sudah berjalan ke arahnya.

"Lo?! ngapain lo disini?!" Serunya kesal.

Gara mengangkat bahunya acuh. "Mau ketemu Abang gue lah." ujar Gara dengan bangga.

"Lo juga kok disini? bukannya lo miskin ya?" Lanjutnya santai.

Alvin melotot mendengar pernyataan Gara. "Brengsek!" Umpat Alvin kesal, namun menyadari sesuatu, Alvin segera tersenyum aneh. "Gue kesini dibayarin Abang lo, gue juga tinggal sama Abang lo, gue juga sering tidur bareng sama Abang lo, gue juga sering di gendong sama Abang lo, gue juga sering-AKHHHH"

Gara menendang kaki Alvin keras. "Bacot!" Balasnya sewot. Matanya menatap Alvin nyalang, namun iri.

"Dasar anjing!" seru Alvin sambil mengelus kakinya. Meski kesal, tatapan puas tak bisa disembunyikan.

Alvin puas setelah melihat Gara cemburu.

"Besti, sini duduk. Jangan ngomong sama babi itu!" Ujar Bryan ikut kesal mendengar ucapan Alvin.

Gara menurut, dan berjalan ke arah Bryan yang duduk dibelakang Alvin.

"Setan lo!" Umpat Alvin pada Bryan yang mengatainya babi.

"Anak-anak!!" Guru mengambil atensi semua murid. "Pelajaran kita lanjutkan setelah istirahat" ujar guru itu sebelum melangkah pergi dari kelas.

"Yes!!" Teriak Gara girang.

"Mau ketemu Abang lo?" Tanya Bryan penasaran.

Gara menatap Bryan dengan senyum lebarnya. "Jelas dong.. yok ikut gue!"

Bryan mengangguk dan beranjak mengikuti Gara. Dia penasaran dengan sosok Abang Gara yang selalu Gara banggakan terus menerus.

Dari awal masuk SMA dan bertemu Gara, sampai berteman dan menjadi sahabat, Bryan selalu mendengar ocehan Gara tentang 'Rigala'

Bryan memang sering mendengar nama Rigala disekolah. Hal tentang Rigala yang dikenal pembuat onar, anak yang nakal, anak yang bodoh, anak geng motor, anak yang suka membolos, dan banyak hal negatif lainnya adalah hal umum disekolah sebelumnya.

Tapi sejujurnya, setelah banyak mendengar hal negatif itu, Bryan tidak pernah sekalipun melihat sosok Rigala. Atau mungkin juga pernah, Bryan tidak ingat.

Namun melihat Gara yang selalu memuja anak itu, membuat Bryan mau tak mau harus mengurangi rasa takutnya demi rasa penasaran dengan sosok anak nakal yang selalu dipuja Gara.

RigalaWhere stories live. Discover now